"Cinta itu sederhana, jika kamu tidak bisa membuatnya tertawa. Kami hanya cukup membuatnya bahagia dengan caramu sendiri."
______________"Gue kangen Papah Ren," lirih Bianca dengan suara nyaris tidak di dengar.
"Suatu saat lo bakalan ketemu dia," kata Renata menenangkan sahabatnya.
"Ikut dong!" sahut seseorang dari belakang Bianca. Di sana sudah ada Salwa, Adiba, dan Dira yang tengah menatap mereka cemberut.
"Sini-sini!" panggil Bianca. Mereka berlima berpelukkan menyalurkan rasa sayang di dalam diri mereka kepada sahabatnya.
"Kalian itu segala-galanya buat gue!" bisik Bianca.
Keenam lelaki yang melihat adegan itu hanya tersenyum bahagia. Arka menatap Bianca sendu, seandainya ia juga bisa membuat Bianca sebahagia itu memiliki seseorang dalam hidup gadisnya. Arka janji akan selalu menjaga Bianca kapan pun dan dimana pun.
____________
Kedua pasang remaja sedang berjalan menyusuri taman kota. Malam ini sangat cerah dibubuhi bintang-bintang yang bertebaran di langit. Keduanya duduk diatas rerumputan hijau. Manik mata mereka menghadap ke arah langit, mengagumi ciptaan tuhan.
"Kamu suka?" tanya Arka pada gadisnya.
"Suka, suka banget!" antusias Bianca.
"Tapi, aku lebih suka kamu dibanding bintang!" kata Arka membuat Bianca yang semula sibuk menghitung bintang menjadi menatap manik abu-abu milik Arka.
"Kenapa?"
"Karena kamu itu selalu ada buat aku, sedangkan bintang hanya ada di malam hari untuk menemaniku," kekeh Arka.
"Gombal!"
"Tapi aku serius, aku sayang sama kamu Bi!" Arka menyelipkan anak rambut Bianca ke belakang telinga gadisnya.
"Jangan tinggalin aku ya!" bisik Arka di telinga Bianca.
Bianca tersenyum menatap seseorang yang beberapa hari lalu menjadi kekasihnya. "Aku nggak akan tinggalin kamu, kecuali kamu yang minta."
"Aku janji nggak akan kecewain orang yang aku sayang!"
"Aku nggak perlu janji Ar, aku perlunya bukti. Buktikan ucapan kamu sama aku kalau kamu beneran nggak akan bikin aku buat ninggalin kamu."
"Bianca, you're its mine!" Arka memeluk tubuh mungil gadisnya. Satu tangannya menangkap pipi Bianca. "Kamu lucu kalau pakai poni, tapi aku lebih suka kamu nggak pake poni," ucap Arka membuat rona merah di pipi gadisnya muncul samar-samar.
Cowok itu baru sadar kalau gadisnya memakai poni, menutupi setengah dahinya. Tangan yang semula berada di pipi Bianca ia gerakkan ke arah poni untuk disingkirkan.
Setelah menyingkirkan poni Bianca ke belakang telinga, mata cowok itu membulat sempurna. "Ini kenapa bisa biru gitu?" Arka meniup pelan memar yang berada di dahi kanan Bianca.
Gadis yang semula fokus dengan netra abu-abu kekasihnya, menjadi gugup seketika. "I-itu, tadi malam.." ucap Bianca gugup. Gadis itu masih sibuk merangkai kalimat di otaknya.
"Tadi malam kenapa hm?" tanya Arka.
"Tadi malam, kejedot lemari. Iya kejedot lemari!"
"Kamu kenapa gugup sih?"
"Nggak gugup kok! cuma amnesia dikit sama kejadian tadi malam!" kekeh Bianca.
"Ada-ada aja," gumam Arka.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIANCA
Novela Juvenil🦋 it's just a world of imagination Bianca Amora Pradipta, Seorang gadis cantik yang memiliki sejuta kejutan. Siapa sangka, bahwa ia merupakan leader dari gangster VICIOS. Geng terkenal seantaro Jakarta. awalnya VICIOS dipimpin oleh abangnya yaitu A...