26. Kencan

3.1K 227 71
                                    

AKHIRNYA VIEWERS NYA UDAH BISA DILIAT LAGI\(^o^)/

CUMAN MAU BILANG.
SEMANGAT KALIAN BUAT HARI INI, SEMOGA MENYENANGKAN!!♥️

Happy Reading!

"Hadirmu mewarnai hidupku, seperti memberikan bongkahan warna dihatiku"

________

Malam ini Bianca berada di rumah Ana, dan tak lain juga rumah kekasihnya, Arka. Dari tadi ia hanya sibuk mendengarkan ceramah dari Arka.

"Lain kali kalau mau pergi itu bilang sama aku, biar aku yang anterin kamu!"

"Kalau udah gini, siapa yang khawatir?"

"A-"

"Kamu itu pacar aku Bi, jangan pakai acara nggak enakkan segala!" omel Arka.

Sinta dan Ana hanya bisa menahan tawa saat si sulung memarahi sang kekasih, terlalu lebay pikirnya. Sedangkan Tristan menatap anaknya jengah seraya melipat kedua tangannya di dada.

"Aku kaget banget Bi, waktu Ana nelfon katanya kamu keserempet motor!"

"Kalau nyebrang harusnya juga hati-hati!" Arka memegang kepalanya. "Pokoknya mulai besok, kalau mau pergi harus bilang sama aku. Biar aku yang anterin!" ujar Arka posesif.

"Udah hyung, jangan lebay banget. Kasian Kak Bian harus dengerin ocehan lo yang nggak ada faedahnya!" Ana terkekeh saat Arka menatapnya tajam.

"Pokoknya-"

"Pokoknya Bianca jangan di omelin terus, kasihan!" sambung Sinta saat putra nya ingin memarahi kekasihnya kembali.

"Dari pada kamu nyerocos terus, mending jemput Mbok Mirna supaya dia ngurutin kaki Bianca yang terkilir," titah Tristan.

Arka menghembuskan nafas kesal. "Yaudah Arka berangkat dulu, titip Bian."

"Dasar anak muda!" kata Sinta di sambut tawaan dari Ana dan Bianca.

Sepuluh menit berlalu, Arka dan Mbok Mirna sudah sampai di rumah keluarga Delwyn. Saat ini Mbok Mirna sedang mengurut kaki Bianca yang terkilir akibat di serempet motor.

"Kok bisa sampai terkilir non?" tanya Mbok Mirna penasaran.

"Panggil Bianca aja Mbok," ujar Bianca tersenyum manis membuat Arka oleng. "Saya kurang hati-hati Mbok tadi," ujarnya lagi.

"Panggil Neng Bian saja ya?" tawar Mbok Mirna pada Bian.

"Iya Mbok nggak papa."

"Tapi Neng, lain kali hati-hati kalau jalan ya. Orang kalau bawa kendaraan memang suka begitu. Kadang nggak lihat kanan kiri Neng," kata Mbok Mirna.

"Iya Mbok Ana setuju! Masa ya tadi Ana lihat kalau yang nyerempet Kak Bian itu jauh banget loh jaraknya. Bahkan Kak Bian udah lihat kanan kiri waktu nyebrang, tuh orang yang nabrak juga lihat Kak Bian. Kayak nya ada dendam kesumat tuh orang sama Kakak," kata Ana panjang lebar. Seketika telinganya di jewer oleh Sinta.

"Mulut kamu! Dendam kesumat, dendam kesumat!" oceh Sinta.

Arka yang mendengar penuturan Adiknya pun merasa janggal. Seperti ada suatu hal yang aneh dari kejadian itu.

"Udah Neng, ini kalau bisa kakinya jangan terlalu dipakai jalan dulu. Istirahat dulu aja Neng biar pulihnya cepet," saran Mbok Mirna.

"Iya Mbok, makasih ya."

Arka berpindah duduk ke tempat Bianca. "Mau langsung pulang?" tanya Arka. Bianca mengangguk singkat, pasalnya ia sudah ingin istirahat di rumah.

Setelah berpamitan dengan keluarga Arka, keduanya menuju mobil Arka yang terparkir di halaman rumah Arka.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang