36. Keadaan itu gak menentukan perasaan seseorang

2.3K 181 74
                                    

ADA YANG ULANG TAHUN BULAN INI?
KALAU ADA KITA SAMA HEHE!
BUAT KAMU YANG ULANG TAHUN BULAN INI, HAPPY BIRTHDAY YA!!

hopefully always healthy and what you want can be achieved💛🦋🌈✨
Ingat kita hidup di dunia gak cuman terima bersih, harus ada perjuangannya supaya kelak bisa jadi orang sukses. Aku yakin kamu bisa banggain orang tua dan dirimu dengan cara kamu sendiri💚

HAVE A NICE DAY💌

happy reading!

"Yang terlihat baik, belum tentu baik-baik saja."


Keduanya masih berada di sana. Bianca yang masih dengan pikirannya sendiri tentang dua sejoli yang ia temui dan Dira yang berfikir tentang apa rencana lacerta malam ini.

"Bang Romi mana ya? gue ngasih titipan Bang Raden ke dia," celetuk Dira tiba-tiba.

"Enggak tau, memangnya tadi lo gak ada ketemu?"

"Seharian belum ada liat dia Bi."

"Sibuk kali."

"Sibuk ngapain? nyari cewek?"

"Ya bagus dong ada kemajuan buat nyari pasangan, dari pada lo sendirian terus."

"Bian mulut lo belum pernah gue comot pakai cabai ya?"

"Belum."

"Pantes lemes amat."

"Gak ada pengaruh nya perasaan gue antara lemes sama di comot cabai?"

"Ngarang aja gue, capek ngomong sama lo."

Bianca terkekeh, sudah lama ia tidak membuat Dira emosi sedikit.

"Dir," panggil Bianca.

"Apa? mau gue comot pakai cabai?"

"Gue mau tanya sesuatu, tapi jawabnya jangan bikin gue down dan merasa takut."

Alis Dira berkerut. "Gini ya Bianca Amora Pradipta. Gue aja belum tau apa pertanyaan lo yang jelas-jelas belum bisa gue tau apa jawabannya. Kalau pertanyaan itu yang bikin gue harus jawab tapi buat lo takut sama aja, mending gak usah tanya gue sekalian."

Bianca menghela nafasnya. Ada benarnya juga pernyataan Dira, jelas yang menentukan semua jawaban adalah pertanyaan darinya.

"Gue sebenernya.. kurang yakin sih sama pertanyaan ini. Tapi gue juga enggak bisa dapat jawaban dari diri gue sendiri."

"Tentang apa?"

"Dir, menurut lo.. gue sama Arka bisa bertahan lama gak?"

"Hah? pertanyaaan semacam apa itu?"

Bianca memutar bola matanya. "Jawab aja udah, gue cuman butuh jawaban lo bukan hah huh heh hoh nya lo."

Dira berdecak. "Iya iya, lagian pertanyaan lo agak aneh. Yang gue liat selama ini Arka bucin banget sama lo dan gue jelas tau Arka gimana sama mantan-mantannya."

"Memangnya masa lalu menentukan masa depan seseorang?"

"Bukan gitu maksud gue. Tapi agaknya sampai saat ini gue yakin sama Arka."

"Gimana ya Dir." wajah Bianca tampak berfikir. "Setelah datangnya Olive ke kehidupan Arka kembali, gue ngerasa kurang yakin aja sama sesuatu yang terjadi nanti."

Dira diam, sepertinya ia tahu maksud dari sahabatnya.

"Bianca, dengerin kata gue. Kalau Arka emang sayang sama lo dia enggak akan ngerubah hatinya buat orang lain. Mau orang itu udah kenal lama sama dia ataupun baru."

"Yang namanya tulus gak mungkin jadi bangsat. Beda lagi kalau emang aslinya bangsat tapi pura-pura tulus."

"Maksud lo, Arka bangsat gitu?"

"Enggak gituuuuu, tapi kan lo yang bilang sendiri masa depan belum di tentuin dan kita enggak akan tau apa yang terjadi."

"Dira, gue udah belajar lama dair kisah bonyok gue. Yang awalnya baik-baik aja tapi sekarang apa? Hancur kan?"

"Jangan berpatokan sama masa lalu. Hidup gak cuman tentang masa lalu, dan enggak semua cowok sama kayak bokap lo Bian."

"Iya enggak semua cowok sama, berarti gak menjamin 100% kayak gitu kan? Itu masih bagian dari 50% nya?" tanya Bianca.

"Kenapa sih, lo kok ragu banget sama Arka?"

"Gak tau lah."

Dira melihat kesal ke arah Bianca. Sebenarnya, kalau ditanya Dira ragu pada Arka jawabannya iya. Tapi ia tidak ingin sahabatnya ikut ragu, pasalnya ia masih ingin melihat Bianca bahagia.

"Woi sepi amat?!" teriak Adiba tepat di telinga Dira. Hal itu membuatnya kaget. Gadis itu datang bersama Renata dan Salwa.

"Bian, Gerdan chat gue nih. Katanya Arka nyariin lo."

tidak ada jawaban dari Bianca, gadis itu tetap terdiam.

"Bi, lo kenapa dah?" tanya Adiba.

"Hah?". "Gapapa kok." jawab Bianca sedikit kaget.

"Itu si Arka nyariin lo, katanya chat dia gak lo bales?"

"Gatau." Ujar Bianca seraya mengedikkan bahunya.

Gadis itu berdiri dari duduknya. "Gue mau ke dapur, mau nitip di buatin apa?" tanyanya.

"teh es aja." Sahut Dira.

Kemudian Bianca berlalu menuju ke dapur.

"Tuh anak kenapa sih?"

"Sumpah deh, gue ngerasa Bian hari ini aneh?"

"Gatau, tadi masak dia nanyain soal hubungannya sama Arka gimana kedepannya."

"Serius?"

"Apa gara-gara Arka begini?" tanya Adiba.

"Tapi gue lihat kayaknya mereka baik-baik aja?" ujar Salwa.

Adiba menaikkan satu alisnya. "Baik-baik aja? atau pura-pura baik di depan kita?"

"Hehe lo jangan bikin gue jadi ikutan negatif thinking dong Dib!" seru Salwa.

"Tapi yaa gue juga ngerasa aneh sih, tiba-tiba nanyain soal begituan?"

"Lo yang di curhatin aja aneh, apalagi gue yang denger dari lo Dir." sahut Salwa.

"OH NO! jangan sampai couple goals gue gak baik-baik aja ye nyet!" seru Adiba.

***

Ada yang main twitter gak? so aku buat cerita di sana dalam bentuk thread yang biasa orang sebut "alternative universe" atau AU dalam bahasa singkatnya. Yang belum tau, AU itu isinya lebih ke chatan gitu gak semuanya narasi, jadi kalau mau baca bisa tekan link di bio ya <3

JANGAN LUPA VOTE, KOMENNYA!!

See you next chapter❤️

SALAM MANIS – VORIOS (VORGEON & VICIOS)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang