DUA DUA

1.6K 334 41
                                    

Yeji baru sampe di kelasnya dan duduk di sebelah Bomin. Cewek itu masih asik dengan sumpalan headset di telinga dan sesekali menggumamkan sebuah lagi. Sambil mengeluarkan alat tulisnya, kini Yeji menoleh ke arah Bomin— bersiap untuk mencontek pr matematika dari Bu Kim yang terkenal galak. "Min pinjem pr mat— dih ngapain lo pake masker?" Tanya Yeji heran. Cewek itu baru sadar kalau Bomin pake masker hari ini karena sejak tadi dia tidak memperhatikan sekitar.

Bomin yang sejak tadi menunduk membaca buku menoleh ke arah Yeji. "Batuk— uhkk, liat kan?" Kata cowok itu lalu kembali melanjutkan bacaannya. "Ambil aja di tas." Lanjut Bomin tanpa menoleh ke arah Yeji yang masih betah memandangi wajahnya.

"Ngapain lo pake masker? Oh— Yeji bau ya?" Sanha dateng-dateng langsung komentar dan meledek Yeji. Sayangnya cewek itu nggak bereaksi apapun dan masih saja ngeliatin Bomin.

Jujur aja, Bomin makin aneh menurut Yeji.

"Ngapain lo ngeliatin Bomin begitu?" Tanya Eric yang baru datang bersama Sunwoo.

"Ngapain lo Min pake masker?" Tanya Sunwoo heran. Cowok itu kini malah duduk di meja Bomin dengan tidak sopannya.

"Batuk— uhk." Jawab Bomin.

"Dih, nggak jelas lo." Kata Sunwoo terus balik ke mejanya. Begitu juga dengan Sanha dan Eric.

Merasa terus di perhatikan oleh Yeji, Bomin kembali menoleh ke arah cewek itu. "Apa sih?" Tanya Bomin.

"Lo nggak baruk. Cepet buka!" Kata Yeji dengan nada memerintah.

"Gue batuk. Lo mau ketularan?"

"Mau lo yang buka sendiri apa gue yang buka?" Tanya Yeji.

"Dih, apaan sih lo berdua? Ambigu bangsat!" Seru Sanha dari belakang mereka yang sejak tadi merhatiin kedua temennya itu.

Lagi-lagi Sanha tidak mendapat tanggapan baik dari Yeji maupun Bomin karena dua orang itu masih bersitegang menatap satu sama lain.

Bomin akhirnya mengalah. Setelah menarik nafas dalam, cowok itu melepas maskernya. Dan seketika, mata Yeji melebar melihat luka di dagu dan sudut bibir Bomin.

"Ini kenapa?" Tanya Yeji makin meninggi.

Sunwoo, Eric dan Sanha yang penasaran kini kembali ke meja Bomin dan melihat wajah cowok itu.

"Anjir, abis di apain lo Min?" Tanya Eric heboh.

"Jatoh—,"

"Jatoh?" Potong Yeji cepat. "Lo mau bohong?"

"Gue jatoh Yeji, ngapain gue bohong?"

Yeji tertawa sarkas lalu membuang wajahnya ke arah lain. "Gue nggak bego. Gue bisa bedain mana luka jatoh mana luka di pukulin. Dan luka lo, ini luka pukulan. Siapa yang mukul lo?"

"Nggak usah sotoy dan nggak usah bikin keribuan. Salin pr lo, bentar lagi Bu Kim masuk." Kata Bomin. Cowok itu nggak mau ribut dan jadi pusat perhatian anak-anak lain berkat suara keras Yeji barusan.

"Min, lo nggak mau cerita?" Tanya Sunwoo mulai buka suara. Dia setuju sama Yeji soal luka Bomin yang keliatan banget bukan luka jatoh. Secara Sunwoo anak motor dan dia sering nyium aspal.

"Gue nggak apa-apa. Kalian kenapa sih?" Tanya Bomin heran.

"Min, lo tahu kan gue nggak suka di bohongin?" Tanya Yeji pelan. Dan setelahnya cewek itu berdiri dan mengambil tasnya keluar dari kelas.

"WOY, mau kemana lo? Udah masuk anjing!" Seru Sanha.

"YEJI, jangan bolos lu!" Teriak Eric.

Sunwoo mengacak rambutnya, "Gue kejar tuh anak dulu." Kata Sunwoo lalu pergi buat nyusul Yeji. Sedangkan Bomin hanya menatap kepergian Yeji dan Sunwoo dengan wajah memerah dan tangan yang mengepal kuat. Dia nggak bermaksud buat bohongin Yeji dan temen-temennya. Karena niat Bomin cuma satu, dia nggak kepengen temen-temennya khawatir.


the queen of punch, yeji ft boys✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang