6. Pulang Bareng

7.1K 392 21
                                    


"YUHUU TEMAN-TEMANKU SEMUANYA ADA YANG RINDU NGGAK SAMA GALANG YANG GANTENG MEMBAHANA INI?" heboh Galang saat memasuki warsam membuat teman-temannya menutupi telinga dan tak lupa bersumpah serapah pada Galang.

"Arka! kayaknya anak buah lo yang satu ini minta diruqiyah deh," kata Ryan seraya menggeleng melihat tingkah Galang yang sedang mencomot gorengan milik Reynal.

"Biar besok gue panggilin dukun beranak deh," sahut Edgar.

"Woi kampret dikata gue ada jin tomangnya kali ya?" sahut Galang tak terima. "Heh Edgar gue nggak lagi mau melahirkan kampret, NGAPAIN PAKAI MANGGIL DUKUN BERANAK SEGALA!"

"Santuy bro, ngegas banget sih."

Malam ini warsam dipenuhi anak-anak vorgeon, ada yang sedang membantu mang Tejo membuat mie instan, ada yang sedang makan nasi goreng ala mang Tejo, ada yang bergosip ria, bermain catur, berdebat tidak jelas, merenungi nasib, teriak-teriak gak jelas, membuat vlog abal-abal. Intinya semua aktivitas membuat warsam seperti pasar rakyat.

"Kalau udah malem diliat-liat sekolah serem juga ya." Gerdan memandang area sekolah dari warsam yang terlihat sepi, lumayan gelap, dan banyak pohon rindang di sana membuat dirinya merinding.

"Halah badan aja besar tapi nyali ciut, gitu doang takut," kata Ryan.

"Sok berani lu Yan, kayak situ nggak aja," sahut Galang.

"Gue kan pemberani, nggak kayak lo pada."

"OKE!!" Edgar menggebrak meja cukup keras, sampai-sampai membuat semuanya menoleh ke arah meja inti vorgeon.

"Ngagetin si Gagar," sinis Galang.

"Kata lu berani kan?" tanya Edgar pada Ryan, sedangkan Ryan mengangguk polos.

"Oke! Gue tantang lu untuk keliling sekolah selama dua jam. Kalau lu sanggup gua bakal jamin dua Minggu full, bebas mau makan apa dikantin. Mau nambah juga boleh" tantang Edgar pada Ryan.

Ryan meneguk air liurnya kasar. What! Yang benar saja?. Bagaimana kalau disana Ryan bertemu dengan makhluk penjaga sekolah? Kan nggak elit kalau sampai seluruh sekolah tahu bahwa Ryan sebenarnya penakut.

"Ah enggak ah, hadiahnya kurang menarik. Masa cuman ditraktir dua Minggu full" elak Ryan.

"Cih, tadi sok-sokan ngatain badan gede hati ciut. Padahal sendirinya takut HAHA." Gerdan jadi ingat waktu Ryan ditinggal sendirian dirumah oleh kedua orang tuanya, Ryan merengek saat ditelfon mengatakan ia takut dirumah sendirian ketika mendengar suara barang berjatuhan.

"Nyenyenye," ejek Ryan.

Sedari tadi Arka hanya sibuk memandang ponselnya. Melihat Instagram seseorang dengan username @biancaamoraa_

Dilihatnya satu persatu postingan gadis itu. Ada yang sedang bersama sahabatnya, ada yang sendirian, ada juga yang bikin Arka gemes sendiri yaitu postingan saat gadis itu sedang melet ke arah kamera. Cantik, batin Arka.

"OH ADA YANG LAGI MANTENGIN INSTAGRAM NENG CANTIK NIH," kata Edgar, karena cowok tadi sempat mengintip ponsel Arka. Arka langsung memandang Edgar dengan tatapan membunuh.

"Kalem bang." Edgar cengengesan.

"Siapa Gar? Cewek cantik siapa?" kepo Galang.

"Itu lho si neng Bianca."

"Oalah, Bianca toh. Gebetan gue itu Gar, lagian waktu itu ada yang bilang enggak suka. Yaudah biar gue aja yang pepet" Galang sengaja memanas-manasi Arka, sedangkan Arka sudah siap seperti ingin memakan Galang hidup-hidup.

"Kalem bruh, kayak Rey noh kalem. Enggak ngomong sama sekali."

"Sariawan lo Rey?" tanya Gerdan polos.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang