Suasana selepas hujan di area pegunungan membuat jalanan terasa licin. Angin masih berhembus dingin. Mas Ju yang menyetir mobil, memilih menutup kaca mobil dan menyalakan AC saja.
Tak ada canda tawa yang terlontar. Mereka diam pada pemikiran masing-masing. Musik di mobil juga sengaja tak diputar. Menambah keheningan saja.
Di depan sana, jauh 500m lagi terlihat seseorang tengah berdiri di pinggir jalan sedang melambaikan tangannya. Mas Ju dan Andi yang duduk dibagian depan melihat seseorang itu. Sepertinya seseorang itu ingin mencari tumpangan.
"Di depan ada orang kayak lagi cari tumpangan deh" kata mas Ju ditengah keheningan.
"Biarin aja lah mas, gass aja..!" Jawab Lala dengan entengnya tanpa kepo seseorang yang dimaksud mas Ju.
"Tapi kayaknya ibu-ibu deh, coba menepi aja kita tanyain" Ana menimpali.
"Udah lah, An.. Kita harus pulang sekarang. Kamu tidur aja, nih aku aja merem" jawab Lala santai.
"Kalau kita gak tolong, dosa gak?" tanya mas Ju.
Semua diam menatap mas Ju.
Mas Ju memelankan laju mobilnya seperti orang yang baru belajar mengemudi saja."Tuh kayaknya beneran kasian, kita tanya dulu lah" kata mas Ju. Dia pun menepikan mobilnya kearah ibu-ibu yang melambaikan tangan tersebut.
Lalu mas Ju menanyai si ibu meski dari dalam mobil. Andi yang dekat dengan posisi ibu hanya diam memainkan ponselnya tanpa menghiraukan obrolan mas Ju.
"maaf Bu, ada yang bisa dibantu?" tanya mas Ju.
Ibu itu tatapannya kosong. Mas Ju belum curiga sama sekali. Ana yang memperhatikan dari kursi tengah juga cuma diam. Ayu sudah tertidur pulas. Sedangkan Lala memejamkan mata, sebenarnya dia belum tidur.
Ibu itu hanya menunjukkan arah dengan telunjuknya. Yang mengisyaratkan dia ingin ke arah sebaliknya dari laju mobil yang dikemudikan mas Ju. Mas Ju pun bingung harus mengantar kembali atau menolak halus.
"Maaf bu, saya mau kearah kota. Ibu bisa pindah sebelah kanan saja jika mau mencari tumpangan keatas" mas Ju memberi pengertian pada si ibu.
Bukannya menyeberang, justru ibu itu makin melotot ke arah mas Ju dan menggedor pintu mobil sebelah kiri. Artinya, di sisi tempat duduk Andi.
Ana ketakutan ,"Ibu itu diberi pengertian kenapa malah marah sih? ngeri banget deh tatapannya" kata Ana dengan gemetar.
Lala kemudian bangun dan melihat jika mobil telah menepi dan berhenti juga disamping wanita itu.
"Udahlah mas, gass aja buruan" Lala sedikit meninggikan suaranya.
Ayu kemudian terbangun " Kata mbah Karim kan gak boleh berhenti, coba cek itu manusia apa bukan ?"
Lalu Ana yang duduk dibelakang Andi, mencoba mengintip lewat kaca belakang. Ternyata dia melayang, hanya saja 1cm diatas tanah. Dengan baju panjang yang pasti semua mikir dia manusia.
"Betul mas, melayang.. Gass mas ! buruan..!" Ana pun panik.
Si ibu malah menyeringai dengan tatapan tajam. Saat mobil coba di gass, seperti ada yang menahan dari depan. Mereka semua makin panik. Mobil tak bisa dilajukan.
Semua berdoa kecuali Andi yang masih sibuk dengan handphone nya.Akhirnya mobil bisa dilajukan. Mas Ju sedikit ngebut dan dia menengok dari spion. Orang tadi tidak ada, dia menghilang.
"Huhhh.. hampir aja.. Udah mas kita langsung pulang, ntar mampir di warung kalo udah sampe kota. Tadi masih belum kenyang makan di rumah pak Agus". kata Lala sambil nyengir.
"Yakali baru kenal mau ambil 2 centong ? bisa dapet sesuap aja seneng banget" sahut Ayu sambil merem.
"Wooeee.. tidur mah tidur aja kali, masih denger aja orang bahas makanan!" Gerutu Ana dengan tertawa lirih.
2km lagi mereka sampai di Gapuro perbatasan kabupaten K****I. Mereka semua senang sebentar lagi bisa mampir warung karena sekarang sudah pukul 12.30 WIB. 3 jam perjalanan mereka dari Gambang karena laju mobil pelan-pelan.
Setelah mereka sampai di Gapuro, mas Ju menyalakan klakson dan menambah kecepatan untuk segera mencari warung makan.
===========
Setelah mas Ju mengantar Andi pulang, mereka bergegas ke rumah Ayu mengembalikan mobil Ayu.
Sesampai di rumah Ayu, mas Ju gagal memarkirkan di garasi dengan benar. Sehingga mobilnya lecet. Ah payah..Ayu berunding pada mamanya. Mama Ayu sedikit marah karena Ayu tidak pulang, belum lagi temannya membuat mobil lecet. Akhirnya Lala menawarkan diri untuk bertanggung jawab. Dia mau mengabdi di toko baju milik Mamanya Ayu tanpa dapat gaji selama satu bulan. Tentu masih dapat jatah makan dan bonus. Hanya saja tidak diberikan gaji pokoknya saja.
Lala setuju. Karena semua ini terjadi karena mas Ju membantu Lala. Jadi dia bersedia tanggung jawab. Semua bernafas lega.
Mereka semua pulang ke rumah masing-masing setelah berpamitan dengan Ayu dan mama Ayu.
Wellcome sweet home ♥
**********
Cerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata. Sebagian alur murni terjadi, kejadiannya seperti apa yang sudah ditulis dalam cerita ini. Part yang terjadi di Hutan adalah tidak nyata, karena itu hanya ada dalam penerawangan atau perjalanan dunia ghaib beberapa orang yang membantu pemeran Lala. Untuk membuat kisah ini terasa nyata, maka penerawangan tersebut sengaja ditulis seperti petualangan yang nyata. Ada alur yang sengaja ditambahi.
Kisah nyata horor tidak semua bisa diceritakan secara logis, maka penulis memang menambah alur supaya pembaca memahami. Penulis menuangkan dalam cerita sesuai apa yang diceritakan. Jika sebenarnya memang tidak seperti itu ( dalam kebenarannya ) maka hanya Allah SWT yang tau kebenarannya.
Jika masih minat membaca kisah nyata ini, tunggu selanjutnya ya..
Selamat membaca ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRIMAN ( TAMAT )
HorrorCerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang dikembangkan. Ada beberapa part yang bukan merupakan kisah nyata, hanya pendukung saja supaya alurnya lebih panjang. Kisah ini perpaduan antara persahabatan, cinta, dan makhluk ghaib. Latar cerita ini...