DUA EMPAT

1.5K 316 64
                                    

Setelah di larikan ke rumah sakit dan mendapat oprasi kecil karena benturan di kepala, Bomin akhirnya di pindahkan ke kamar rawat yang ada di lantai 3 di rumah sakit tempat Minhyun bekerja.

Saat ini keadaan Bomin sudah jauh lebih baik, hanya saja anak itu masih belum sadarkan diri pasca oprasi. Oleh karena itu, Yeji yang masih setia menunggu di rumah sakit hanya bisa duduk di sebelah ranjang Bomin sambil memegangi tangan cowok itu yang terbebas dari jarum infus.

"Gue beliin lo susu sama roti." Hyunjin yang baru dari cafeteria menyerahkan sekantong plastik kepada Yeji berisi makanan. Hyunjin yakin Yeji lapar karena sejak tadi dia belum makan apapun. Bahkan cewek itu menolak saat Minhyun menawari adiknya untuk makan di cafeteria bersamanya. Begitu pula saat Sunwoo, Eric dan Sanha yang datang bersamaan dengan nafas terengah-engah sejam yang lalu, dan memaksa Yeji untuk makan, cewek itu masih bersikeras menolak dan tetap menunggu Bomin di dekatnya.

"Makasih Jin— eng, mending lo pulang deh. Orang tua lo pasti nyariin?" Kata Yeji sambil menatap Hyunjin. Dia ngerasa nggak enak soalnya Hyunjin udah nemenin dia bolos dan membawanya pada sebuah masalah yang cukup rumit. Apalagi mereka sampai harus di introgasi polisi untuk di mintai keterangan atas kejadian yang menimpa Bomin.

Tapi meskipun begitu, Yeji sangat-sangat bersyukur Hyunjin bersamanya dan justru cowok itu yang banyak membantu. Mulai dari telpon polisi, menghubingi ambulance, telpon teman-teman Yeji dan ikut menemaninya ke rumah sakit. Yeji sangat berhutang banyak pada cowok itu, begitu juga dengan Sunwoo, Eric dan Sanha yang merasa sangat berterima kasih atas segala yang sudah Hyunjin lakukan.

"Lo gapapa?" Tanya Hyunjin ingin memastikan keadaan Yeji yang terlihat masih shock dan pucat.

"Gapapa kok. Udah ada Sunwoo, Sanha sama Eric juga. Ada Kak Minhyun juga kan di rumah sakit ini." Jawab Yeji meyakinkan.

Hyunjin mengangguk pelan lalu pamit pulang karena memang sudah sore dan jam sekolah sudah bubar dari satu jam yang lalu.

Akhirnya Hyunjin pamit pada Yeji dan teman-temannya dan meminta Sunwoo untuk menghubunginya kalau ada sesuatu.

Setelah kepergian Hyunjin, Yeji kembali memegangi tangan Bomin dan menatap wajah cowok itu. Mengamati perban yang membalut kepalanya dan juga memar di beberapa bagian wajahnya.

"Gue masih nggak percaya bokapnya Bomin bisa ngelakuin ini." Kata Sanha memecah keheningan.

Eric dan Sunwoo terdiam. Kedua menunduk menatap lantai dan hanyut ke dalam pikiran masing-masing.

Setelah tadi di sekolah mereka gagal kabur karena ketahuan Pak Suho, tidak lama Hyunjin mengabari Sunwoo kalau Bomin terluka dan di larikan ke rumah sakit. Mereka pikir, Bomin kecelakaan atau jatuh dari tangga. Siapa yang sangka kalau teman mereka yang juara kelas, pendiam dan tampak baik-baik saja ternyata korban kekerasan dari ayah kandungnya sendiri. Dan sialnya, mereka merasa tidak becus menjadi teman karena tidak tahu apa-apa soal ini. Bahkan mereka baru bisa menemui Bomin yang sudah selesai oprasi.

Mereka semakin menyesal karena tidak ikut bolos dengan Yeji tadi pagi.

"Kata bokap gue, papanya Bomin udah ketangkep. Dia tadi berusaha kabur ke luar negeri gara-gara ngira udah ngebunuh Bomin." Kata Sunwoo yang baru saja mendapat chat dari papanya yang seorang polisi.

"Lo udah ngabarin nyokapnya?" Tanya Eric dan Sunwoo kembali mengangguk.

"Tante Irene langsung terbang dari Singapore waktu di kabarin sama polisi soal Bomin." Jawab Sunwoo.

Yeji rasanya mau menangis sekencang-kencangnya melihat bagaimana keadaan Bomin dan kemalangan yang menimpa temannya itu. Selama ini Yeji hanya mengira Bomin yang pendiam dan kadang melamun hanya karena perceraian orang tuanya setahun yang lalu. Kemudian mamanya yang memilih pindah ke luar negeri sedangkan Bomin ikut papanya.

the queen of punch, yeji ft boys✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang