27. Filosofi Pesawat Kertas

2.5K 207 22
                                    

RINDU BANGET YA SAMA ARKA DAN BIANCA?

SAMA, MEREKA JUGA RINDU SAMA KALIAN SEMUA♥️♥️

SEBELUM BACA CHAPTER INI, AKU MAU TANYA DONG. KALIAN DAPAT CERITA BIANCA DARI MANA?
APA YANG BIKIN KALIAN SUKA DARI CERITANYA?
PADAHAL MENURUT AKU, CERITA INI MASIH BERANTAKAN BANGET:(
TAPI MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH SUKA SAMA CERITA BIANCA♥️

I LOP U 30000000000 FOR YOU ALL!!

DAN BUAT KALIAN YANG BELUM FOLLOW AKUN INSTAGRAM MEREKA + GARDENFL0WER, BURUAN FOLLOW. AKU PENGEN BANGET MAIN GAME SAMA KALIAN, TANYA-JAWAB SAMA KALIAN.

GAME BIASA AJA SIH, NGGAK ADA HADIAHNYA:v

(UNTUK MENGHILANGKAN RASA GABUT YANG PASTINYA. ITUPUN KALAU FOLLOWERS NYA NAMBAH BANYAK, KALAU MASIH SEDIKIT SKIP DULU DEH)

Happy Reading!

"Lepasin semua beban kamu, seperti pesawat kertas yang terbang bebas di udara."

_________

Sudah lima menit yang lalu bel pulang berbunyi. Bianca duduk di halte ditemani beberapa siswi yang sedang menunggu jemputan. Kedua kakinya mulai ia ayunkan untuk menghilangkan rasa bosan.

"Akh.. sakit!" gumamnya, memegang lututnya yang terasa perih. "Bego banget sih, udah tahu kakinya sakit malah di ajak bercanda," ucap Bianca meracau.

"Apaan sih, kok gue jadi nggak jelas gini!" kesalnya pada diri sendiri.

Sebuah motor menghampiri Bianca. Arka membuka kaca helmnya dan turun menghampiri gadisnya. "Lama ya?" tanya Arka khawatir.

"Nggak, lima menit doang. Tapi g a b u t!" kesal Bianca.

"Ya maaf, tadi ada urusan sebentar," kata Arka diangguki Bianca. "Bisa nggak naik motor?"

"Bisa," jawab Bianca.

"Yakin? Kalau nggak pinjem mobilnya Reynal aja. Dia bawa mobil tadi," ujar Arka.

"Ha?" ucap Bianca linglung.

"Pinjam mobil Rey—" ucapan Arka terpotong karena Bianca menepuk pundaknya keras.

"Sakit Bi!"

"Ituuuu!!" Bianca masih menepuk pundaknya antusias, tangan gadis itu menunjuk arah sebrang tepatnya di warsam.

"Kenapa sih?" tanya Arka penasaran, matanya tak ketinggalan memandang arah yang ditunjuk Bianca.

"Itu Reynal sama Renata kan?!" beo Bianca.

"I-iya," jawab Arka tidak percaya.

"Aku curiga," ujar Bianca membuat Arka menoleh pada gadis itu.

Arka mengerutkan keningnya heran. "Curiga kenapa?"

"Mereka ada hubungan apa sih?"

Jari telunjuk Arka memukul pelan jidat Bianca. "Jangan kepo sama urusan orang. Urusin dulu nih kaki kamu!"

"Ck! Renata itu lho, temen aku. Wajar dong kepo! Kalau Dira tahu juga bakalan kepo," ucap Bianca tidak terima.

"Ketularan virusnya Dira ya kamu?" Arka memandang Bianca sinis.

"Buruan ayo pulang!" pinta Bianca.

Arka menghela nafas kesal. Dirinya pun tak urung membantu Bianca duduk di atas motornya.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang