Kalung ku

2.6K 232 4
                                    

Hooaammmm...

Aku masih mengantuk. Kulihat jam sudah pukul 06.30 WIB. Aku segera bangkit dan menuju kamar mandi. Aku memang sengaja bangun terlambat saat tanggal merah.

"Hari ini pasti Rama menungguku, mungkinkah dia mau memberi kejutan?" Gumamku dalam hati.

Segera kutepiskan lamunanku dan segera bersiap. Orang tuaku sepertinya tak ada di rumah, mungkin saja sedang jogging. Aku tinggalkan pesan saja lah.

Aku pun bersiap dan menuju rumah Rama sesuai maps yang dikirim Rama tadi pagi. Lumayan jauh dan menyeberang jembatan.

Sesampai di depan gang, Rama menjemputku. Dan mengajakku membuntuti motornya menuju rumah Rama.

Di rumh Rama sepi sekali. Sepertinya dia sendirian. Rama punya 2 ekor kucing anggora, aku tak menyukai kucing. Jadi aku biasa saja melihat Rama bermain dengan kucingnya.

"Di teras aja ya biar adem.." kata Rama.

Aku mengangguk "Kamu di rumah sendirian ya?" Tanyaku pada Rama.

"Iya, ini rumah nenekku. Orang tuaku nggak disini. Aku yang menemani nenekku, dan sekarang nenek lagi di rumah orang tuaku. Makanya kuajak kamu kesini" . Ah Rama, kukira mau kasih kejutan. Ternyata karena rumahnya sepi jadi dia berani ajak aku kerumahnya.

"Itu kalung kamu bagus, boleh pinjem nggak?" Rama meminta kalungku yang berwarna hitam terbuat dari titanium, dan berbandul simbol wanita.

Aku melepas dan memberikan kalungku padanya. Rama berpamitan masuk lewat pintu samping rumahnya. Aku hanya menunggu di teras tanpa bertanya, sesekali aku membuka HP dan melihat apa ada pesan atau tidak.

Setelah Rama kembali. Dia mengembalikan kalungku dan memasangkan di leherku. Oh, panas sekali rasanya saat pertama memakai kalung ini. Apa baru direbus oleh Rama ? Ah, gilaaa.... mana mungkin direbus. Bisa meleleh dong kalung ini.

"Ngapain tadi ?" tanyaku.

"Enggak, cuma mau memastikan kalung ini aman atau enggak." kata Rama yang aku tak paham maksudnya.

"Aman apanya sih?" tanyaku heran.

Rama hanya tersenyum dan duduk di sampingku.

"Oh ya.. aku mau futsal, kamu mau ikut nggak ? kalau enggak, kamu pulang sendiri gak apa-apa kan ? atau mau ku antar dulu ?" Ya ampun... Rama mengusirku. Dasar.. Lalu apa tujuan dia menyuruhku jauh-jauh hanya untuk melihat kalung ku dan merebusnya ?

"Aku bisa pulang sendiri" kataku sambil memaksa senyum dan menuju motorku.

Aku harap Rama mengerti perasaanku yang kecewa saat ini. Bagaimana tidak ? Sedari awal kami menjalin hubungan, dia terkesan dingin dan biasa saja. Apa aku yang lebay. Dasar bucin !

=======

Aku melajukan motorku dan mampir ke warung mie ayam. Disana ternyata aku bertemu dengan Ana. Lalu Ana bertanya padaku.

"Wah, kebetulan banget ketemu disini. Kelaperan ya, An ?" gurau ku sambil mencolek pipi Ana yang merah karena kepanasan sedikit, dia sudah memerah pipinya.

"Kamprett... kamu sendiri dari mana, La?" tanya Ana dengan cuek.

"Aku dari rumah Rama" kataku.

Dan akupun menceritakan semua yang baru saja terjadi selama di rumah Rama. Curhat lah sama Ana.

"Yang bener kalungmu jadi panas waktu kamu pakai ? sekarang masih panas nggak" tanya Ana serius. Sepertinya Ana merasakan keanehan.

"Nggak sih, cuma beberapa detik panasnya. Itupun di tengkuk doang, An" Aku menjelaskannya pada Ana yang melongo. Dia mengurungkan makan mie nya itu.

KIRIMAN ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang