Pagi ini suara burung berkicau bersahut-sahutan sambil beterbangan di atas atap rumah. Indah sekali kicau burung pagi hari. Aku sebenarnya masih mengantuk. Enggan rasanya berangkat ke kantor tempatku praktek kerja. Ah, ku tepis kemalasanku, aku harus cepat bergegas supaya sampai disana tepat waktu. Semoga hari ini tidak terlalu banyak tugas dari pak Edi.
Kupercepat sarapanku dan segera bergegas berangkat. Hari ini aku dijemput Sari. Senang sekali rasanya, tidak capek membawa motor ke tempatku praktek. Tentu saja, Sari yang mengemudikan motornya.
Sesampai di parkiran yang masih sepi, semua temanku belum juga sampai. Aku menunggu di parkiran saja bersama Sari sebelum kami semua berkumpul dan berdoa bersama sebelum ke ruangan masing-masing.
Tiba-tiba, aku melihat sekelebat bayangan hitam di pojok. Ya, paling pojok parkiran ada ruangan tertutup dan digembok ganda, apa itu gudang penting kantor ini ? Tapi usang sekali, lalu bayangan tadi apa ?
Aku tak mau berhayal dipagi buta. Biarkanlah, mungkin saja tukang sapu kantor ini atau CS yang lagi lewat sana. Meskipun aku tak yakin.
"La, woe.. kenapa nglamun pagi-pagi?" si Sari mengagetkanku saja.
Aku hanya menggeleng. Ku buka HP ku, siapa tau Rama memberikan kabar. Tapi tak ada. Hanya ada pesan dari Eci. Menanyakan kabarku saja. Aku tak mungkin bercerita padanya. Biarkan aku mencari tau sendiri tentang Rama. Aku tak enak mau bertanya pada pacarnya Eci. Sudah dikenalkan masih saja cerewet, kan nggak enak sama mereka.
Ketika semua temanku datang, kami semua berdoa dan menuju ruang masing-masing. Aku dan Sari segera berlari karena ruangan kami paling belakang. Meski dekat dengan parkiran, tapi pintu belakang selalu dikunci. Kecuali pak Edi sudah datang dan membukanya. Dari semua staff di ruangan belakang, hanya pak Edi dan tukang sapu yang memegang kuncinya. Tapi tak pernah kulihat tukang sapu membuka pintu ini. Jadi terpaksa harus lewat depan.
Hari ini, tugas kami tidak ada. Kami hanya disuruh menata berkas di laci. Dan membawa sebagiannya lagi ke bagian pemeriksaan untuk ditanda tangani.
Aku dan Sari berjalan melewati lorong. Karena ruang yang biasa kami lewati menuju ruang bagian pemeriksaan sedang banyak staff yang sibuk dan banyak kertas yang di tata. Daripada mengganggu, aku dan Sari melewati lorong saja.
Lampu lorong ini cukup remang-remang. Kenapa tidak diganti dengan yang terang saja ? Aku dan Sari takut melewati ruangan ini.
"Sar, lari yuk.. ! kuat nggak kamu kalau kita lari sambil bawa tumpukan begini ?" Ajakku sambil gemetaran karena aku memang takut gelap.
"Berat nih, La !" Sari nampak kasian.
Aku memutar badan kebelakang, merasa di ikuti seseorang. Tapi tak ada. Lalu, Sari kemana ?
"Sar, woe.. malah lari duluan kampret!!" aku mengumpatnya sambil berlari mengejarnya. Dia memang keterlaluan.
"Sorry, La . Bukannya takut, tapi kebelet nih, buruan ah..!" Sari meringis, sepertinya menahan kebelet pipis deh. Oh syukurlah, ku kira dia melihat setan. Hahhhaa...
==========
Setelah kami berdua menyerahkan berkas. Kami kembali ke ruangan kami lagi. Tapi kami tak lagi lewat lorong gelap itu. Sepertinya lorong itu ruang rahasia. Mungkin pintu di samping kanan kiri nya untuk menyimpan berkas penting dan untuk rapat.
Hari ini meski tak ada pekerjaan banyak, tapi tegang banget gara-gara ditinggal lari sama si Sari. Temanku satu itu sungguh, hmmm.. pikir aja sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRIMAN ( TAMAT )
HorrorCerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang dikembangkan. Ada beberapa part yang bukan merupakan kisah nyata, hanya pendukung saja supaya alurnya lebih panjang. Kisah ini perpaduan antara persahabatan, cinta, dan makhluk ghaib. Latar cerita ini...