Suara kicau burung pagi ini bersahut-sahutan. Hari minggu yang sangat cerah. Meskipun saat ini masih pukul 06.15 WIB, tapi di pegunungan masih terasa sangat dingin seperti cuaca tadi malam. Pagi ini, Lala dan kedua temannya akan ikut olahraga pemanasan bersama mas Chandra di belakang rumah. Belakang rumah mas Chandra ada halaman yang cukup luas untuk digunakan olahraga sekitar 15 orang.
Ana, Lala, Ayu, dan mas Chandra segera menuju ke belakang setelah bangun tidur.
"Kita olahraga dulu ya, supaya badan segar. Setelah itu kalian bisa mandi dan sarapan disini sebelum pulang" Kata mas Chandra kepada Ana dan teman-temannya.
"Maaf mas merepotkan, terimakasih sudah membantu kami" Kata Lala sambil tersenyum tipis.
"Sama-sama mbak, ayo ikut pemanasan. Disini, Ana saja ya yang memimpin!" pinta mas Chandra.
Ana kemudian menghadap ke timur dan memimpin pemanasan. Sedangkan yang lain menghadap ke barat. Mereka semua meniru gerakan Ana. Lalu Mas Chandra melanjutkan memimpin pemanasan.
"Nah, mbak Lala sepertinya cepat sekali menangkap intruksi dari mas. Kamu juga ikut bela diri ya ?" Tanya mas Chandra.
"Dia kan anak seni tari mas, udah pasti bisa mas" Canda Ayu sambil tertawa.
"Oh ya bagus kalau gitu. Kalau mau latihan bela diri, disini terbuka untuk mbak Lala dan mbak Ayu" Kata mas Chandra.
Lala hanya mengangguk biasa. Dia sepertinya tak ingin mengikuti latihan bela diri.
Setelah selesai pemanasan. Mereka semua langsung ingin pamitan saja. Tapi mas Chandra meminta mereka sarapan terlebih dahulu.
Setelah selesai sarapan, mas Chandra memberikan nasehat kepada mereka bertiga.
"Ayo duduk dulu sini. mas mau bicara sebentar sama kalian" kata mas Chandra.
Mereka duduk bersila dan bersiap mendengarkan apa yang akan mas Chandra bicarakan.
"Maaf sebelumnya menahan kalian sebentar ya.. Mas cuma mau memberikan sedikit nasehat. Kalian harus selalu meminta perlindungan kepada Allah. Dan jangan kosongkan fikiran meski sedang menghadapi masalah. Lebih baik berwudhu dan istighfar ya mbak.."
mas Chandra memandangi Lala, kemudian Ana, dan terakhir Ayu.
"Mbak Lala jangan khawatir. Ini tidak akan lama. Meski nanti mbak akan menemukan kejadian yang aneh"
Lala mengangguk mendengar nasehat mas Chandra.
"Kamu juga An, meski kamu di ikuti yang sama-sama perempuan, kamu harus jaga kebersihan supaya dia tidak mengganggumu nanti. Jangan memakai parfum melati ya An, kamu kan biasanya suka pakai. Makhluk itu suka bau melati" kata mas Chandra lagi.
Ana mengangguk.
"Dan untuk mbak Ayu, jangan sering melamun. Jiwamu kosong mbak, seandainya kemarin mbak sedang tidak berdoa. Mungkin saja Jin itu akan berpindah padamu" Kata mas Chandra lagi.
Ayu menangguk dan tersenyum malu
"Baiklah, karena semua mengerti. Ini yanh terakhir ya mbak. Setelah ini nanti, kalian bertiga harus menuju rumah si pengirim untuk mengambil foto mbak Lala yang sudah dikaitkan dengan boneka jerami milik paman temannya itu. Kalian harus membakarnya. Karena jika dalam waktu 40 hari kalian tidak membakarnya. Segel yang sementara saya buat untuk membuat mereka tidak merasuki kalian, segel itu akan hancur. Dan dengan mudah Jin itu akan menguasai kalian lagi. Saya tidak bisa membantu banyak mbak"
Mas Chandra sepertinya serius.
Mas Chandra kemudian memberikan kertas yang berisi Doa yang nantinya harus mereka baca sebelum mereka merusak jerami dan membakarnya, serta membawa foto Lala untuk kemudian disobek dan dibuang di Aliran sungai pembatas jembatan kota. Mereka semua mengerti.
Lala yang ketakutan, dia menunduk. Haruskah ke rumah paman Rama ? Tapi dia tak mengetahuinya. Lalu dia menyuruh siapa yang akan membuntuti Rama ke rumah pamannya ?
Sepertinya ini harus difikirkan dahulu. Mereka tidak boleh ceroboh, atau mereka dalam bahaya besar. Jin paman Rama sangat kuat. Mas Chandra hanya bisa mengeluarkan sementara, tidak bisa mengusirnya pergi.
Mereka pun berpamitan untuk menuju ke sekolahan mengambil motor Lala dan mengantar Lala pulang sampai ke rumah.
===========
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRIMAN ( TAMAT )
HorrorCerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang dikembangkan. Ada beberapa part yang bukan merupakan kisah nyata, hanya pendukung saja supaya alurnya lebih panjang. Kisah ini perpaduan antara persahabatan, cinta, dan makhluk ghaib. Latar cerita ini...