12. Anak Muda

4.9K 278 26
                                    

"Seperti hujan yang jatuh ke tanah, seperti hatiku yang jatuh ke hatimu."

_________________

Kini keenam anggota inti vorgeon beserta perwakilan orang tua mereka berada di ruang BK. Setelah kejadian kemarin, surat undangan orang tua dari Bu Rika melayang ke tangan enam cowok tersebut.

Tristan selaku pemilik sekolah memijit pangkal hidungnya melihat kelakuan anak sulungnya. Sedangkan kelima pria paruh baya menatap anak mereka dengan tatapan tajam.

"Arka! buat onar apa lagi kamu ini!" sentak Tristan Papah Arka.

"Duh Pah, kaya nggak tahu anak muda aja," jawab Arka asal.

"Iya Om, lagian bukan kita yang cari masalah duluan," sahut Edgar.

"Edgar, isolasi mulut kamu!" kata Irdan Ayah Edgar.

"Maaf Yah di sini nggak ada isolasi." cetus Edgar.

"Masih aja bercanda," Irdan menatap tajam anak sulungnya.

"Lah tadi, orang Ayah duluan yang ngajak bercanda," bela Edgar.

"Ngejawab aja bisanya!" ketus Irdan menatap tajam anak sulungnya.

"Tapi bener kok Pah, kata Edgar. Kita nggak cari masalah duluan, mereka yang tiba-tiba datang terus nyerang," jelas Arka.

"Halah alesan itu Pak!" sahut Bu Rika, tangan Ibu itu bersedekap dada sambil menatap tajam anak didiknya.

"Ibu sok tau ih," bela Galang.

"Diem ya kamu Galgal!" mata Bu Rika membulat sempurna.

"HAHAHA GALGAL," tawa Edgar pecah.

"Seharusnya kalian itu tidak perlu pakai fisik kalau ada masalah! bisakan selesaikan semuanya baik-baik pakai otak?"

Mereka semua tertunduk, kalau sudah seperti ini Tristan tidak bisa di bantah. Apalagi dengan kehadiran alumni vorgeon di depan mereka ini. Setidaknya mereka menghormati Tristan beserta teman-temannya sebagai alumni dan orang tua mereka.

"Sudah Pak, kasih hukuman aja sih!" kompor Bu Rika pada Tristan.

"Biar mereka yang kami urus, ibu boleh keluar sebentar?" ucap Tristan dengan sopan. Bagaimana pun Bu Rika dulu adalah gurunya, guru BK yang selalu menghukumnya bersama teman-temannya.

Kelakuan Tristan dulu itu tak jauh berbeda dengan anaknya. Bahkan ia juga mantan leader vorgeon angkatan 5, bersama kedelapan teman-temannya sebagai anggota inti.

Setelah keluarnya Bu Rika. Tristan, Harun, Rasyid, Zikry dan Irdan menatap anak mereka dengan tatapan tajam.

"Santai kalek, nggak usah tegang getoo," kata Rasyid Papah Gerdan.

"Abisnya Papah natap kita seolah-olah mau makan hidup-hidup," ucap Gerdan menunjukkan cengiran khasnya.

"Kalian itu anak muda, bebas mau ngapain. Tapi inget pesen Om! Pertama jangan mainin cewek, kedua jangan sentuh benda terlarang, seperti narkoba, minuman keras dan lain-lainya. Pokoknya hal yang menjerumus ke jalan yang salah jangan kalian ambil!" kata Shomat, Ayah Galang.

"Inget itu!" katanya lagi, mendapat anggukan dari keenam anak muda tersebut.

"Lain kali kalau berantem yang keren keren dikitlah, masa pulang-pulang muka babak belur," ejek Tristan.

"Kaya lo nggak aja Tan," ujar Zikry selaku Ayah Ryan.

"Jangan panggil gue Tan! ambigu gue dikira setan apa!" sahut Tristan kesal.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang