Malam yang sungguh dingin. Lala segera pulang ke rumahnya. Eci pun diajaknya menginap di rumah Lala. Lagipula besok sudah mulai sekolah, jadi mereka bisa berangkat bersama.
Tentu berangkat lebih awal untuk berganti seragam dan mengambil buku catatan di rumah Eci.Setelah mereka berdua sampai rumah. Lala menyuruh Eci masuk terlebih dahulu ke kamarnya, sedangkan dia memarkirkan motornya di garasi kecil samping rumah. Lala merasa ada seseorang yang mengawasinya.
Lala memeriksa ke sekitar dimana dia berdiri, namun tak menemukan apapun. Lala juga mendengar ada seseorang memanggilnya dengan suit.
"Ssssttt...Ssstt..."
Lala menoleh ke samping rumahnya. Ada yang berdiri diluar pagar samping memakai jaket hodie dan sengaja menutupi kepalanya. Entah siapa yang iseng. Lala mengabaikannya dan masuk ke dalam rumah. Suara yang mencoba memanggilnya lagi pun tak dia hiraukan.
Saat dia membuka pintu kamar, ternyata Eci sudah tertidur pulas. Mungkin gadis imut ini kelelahan bercampur bad mood. Jadi dia memilih tidur daripada larut dengan kesedihan.
Hanpdhone Lala berbunyi. Ada pesan masuk dari Rama, yang dia sekarang ada di depan gerbang rumah Lala meminta ingin bicara sebentar saja.
Lala yang penasaran, dia pun mengecek ke depan lagi. Mungkin saja yang memakai hodie tadi adalah Rama.Ya tentu benar.
Dibukanya gerbang rumah dan mereka berbicara di dalam halaman rumah, dekat dengan gerbang.
"Mau apa?" tanya Lala.
"To the poin aja, aku mau bantu kamu ungkap semua supaya mamanya Dillah gak nikah sama paman" kata Dillah tergesa gesa.
"Apa untungnya?" tanya Lala heran dengan pernyataan Rama barusan.
"Aku gak mau pamanku seperti itu terus La, dia bisa dapet apapun yang dia mau tapi nyakitin orang lain. Udah cukup kamu dijahatin, sekarang aku kehilangan Dillah.. ya Dillah udah mati, mana mungkin aku diem aja temenku sampek mati terbunuh oleh iblis!!! Laa... tolong dengerin aku kali ini aja, jangan sampai mamanya Dillah kena juga. Dia gak tau apapun tentang paman" Kata Rama dengan tatapan serius.
"Kamu yakin?" tanya Lala
"Iya, aku yakin. Tapi, kenapa kamu gak kaget aku cerita begitu?" tanya Rama heran.
"Aku udah tau semua Ram,"
"Tau darimana ?" Rama semakin penasaran.
"Ngga penting Ram, ceritanya kapan-kapan aja. Pulang gih, ntar kalo paman nyari kamu gimana?"
"Iya aku mau balik skarang," pamit Rama
"Tunggu Ram !".
Rama menoleh melihat Lala memanggilnya.
"Ram, saat kamu benar-benar ingin menolong seseorang dan yang bersalah adalah orang terdekatmu, kamu jangan menghakimi mereka ya ! Ada cara yang lebih baik, jangan dendam, tapi berusahalah supaya paman jadi orang baik yang menggunakan ilmunya buat nolongin orang, kamu ngerti maksudku ?", kata Lala menjelaskan dengan pengertian.Rama merasa bersalah sudah menyia-nyiakan gadis yang dulu menjadi kekasihnya itu. Dibalik Lala yang tomboy dan kadang cuek, dia bisa menasehati layaknya lebih dewasa darinya. Rama mengangguk dan berlari ke samping pagar mengambil motornya. Lalu melambaikan tagannya sebelum gass motor maticnya.
===========
Sesampainya di rumah neneknya, Rama merenung dengan apa yang sudah dia lakukan kepada Lala dulu. Rama sungguh menyesal.
Dia pernah mencelakai adik kelas di acara api unggun sekolah Lala, juga dia menyetujui pamannya meneror Lala dam Ana hanya karena makhluk halus penunggu rumah menampakkan diri pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRIMAN ( TAMAT )
HorreurCerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang dikembangkan. Ada beberapa part yang bukan merupakan kisah nyata, hanya pendukung saja supaya alurnya lebih panjang. Kisah ini perpaduan antara persahabatan, cinta, dan makhluk ghaib. Latar cerita ini...