TIGA TUJUH

1.4K 310 114
                                    

Setelah Hyunjin keluar, dia bisa melihat Yeji yang sedang di cegah pergi oleh Junkyu dan Jihoon di depan pagar rumahnya. Kedua cowok itu tampak membujuk Yeji agar tidak pergi begitu saja, atau setidaknya membiarkan salah satu dari mereka mengantarnya pulang. Begitulah kira-kira yang samar samar Hyunjin dengar saat dia mendekat ke arah mereka.

"Yeji?" Panggil Hyunjin.

Jihoon, Junkyu dan Yeji pun menoleh ke arah Hyunjin.

Berbeda dengan Yeji yang memilih buang muka, Jihoon dan Junkyu malah saling melempar kode hingga akhirnya mereka paham dan cabut buat ninggalin Yeji berdua sama Hyunjin. Karena mereka tahu, dua orang itu perlu ngomong berdua dan baik Junkyu maupun Jihoon nggak berhak buat ikut campur urusan mereka.

Tapi berhubung mereka tahu gimana perangai Yeji kalo marah, jadi mereka jaga-jaga duduk di teras rumah Hyunjin. Siapa tahu kan Yeji ngamuk dan mereka malah berantem? Mereka juga segera mengabari teman-teman Yeji dan memberi tahu secara singkat kejadian yang baru saja terjadi antara Yeji dan Hyunjin.

"Gue minta maaf." Kata Hyunjin akhirnya setelah beberapa detik hanya diam dan berdiri di dekat Yeji.

Yeji kini menoleh dan tersenyum tipis ke arah Hyunjin— dari jarak sedekat ini, Hyunjin bisa melihat wajah Yeji yang memerah. Kentara sekali kalau cewek itu sedang kesal.

"Minta maaf? Buat apa?" Balas Yeji.

"Gue minta maaf soal yang tadi, gue nggak seharusnya marah ke lo." Kata Hyunjin.

Yeji tersenyum tipis lalu berdiri tepat di depan Hyunjin, "Lo nggak perlu minta maaf. Semua yang lo bilang bener kok."

Hyunjin menelan ludah begitu Yeji menatapnya cukup tajam. Sangat berbeda dengan Yeji yang biasa menatapnya dengan ceria dan senyuman lebar— bahkan saat cowok itu bersikap kasar padanya.

"Justru harusnya gue yang minta maaf. Karena gue nggak sadar diri dan terus terusan ganggu lo. Harusnya gue nggak maksain diri dan terus terusan ngejar lo, harusnya—" Yeji mulai terisak. "Harusnya gue nggak maksain perasaan lo buat gue, Jin. Maaf..." Mata Yeji mulai berkaca-kaca dan tangannya mulai bergetar.

Setetes air mata mulai keluar dari pelupuk matanya. Dengan cepat, Yeji buru-buru menyekanya dan mengutuk air matanya yang sudah lancang keluar tanpa di perintah. Dia sudah bersikeras untuk tidak menangis di depan Hyunjin dan terlihat semakin menyedihkan. Selama ini Yeji sudah cukup menyedihkan dengan selalu mengemis cinta pada cowok itu.

"Ah, sial!" Yeji mengumpat pelan sambil mendongak ke atas menahan air matanya yang masih terus keluar.

"Yeji.. gue.."

Yeji berhenti menyeka air matanya dan menatap Hyunjin dengan senyum di paksakan. "Gue nggak bakal ganggu lo lagi." Potong Yeji.

"Kali ini gue bener bener nggak akan ganggu lo lagi Hyunjin." Kata Yeji pelan tapi terlihat sungguh-sungguh.

Hyunjin kaku. Lidahnya benar-benar kelu dan itu semakin membuatnya prustasi. Cowok itu yakin kalau Yeji benar-benar akan melepaskannya kali ini.

Sejujurnya, banyak sekali yang ingin dia sampikan ke Yeji. Tapi tubuhnya seperti menolak dan yang dia bisa lakukan hanya diam di tempat dan menatap Yeji yang terlihat menahan tangis dan pura-pura tegar.

"Yeji dengerin gue..."

"Udah Jin, lo nggak perlu merasa bersalah atau kasihan sama gue."

"Dengerin gue dulu!" Hyunjin bergerak mendekat, namun Yeji segera mundur. Seolah-olah enggan mendengar sepatah katapun dari Hyunjin.

Kenyataannya, Yeji hanya tidak mau mendengar penolakan secara gamblang dari cowok itu. Karena dia mungkin akan semakin terpuruk dan pada akhirnya hanya terlihat semakin menyedihkan.

the queen of punch, yeji ft boys✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang