Bianca tengah berdiri di antara rak-rak tinggi yang diisi dengan berbagai buku. Sedari tadi ia hanya mondar mandir disana tanpa menyentuh satupun buku."Sebenarnya gue ngapain sih disini?" tanya bian pada dirinya sendiri. Ia juga bingung, tumben sekali ia mau ke perpus kecuali saat perlu saja. Ia bukan tipe anak rajin membaca. Jadi buat apa dia kesini? Buat apa juga kakinya melangkah ke ruangan ini?
"Cewek aneh," sahut seseorang disebelahnya yang sedang bersandar di salah satu rak. Bianca menoleh kaget sejak kapan lelaki ini di sampingnya?
"Lo dari tadi pagi ngintilin gue ya?" tanya bian sambil bersedekap dada.
"Ogah banget! kuker tau ngga!" elak Arka.
"Udah tau kurang kerjaan ngapain ngintilin gue terus." Bianca menaikkan sebelah alisnya. "Tadi pagi elo, sekarang lo lagi," sejak pagi lelaki ini yang terus membuatnya kaget. Sepertinya dimana ada Bianca disitu ada Arka.
"Mungkin kita jodoh," jawab Arka dengan enteng. Bianca mendelik kemudian meninggalkan Arka sendirian di perpustakaan karena mendengar bel masuk berbunyi.
Arka tersenyum, sepertinya hobi Arka sekarang menggoda cewek itu. "SEE YOU BIANCA!" teriak Arka yang masih bisa didengar Bianca. Untung saat ini perpus sepi maka ia berani berteriak, kalau ramai mungkin sudah dilempari oleh buku tebal yang ada di perpus xixi.
"Dasar tukang ngintil!' gumam Bianca kesal.
__________
Jari-jari kecil Dira memegang ganggang pintu ruang rawat Romi. Perlahan mereka memasuki ruangan bercat putih serta bau obat-obatan. Kemudian mereka duduk disofa yang berjarak dengan brankar Romi, dilihatnya wajah damai seorang Romi Deratno Kamil.
"Gimana keadaan kak Romi?" Renata membuka suara menghilangkan keheningan.
"Alhamdulillah hari ini dia udah boleh pulang," jawab Zaki.
"Alhamdulillah," ucap mereka bersamaan.
"Gimana sekolah kalian?" tanya Raden tengah menatap mereka satu persatu.
"Baik kak," sahut Salwa mewakili sahabatnya, Raden menangagguk pelan.
"Sejak kapan kak Romi sadar kak?" tanya Salwa pada Raden.
"Tadi pagi." Raden menjeda ucapannya sebentar. "Sebenernya kakak mau panggil kalian kesini, cuma kakak takut ganggu sekolah kalian. Makanya nggak jadi."
"Nggak apa kali kak," sahut Dira seraya tersenyum.
"Yee itu lo yang mau bolos." Renata menoyor kepala Dira.
"Sekali-sekali Ren, kapan lagi coba," kata Dira. "Lagian semenjak SMA gue nggak pernah bolos lagi," katanya lagi.
"Katanya mau berubah, tapi masih pengen bolos." Salwa memutar bola matanya.
"Nggak papa Ra, abang setuju kalau lo bolos," ujar Zaki dengan kekehannya.
"Jangan ikutin sifat jeleknya Zaki Ra, kalau lo suka bolos lagi abang kurung di gudang!" kata Raden menatap tajam Dira.
"Iya kak iya, lagian Dira juga lagi usaha buat tobat."
"Mata lo usaha," sahut Salwa.
"Mata gue nggak bisa bangun usaha ya Sal!"
"Serah lo dugong."
"Cantik-cantik gini kok malah dikatain Dugong sih!" Dira mengibas rambutnya.
Keadaan warsam tengah ramai dipenuhi anak-anak vorgeon. Sudah menjadi rutinitas mereka pulang sekolah selalu mampir ke warung yang tidak besar tetapi cukup untuk menampung sebagian dari mereka. Karena tidak semua selalu di warsam, ada juga yang menjaga markas kebesaran vorgeon.
![](https://img.wattpad.com/cover/231653853-288-k732628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANCA
Teen Fiction🦋 it's just a world of imagination Bianca Amora Pradipta, Seorang gadis cantik yang memiliki sejuta kejutan. Siapa sangka, bahwa ia merupakan leader dari gangster VICIOS. Geng terkenal seantaro Jakarta. awalnya VICIOS dipimpin oleh abangnya yaitu A...