Author POV
==========
Alunan musik nan merdu terdengar menemani pagi yang sangat cerah. Hari demi hari dan kini praktek kerja Lala sudah berakhir. Hari sabtu adalah hari terakhir praktek kerja. Dan pelepasan para siswa siswi dikantor masing-masing dilakukan di hari ini. Ya, tentu hari ini adalah hari senin. Dimana terjadi kematian ayahnya Dillah dikamarnya sendirian.
Lala bersiap mengikuti pelepasan praktek kerja di kantornya, sedangkan Eci ijin tak mengikuti acara di tempat prakteknya. Lagipula mungkin hanya acara makan-makan dan berfoto saja.
Setelah acara Lala selesai, dia bergegas ke sekolah. Ternyata hanya ada beberapa murid saja, tentu tidak terlalu penting kembali ke sekolah hari ini. Lala memutuskan besok saja ke sekolah, mungkin di hari pelepasan ini adalah hari bebas bagi semua siswa kelas 3.
Lala pergi mengunjungi Eci di rumah si mbah Eci. Sesampai disana, Lala ingin mengajak Eci pergi mencari udara segar untuk melupakan kesedihan sesaat. Sekaligus mengajak Eci sarapan karena dia sedang tidak nafsu makan.
=========
Di taman kota.
Mereka berdua berbincang melepaskan kesedihan yang dialami Eci kemarin. Eci tak sanggup lagi mengalami hal yang tak dia mengerti sebabnya. Lala pun tak tau harus bagaimana, disaat mereka sedang ngobrol berdua, terdengar dering telepon dari handphone Eci.
Rama is calling..
"Udah ga apa Ci, angkat aja.." kata Lala sambil mengelus bahu Eci.
Eci mengangguk.Rama : Ci, ini nomor lo kan ? ini Rama
Eci : Iya, udah tau
Rama : Oh lo ngesave ?
Eci : Ngapain telpon ?
Rama : Ci, gue mau jelasin sesuatu sama lo penting banget. bisa ga skarang ? gue samperin..
Eci : Lewat telpon aja
Rama : Tapi.. ini penting..
Eci : Sepenting apa ?
Rama : Ini tentang kematian pacar lo !
Eci : Aku udah ikhlas, ga perlu dibahas
Rama : Tapi Ci.. ini menyangkut..
Tuuttt...tutt... tutt... tuutt...
Eci mematikan telfonnya. Dia masih sangat terpukul, dia tak ingin mengetahui apapun. Sudah sangat sedih ditinggal pergi, diberitahu apapun tak akan bisa mengembalikan Dillah dan mamanya.
"Rama ngomong apa an sih ? kayaknya kamu sampe sebel gitu ?" tanya Lala
"Gapapa La, dia mau bahas kematian Dillah, aku udah ikhlas. Biarlah aku gak tau daripada bikin tambah sedih" jelas Eci dengan terisak.
"Sabar ya Ci, semua akan segera membaik. Jangan sedih ya" Ucap Lala sambil memeluk punggung Eci. Mereka tertunduk lesu. Sebenarnya Lala penasaran dengan awal semua ini, kenapa paman Rama menyudahi saat mediator dirasuki qorin Dillah ? Dan juga kenapa Ayah Dillah mengalami hal yang sama di hari berikutnya ? Lalu, besok ?
Lala berat memikirkan hal itu. Rama ingin menolong atau menipu Eci ? Tak ada yang tau. Yang Lala tau, karena Rama yang membuat Lala mengalami hal buruk. Lala tak ingin Eci mengalami hal yang sama karen bertemu Rama. Dillah, teman Rama di sekolah meskipun tidak satu kelas, dia bisa mati sekonyol itu. Apakah ini ada hubungannya dengan, hantu di rumah Rama ?
=========
Lala sudah mengantar Eci pulang ke rumah si mbah nya. Eci akan menginap disana sampai orang tuanya kembali ke rumah.
Lala merasa ada yang janggal dengan rentetan kematian Dillah dan Ayahnya. Jika dalam sehari mereka meninggal, lalu besok apakah ada yang mengalami hal buruk itu ?
Lala berusaha mencerna semua hal yang menimpanya. Jika semua berakhir dengan baik, apakah dia bisa menyelamatkan jika ada tumbal selanjutnya ? Lalu siapa yang menginginkan semua ini ?
Dia merasa siapapun yang dekat dengan Rama ada dalam bahaya.Lala berfikir dia ingin kembali ke Gambang. Ke rumah mbah Karim untuk menanyakan semua hal yang terjadi. Mumpung hari ini masih pagi dan belum masuk sekolah. Lala segera menelpon Andi meminta mengantarnya ke Gambang. Bagi Lala, jiwa Andi memang belum kembali seutuhnya. Namun hal itu berdampak baik dan buruk. Dampak buruknya, Andi bisa jadi sering melamun dan itu bisa berbahaya baginya. Dampak baiknya, jika Andi kemanapun, dia bisa membawa motor secepat kilat. Seakan sekali gass, langsung sampai. Seperti aneh, namun nyata. Meskipun mengerikan.
======
Setelah Andi sampai di rumahnya, mereka berangkat ke swalayan dan warung makan untuk membeli perbekalan dan mengisi perut. Di daerah rumah mbah Karim sulit sekali menemukan warung makan. Apalagi penjual makanan cepat saji. Maka Mereka ke CFC saja dan membawa perbekalan itu, roti dan minuman serta perbekalan lain.
Tak ada yang ingin memulai pembicaraan. Andi nampaknya juga tak ingin bertanya kenapa diajak kembali ke Gambang. Dia hanya nurut saja, asal jangan nurut disuruh minum racun ya gaes 😂 mati ntar anak orang..
Next nya nanti yaa..
**
Maaf baru bisa update, kemarin mata lagi gak bersahabat dengan cahaya 😂 jadi ngetiknya tertunda..
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRIMAN ( TAMAT )
KorkuCerita ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang dikembangkan. Ada beberapa part yang bukan merupakan kisah nyata, hanya pendukung saja supaya alurnya lebih panjang. Kisah ini perpaduan antara persahabatan, cinta, dan makhluk ghaib. Latar cerita ini...