Sakit hati

2.7K 106 7
                                    

hallo haloo, giaman nih taun barunya asik ga, malam taun baru pada kemana nih, kalau aku sih di rumah aja sedih kan huhu (lah ini jadi curhat).

btw makasi banyak yang udah vote+comment yang udah baca juga makasi banyak ya tanpa dukungan kalian aku tidak akan sejauh ini (ettt dah gaya bahasanya) pokonya love you so much buat semuanya:**.

yaudah yu langsung aja pada penasaran ga nihhh hehe. enjoy semuaaa.

gue belari sekencang-kencangnya entah apa yang gue rasain sekarang sakit hati iya sakit perasaan juga iya (lah sejak kapan ada sakit perasaan?).

guemelihat ke lapangan banya banget orang gue menerobos sekuat tenaga sambil menahan tangis, dan akhirnya gue sampe di barisan depan.

gue gabisa berkata-kata lagi, rachel sekarang lagi ada di tengan tanda love yang di hiasi bunga, dan ada jalan juga yang di hiasi bunga bisa di bilang itu jalan buat rachel ampe ke bunga yang bertanda love.

alfi lagi memegang bunga lumayan besar, dan di belakang ada sekumpul anak basket yang membawa kertas yang bertulsikan will you be my girlfiend dengan spidol warna warni, dan juga salah satu anak basket membawa boneka ukuran sangat besar, udah bisa d tebak itu pasti buat rachel.

gue sangat sangat kaget, sedih iya galau iya, bibir gue seakan tak bisa berucap apa-apa, pengen nangis? ya pasti tapi gue tahan gue pengen liat kelanjutan acara sakit hati ini selesai.

alfi melirik gue sekilas, entah itu lirikan bermaksud apa, tapi gue tebak pasti lirikan menunjukan kalau dia udah mau jadian sama rachel, mana gue liat rachel gabisa diem lagi kaya cacing kepanasan.

"will you be my girlfiend rachel?" ucap alfi dan itu sangat terdengat jelas oleh telinga gue.

say yes say yes say yes teriak semua orang, dan dalam hati gue teriak say no say no say no, tapi semua itu mustahil sangat mustahil.

"yes" ucap rachel dan sangat terdengar jelas.

semua orang bersorak gembira, gue ga tahan lagi gue mau pergi, pas gue hendak mau pergi gue melihat ka haidar memasang wajah gembira dan memberi selamat ke alfi,kaka macam apa ini ga ngertiin adenya hiks hiks.

gue ga tahan lagi gue langsung pergi berlarin sekuat tenaga entah gue mau kemana intinya gue mau nangis sekenceng-kencengnya, gue berlari di koridor tapi ada yang menari tangan gue. dimas.

"ya gue ngerti ko" ucap dimas.

"gue ga kuat lagi dim" kata gue sambil memeluk dimas erat erat dan tangisan gue pecah.

"dimas" teriak seorang cewe gue langsung melepas pelukan dimas dan melihat ke sumber suara.

gue menatap dimas seakan bertanya siapa dia?

"cam ini ga kaya lo pikirin kita cuma sahabat dari kecil" kata dimas dengan muka kaget.

"lo punya pacar dim?" tanya gue heran, dan masih ngeluarkan airmata.

"iya naz, gue belum cerita sama lo" kata dimas.

"kalau sahabatan ga usah peluk-peluk dong" kata pacar dimas, gue gatau namanya tapi tadi dimas nyebut cam yaudah gue sebutnya cam aja.

"sorry cam gue ga maksud, gue minta maaf anggap aja yang tadi ga pernah terjadi" permohonan maaf gue dengan tulus.

gue pun pergi meninggalkan mereka tapi tangan di tahan oleh tangan entah siapa tapi kayanya tangan cam.

"eh lo yang adenya ka haidar kan?" tanya cam.

gue mengganggukan kepala

"sorry gue ga maksud marah ke lo, tadi gue gatau kalau lo sahabat dimas, dimas juga pernah cerita ke gue tentang lo tapi gue lupa muka lo jadi gue gatau." ucap cam, kelihatannya sih tulus.

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang