DUA SATU

1.7K 328 84
                                    

"SANHAAA!" Yeji lari ke arah Sanha yang masih keringetan di pinggir lapangan. Cowok tinggi itu masih pake jersey warna kuning bernomer punggung 19 dan headband merah yang menurut Yeji norak banget. Dan Sanha setuju akan itu.

Tapi karena itu hadiah dari mamanya Sanha dan di yakini sebagai jimat keberuntungan buat Sanha, jadi mau nggak mau harus Sanha pake setiap kali ikut pertandingan.

Dan tampaknya jimat dari sang mama emang manjur, buktinya hari ini tim basket SMA Mandala berhasil menyabet juara satu turnamen basket yang di adakan selama seminggu ber turut-turut dan diikuti oleh SMA se-DKI Jakarta.

Yeji langsung lompat ke arah Sanha dan bergelantung di leher cowok itu.

"BERAT MONYET!" Protes Sanha yang hampir limbung gara-gara menumpu berat Yeji yang menyerangnya tiba-tiba.

Di belakang Yeji, Bomin, Eric dan Sunwoo akhirnya ikut memeluk Sanha hingga membuat cowok kewalahan.

"Woy! Panas nih gue masih keringetan." Seru Sanha dan berusaha melepas pelukan temen-temennya.

"Jago juga lo mainnya." Komentar Sunwoo lalu memijit pundak Sanha.

"Jago lah, latihan sampe tulang gua los begini." Jawab Sanha.

"Saaan ayo makan-makan!" Yeji narik-narik baju Sanha dan pasang muka sok imut. Sayangnya Sanha bukanya gemes malah kesel liat muka Yeji dan langsung ngetekin muka cewek itu.

"BANGSAT!" Teriak Yeji meronta-ronta.

Sanha akhirnya ketawa dan ngelepasin Yeji dan ngacak-acak rambut cewek itu.

"Hadiahnya belom cair goblok." Jawab Sanha.

"Pake duit lu lah." Sahut Eric terus di angguki sama Bomin. Lalu dua cowok itu pun saling tos dan tersenyum lebar.

"Nggak bisa sekarang." Kata Sanha dengan wajah menyesal.

Ke empat temannya pun saling pandang lalu menatap Sanha. "Lah, kenapa?" Tanya Sunwoo.

"Gue makan sama anak basket, njir!"

Oh iya. Mereka baru sadar kalo anak-anak basket pasti pada makan-makan buat ngerayain kemenangan mereka dan Sanha nggak mungkin nggak ikut. Secara dia tim inti dan lumayan nyumbangin banyak angka pas main tadi dan di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Tapi tetep, pemegang MVP tetep sang kapten, Hwang Hyunjin.

Dan omong-omong soal Hyunjin, Yeji baru sadar kalo dia nggak ngeliat cowok itu setelah penerimaan piala dan piagam buat para juara.

Mata Yeji pun mulai bergerak liar mencari keberadaan Hyunjin di sekitar lapangan. Tapi nihil, cowok itu nggak tertangkap indra penglihatan Yeji.

"Nyari siapa?" Tanya Bomin yang sadar Yeji lagi nyari-nyari seseorang.

"Hyunjin." Jawab Yeji pendek.

Tangan Bomin pun bergerak menyentuh kepala Yeji dan mengarahkannya ke arah pintu besar yang menjadi jalur keluar para penonton.

Senyuman Yeji langsung mengembang begitu matanya menemukan sosok Hyunjin yang di carinya sejak tadi. Cewek itu buru-buru pamit pada teman-temannya dan berlari ke arah Hyunjin.

"Hyunjin!" Panggil Yeji sambil menepuk pundak Hyunjin dengan cukup keras.

Cowok itu sontak merengut dan menatap Yeji sinis. "Apa?"

"Selamat ya!" Kata Yeji sambil mengulurkan tangannya ke arah Hyunjin.

"Hm, makasih." Jawab Hyunjin sambil menjabat tangan Yeji.

Tapi waktu cowok itu hendak melepaskan tangan Yeji, Yeji masih menhannya dan menggenggam tangan Hyunjin lebih erat.

"Mau kado apa?"

the queen of punch, yeji ft boys✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang