29. Farah & Arden

2.7K 223 78
                                    

HAI KALIAN RINDU NGGAK SAMA BIANCA?
HARI INI AKU BAWAIN SPESIAL CHAPTER FLASHBACK FARAH DAN ARDEN💚

SEBELUM BACA CHAPTER INI, AKU MAU AJAKIN KALIAN MAIN CORET-CORET FOTO( ❛ ᴗ ❛).
MAU NGGAK?

AKU YAKIN PASTI BANYAK YANG TAU GAME INI, TINGGAL EDIT/NYORET FOTO DOANG. GAMPANG BANGET.

CUMAN BUAT SERU-SERUAN AJA, NTAR FOTONYA AKU EDIT JADI VIDEO. NANTI AKU KASIH TAU CONTOHNYA BUND.

KALAU MAU KOMEN YAA!!

_____

SEBELUM BACA BIASAIN VOMENT DULU YOKK!

Happy Reading!

"Sampai saat ini hatiku masih milikmu."


_______

Setelah satu setengah jam berada di ruang operasi, akhirnya Farah bisa mengistirahatkan dirinya. Gadis itu berjalan sesekali menyapa suster maupun dokter yang sedang berpas-pasan dengannya.

Sesampainya di ruangan Farah duduk di kursi sambil memejamkan mata. Betapa lelahnya hari ini harus melakukan operasi sebanyak dua kali, belum lagi mengurus pasien yang lain.

Ia butuh sesuatu untuk menenangkan pikirannya. Gadis itu beranjak dari kursi menuju dispenser yang terdapat di pojok ruangan. Tenggorokan nya terasa kering.

"Gue pengen balik masa-masa SMA lagi," lirihnya seraya menuangkan air putih ke dalam gelas.

Ia letakkan bekas gelas minum tadi di meja samping dispenser. Tidak sengaja matanya menangkap sebuah benda, kotak biru berukuran sedang di bawah meja. Tangannya menggapai kotak tersebut mengeluarkan dari bawah meja.

Perlahan tapi pasti, kotak tersebut sudah berada di pangkuan Farah. Kotak biru usang yang sudah lama ia simpan di sana. Terlalu banyak kenangan antara Farah terhadap kotak tersebut, dan tentunya bersangkutan dengan seorang Arden Eric Pradipata.

Farah mengelus kotak tersebut agar debu-debu yang menempel menghilang. "Gimana aku mau move on Den? Kalau nyatanya aku ngerasa kamu selalu ada di dekatku."

Tangan Bianca bergerak membuka kotak tersebut. Senyum miris ia ukir diwajahnya, betapa rindunya ia dengan sosok di dalam bingkai foto itu. Ya, di situ ada dua buah bingkai foto, lima polaroid dan bucket bunga mawar merah kecil.

Farah mengambil salah satu polaroid yang menurutnya sangat istimewa. Momen yang tidak bisa ia lupakan bersama Arden. Keduanya tengah memakai seragam sekolah SMA dengan Arden merangkul Farah, dan Farah memegang bucket bunga pemberian Arden yang ia simpan juga dikotak tersebut.

Tujuh tahun yang lalu saat keduanya merayakan anniversary 4 tahun mereka. Di atas gedung yang Farah ketahui sebagai markas vicios ditemani senja. Keduanya duduk di pembatas rooftop. Pemandangan gedung-gedung tinggi serta beberapa kendaraan berlalu lalang.

Sederhana, tetapi sangat membuat Farah bahagia. Arden itu beda dari yang lain, disaat semua pasangan merayakan hari anniversary mereka di restoran ataupun tempat romantis lainnya. Arden malah membawa Farah ke markas vicios, duduk berdua dengan secangkir kopi dan teh, beserta senja yang indah untuk dipandang.

"Kamu inget ngga dulu waktu aku nembak kamu?" tanya Arden setelah meminum kopinya.

Farah terkekeh kecil mengingat saat dulu Arden menyatakan cinta padanya. "Inget. Aku inget banget! HAHA." Farah tertawa ringan membuat Arden ikut tertawa. Entahlah kalau diingat-ingat kejadian itu sangat lucu bagi mereka.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang