"Bangsat-bangsat, nasib gue gini amat. KALAU BUKAN EMAK-EMAK UDAH GUE GIBENG TUH ORANG, untung masih inget dosa," ujar Edgar. Cowok itu duduk disebelah Reynal setelah menaruh kresek yang ia bawa ke atas meja."Lo kenapa sih?" tanya Galang bingung.
"Gemes gue sama emak-emak depan supermarket tadi," wajah cowok itu masih merah padam menahan emosi.
"Kenapa lo bro, muka udah biru-biru gitu." Gerdan merangkul Edgar. Wajah cowok itu terdapat lebam dipipi serta pelipisnya.
"Masa tadi gue mau nolongin emak-emak nyebrang jalan, tapi gue malah dituduh copet," cowok itu mengerucutkan bibirnya sebal.
"Kok bisa?" tanya Ryan.
"Niat gue mau bawain belanjaan sama tasnya, eh dia bilang malah gue modus pencopetan. Mana dipukulin pakai high heels lagi," mendengar cerita Edgar mereka semua menahan tawa termasuk Arka dan Reynal yang sedari tadi hanya sebagai pendengar setia. Sebenarnya ada rasa kasihan pada Edgar, tapi tak urung karena tawa Galang pecah diikuti yang lain.
Memang Edgar tadi disuruh temannya membeli cemilan untuk dimakan di markas, karena cowok itu kalah bermain game. Jadi ia harus suka rela menghabiskan bensinnya untuk ke supermarket yang lumayan jauh. Untung saja mereka patungan bukan memakai uang Edgar sendiri. Setelah membeli cemilan Edgar keluar supermarket menaruh belanjaannya dimotor, karena melihat ibu-ibu sedang kesusahan membawa belanjaannya saat ingin menyebrang, ada rasa manusiawi didalam hatinya ingin membantu wanita paruh baya itu. Setelah mengatakan bahwa ia akan membantu membawakan tas serta keresek putih ditangan sang ibu, ibu-ibu itu langsung tidak terima, katanya. "Kamu mau nyopet tas saya ya? Pakai modus pengen bawain segala lagi!" wanita paruh baya itu melotot ke arah Edgar. Edgar tetap kekeh untuk menolong ibu itu. "Ngga Bu saya cuman mau nolongin kok." Edgar mengambil semua belanjaan serta tas ibu itu. Alhasil Edgar langsung digebukin menggunakan high heels hitam miliknya.
Padahalkan niatnya baik hanya menolong, apalagi ia mengingatkan perkataan mamanya sewaktu ia kecil. "Kalau kamu lihat ada orang yang lagi kesusahan, kamu harus tolongin. Karena kita sesama manusia itu saling membutuhkan, lagi pula kita juga mendapatkan pahala kan?" Si kecil Edgar hanya mengangguk polos mendengar penuturan sang mama.
Gerdan berdecak kesal. "Lagian cara lo salah. Berbuat baik boleh tapi harus tahu juga mana yang benar mana yang salah," nasehat Gerdan pada Edgar.
"Iya lagian kalau ibu itu nggak mau dibawain tasnya enggak usah maksa cukup lo bawain aja belanjaannya," sahut Ryan.
"Iya-iya gue salah."
________________
Renata, cewek itu datang terlambat karena bangun kesiangan. Alhasil ia disuruh pak Dito membawa beberapa buku paket ke perpustakaan. Kedua tangannya menopang buku agar tidak jatuh, Renata memandang jalan harus dengan keadaan kepala miring dikarenakan buku-buku yang menjulang tinggi menghalangi pandangannya.
Bruukk
Semua buku yang dipegangnya berserakan dilantai akibat benturan keras dari seseorang.
"Duh, kalau jalan tuh lihat-lihat dong," kata Renata tanpa memandang sang pelaku. Bukannya menjawab cowok itu malah membantunya membereskan buku yang berserakan di lantai. Setelah beres cowok itu mengangkat sebelah alisnya membuat Renata mengerutkan dahinya. Saat cowok itu melirik tumpukan buku ditangannya Renata langsung mengerti. "Perpus," jawabnya singkat.
Kemudian dua sejoli itu berjalan beriringan ke perpustakaan. Sesampai di perpustakaan mereka langsung meletakkan buku diatas meja.
"Thanks Rey," ucap Renata. Ya, cowok itu Reynal Liam Jonathan si cowok dingin SMA Rajawali.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIANCA
Teen Fiction🦋 it's just a world of imagination Bianca Amora Pradipta, Seorang gadis cantik yang memiliki sejuta kejutan. Siapa sangka, bahwa ia merupakan leader dari gangster VICIOS. Geng terkenal seantaro Jakarta. awalnya VICIOS dipimpin oleh abangnya yaitu A...