Semua orang menatap tajam pada seseorang yang berdiri tergopoh dengan wajah yang buruk, seperti bau hangus.
"Kalian pikir kalian menang ? Kalian tidak akan lolos dari kematian. Hahahha... Aku adalah kematian untuk kalian semua. Dan kau gadis bodoh !!! Kau akan menjadi pembukanya. Hahahahhaa....", Ucap seseorang itu.
Semua masih menatapnya dengan terheran-heran. Siapa orang ini ?
Kenapa dia banyak luka bakar seperti ini ? Untuk apa dia berbicara seperti itu ?"Siapa kamu ?", tanya Lala.
"Kamu benar-benar tak mengenaliku, Hahh??? Jangan semakin bodoh.. !!! Bukankah kamu senang aku terbakar bersama sesajen ritual ???", Ucapnya.
"P-paman Alim ? paman masih hidup ?", Tanya Lala.
"Hahahhhaa... Tidak !!! Alim sudah mati !!!!", Ucapnya lagi.
Lala semakin takut dan bingung dengan apa yang dikatakan orang itu. Dari apa yang dia katakan, hanya paman Alim yang barusaja terbakar bersama sesajen ritual.
"Jangan takut padaku, hahahaha...!! takutlah jika sebentar lagi kamu tak akan bisa bertemu dunia ini, hahahahaha...", Ucapnya sembari berjalan ke arah Lala.
Mbah Karim seperti tau jika raga paman Alim yang terbakar sengaja dirasuki oleh Jin suruhan paman Hari. Sehingga dia sebenarnya sudah mati, namun raganya yang sudah rusak sedang digunakan entah untuk tujuan apa.
"Pergilah, jangan ganggu dia!", perintah mbah Karim.
"Jangan ikut campur kau !!! Kau bisa mengurungnya di dalam hutan, namun bukankah raga ini tidak kau mantrai ?? Aku menggunakan raga ini untuk membalasmu tua bangka !!!", gertak Jin yang merasuki paman Alim.
Lala semakin gelisah dan semakin erat memeluk Tian supaya dia tidak takut. Kemudian paman Alim memberontak dan menarik paksa Tian dari pelukan Lala. Mbah Karim segera membaca doa dan Jin itu semakin membabi buta, sudah mulai kepanasan. Namun tetap melakukan aksinya.
Paman Alim dan Lala saling tarik-menarik Tian sampai Tian pun menangis kesakitan. Lala segera mengambil tasbihnya dan berkata,"Bertahanlah Tian, demi mbak... Ya Allah, selamatkan kami dari Jin ini.. Bismillah.. Allahu Akbar..!!!", Lala mengalungkan tasbihnya ke leher paman Alim.
Namun saat Lala mengambil tasbih dan mengalungkan tasbih, dia tak sadar telah melepaskan tangan Tian sehingga Tian berhasil ditarik tangan paman Alim.
Paman Alim meronta sambil mencengkeram tubuh Tian. Tian semakin kesulitan bernafas. Tian menangis dan memandangi bapaknya. Lala lari untuk menyelamatkan Tian, namun dia terpelanting jatuh karena paman Alim memberontak.Ketika Tian sudah semakin kesulitan bernafas, tiba-tiba Jin yang merasuki raga mati paman Alim keluar dari ubun-ubun berupa kepulan asap hitam pekat. Dan musnah begitu saja.
Lala melihat Tian meneteskan air mata tanpa bersuara. Wajahnya semakin pucat. Lala berlari mendekati Tian dan memeluknya. Memberikan jaketnya untuk Tian.
"Tian, bertahanlah.. mbak Lala mohon, jangan pergi..!!!",
"Tian, sampean sayang bapak to le? kuat yo le..", kata pak Agus menangis.
Sementara Rama berdiri mematung dengan wajah penuh penyesalan. Karena ulah paman Hari, ada seorang anak kecil tak bersalah telah berperang dengan maut. Kemudian Rama mendekati Tian dan bersimpuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
KIRIMAN ( TAMAT )
TerrorCerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang dikembangkan. Ada beberapa part yang bukan merupakan kisah nyata, hanya pendukung saja supaya alurnya lebih panjang. Kisah ini perpaduan antara persahabatan, cinta, dan makhluk ghaib. Latar cerita ini...