22. SMA GARUDA

3.4K 247 44
                                    

"Kedua kalinya, ditempat yang berbeda dengan orang dan tujuan yang sama."

_____________

"BANG GAWAT!" ucap Kelvin ngos-ngosan.

"Kenapa?" tanya Arka, tangan yang semula ia gunakan untuk mengepang rambut gadisnya refleks berhenti.

"Bagi aer dolok!" cowok itu mengusap lehernya. Galang yang berada di sampingnya dengan gesit memberikan segelas air.

Byuurr

"ANJIM BASAH!" umpat Galang sambil menepuk celananya. "Hanchurs celana gua!"

"Ini air apaan dah?" Kelvin mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.

"Oh itu, air sirup dicampur teh es di campur," jawab Edgar enteng. Pasalnya yang mencampur air itu adalah Edgar, cowok itu gabut karena dijadikan kambing congek oleh teman-temannya. "Oh iya gue kasih garem, sambal, kecap, sama jeruk sambal dikit sih," katanya lagi.

"BANG EDGAR SIAL!" Kelvin melototkan matanya kesal. Edgar hanya cengengesan tidak jelas, ia juga senang karena ada yang minum hasil racikannya.

"Sorry Kelpin gue nggak tau," ucap Galang dengan muka polosnya.

Kelvin menghela nafas kasar, matanya tertuju pada Arka yang memandangnya tajam. "Anu Bang, hehe."

"Hehe apa?" Arka menaikkan satu alisnya.

Kelvin menepuk jidatnya. "YA AMPUN BANG GUE LUPA. INI GAWAT SUPER GAWAT!"

"Langsung ke inti bisa?" tanya Arka muak.

"Bisa!" jawab Kelvin lantang. "Gue dapet kabar dari Bang Raga. SMA Garuda di serang sama anak lacerta!"

"Lah kok bisa? padahal Daniel masuk rumah sakit," tanya Gerdan.

"Iya, lagian ketuanya ada di sini. Kenapa yang di serang malah anak SMA Garuda?" tanya Ryan juga.

"Gue juga nggak tahu pasti. Pokoknya gue dapat kabar gitu dari Bang Raga, mereka juga kalah jumlah!" ucap Kelvin.

"Berangkat sekarang! pastikan seluruh anak SMA Rajawali turun. Dan gue mau kita lewat gerbang depan gimanapun caranya!" perintah Akra.

"Kenapa nggak lewat belakang? kan lebih aman." timpal Edgar.

"Lo mau jalan ke sananya?!" ketus Reynal.

"Lo kalo ngomong nggak bisa santai apa?"

Reynal tak menjawab cowok itu bergegas menuju gerbang depan bersama dengan Ryan, Galang, dan Gerdan.

"Kamu beneran mau ke sana?" tanya Bianca pada Arka.

"Ini tanggung jawab aku," ucap Arka tersenyum manis.

Tiba-tiba Bianca memeluk erat Arka. "Good luck sayang!" ucapnya membuat Arka mematung.

Arka mengelus rambut Bianca. "Iya, doain menang." Arka terkekeh pelan.

"Heh curut malah pelukan!" Edgar menarik lengan baju Arka agar cowok itu terlepas dari pelukan Bianca.

"Pacarannya nanti lagi. Gue pinjem dulu cowok lo!" kata Edgar seraya menarik Arka. Mereka berdua berlari menuju gerbang depan memastikan untuk bisa keluar dari sini.

Sesampainya di depan sudah ada Galang dan Ryan yang sedang berbicara dengan Mang Asep.

"Loh, kalian ramai-ramai gini mau ngapain?" tanya Mang Asep curiga.

"Nggak ngapa-ngapain kok. Kita lagi pengen kumpul aja memperkuat silaturahmi," ucap Galang.

"Kenapa di sini?" tanya Mang Asep lagi.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang