"Wine please," Tasya bersuara saat ia baru saja duduk dibangkunya, para pramugari kebingungan, pesawat belum lepas landas, bahkan para penumpang ekonomi belum tiba, bagaimana bisa Tasya meminta itu.
"WINE PLEASE," teriak Tasya membuat para pilot yang baru masuk kaget, mereka menatap para pramugari yang sudah tiba terlebih dahulu, karena Tasya datang, mereka saling menatap. Amanda yang merupakan pramugari senior yang terlalu sering menghadapi tempramen milik Tasya yang merupakan sahabat Gia juga, tetapi jarang bertemu dengan Tasya dan lain-lainnya.
Amanda berjalan menuju dapur, mengambil air dan meletakkan dengan kasar di meja Tasya membuat sedikit air itu keluar, "jangan menyusahkan pramugari lain," Amanda menatap sahabat dari sahabatnya itu yang jarang bertemu, sedangkan Tasya kaget melihat Amanda yang paling dewasa dan bijaksana diantara mereka semua.
Amanda memang teman Gia sejak kecil, tetapi saat Gia membawanya bertemu semuanya, Amanda yang paling bijaksana, dia selalu berhasil menyelesaikan masalah, karena pekerjaan mereka, membuat waktu dan lokasi tidak mengizinkan mereka bertemu. Tasya berdiri memeluk Amanda, ia menangis tersedu-sedu.
"Kau kenapa? Aku sendang bertugas, hari ini aku sial sekali," Amanda bersuara menahan tangisannya, memang para penumpang belum diperbolehkan masuk, tetapi Tasya memaksa sangat memaksa membuat pimpinan maskapai tadi yang menjemputnya diluar bandara.
Amanda mengelus pundak sahabatnya yang menangis tanpa berbicara itu, airmata Amanda sudah tidak tertahankan lagi, menetes tanpa komando, pramugari, pilot, dan juga pimpinan disana binggung melihat Amanda yang dingin dan tegas, tidak memiliki kekasih itu walaupun sudah tua menangis.
"Ada apa? Tenanglah," Tasya melepaskan pelukannya, ia menatap Amanda, "jangan bilang apapun kepada Gia, dan kau" Tasya menunjuk kepada pimpinan maskapai itu.
"Jangan bilang saya akan kemana, kenegara manapun, kau hanya perlu menutup semua mulut pegawaimu, setelah pesawat ini mendarat, jika saya menaiki pesawat ini lagi, tetap diamlah, paham?" Pimpinan itu tersenyum dengan hormat.
Ternyata tidak susah, batin pimpinan itu.
Semua kembali seperti semula, pilot dan pramugari pada tugasnya masing-masing, melakukan tugasnya, tetapi sesuai perintah Tasya, tidak ada yang menawari makanan dan minuman kepadanya, Amanda yang sibuk dengan prosedur menatap kearah Tasya, airmatanya tanpa perintah dan izin nya menetes.
Tas, sudah lama tidak bertemu, kenapa kita bertemu seperti ini, kenapa, Tas, kenapa aku harus melihat mu menangis, berapa kali kau selalu membantu, banyak perusahan maskapai yang menawarkan penerbang dengan jam sesukamu, dan tujuan, kau mempunyai kendali penuh, tetapi kau memilih maskapai tempat ku bekerja, berharap bertemu denganku, bukan waktu tidak mengizinkan kita bertemu, aku yang menghindar, menghindarimu, aku takut kau akan terus membantuku seperti kau membantu Reynata, Gia, dan Nanda, batin pramugari cantik sambil mengelap airmatanya.
....
Tasya berada di rumah pribadi miliknya, ia memang menyuruh beberapa pengawal bersembunyi, hanya beberapa didepan untuk mengecek senjata tajam milik mereka.
Loila masuk dengan berteriak, "HEI ANAK DURHAKA?!?!" Tasya yang mengenakan kacamata hitam dan jubah hitam itu tidak bergerak dan berpindah tempat, melihat itu Loila terdiam, Tasya akan selalu menyambutnya, jika ia memanggilnya, ia seketika menjadi takut.
"tas," Ananda memanggil Tasya yang tidak mendapat respon.
Semua duduk pada sofa yang tersedia membuat para ibu dan anak itu sedikit mengalami takut. Tasya menggunakan masker. Didalam rumah yang ini, Tuan Denny, Nando, istrinya Nando (Putri), Amel dan anak-anak mereka bersembunyi, Tasya tidak takut untuk mengutarakan semuanya, tetapi tadi saat Tasya bertanya kepada Nando, ia hanya mengetahui bahwa Ananda dan Analia adalah anak Loila hanya itu, yang membuat Tasya semakin takut mengungkapkan kebenaran.
Tasya mendapatkan kiriman dari Alena, sebuah foto yang menunjukkan mereka berempat dihukum karena mengacau pelajaran dikelas orang lain.
Kak, ini kami tidak dihukum, pulanglah hukum kami.
Kalimat singkat yang dikirim adiknya yang ia ketahui bahwa itu adalah edit hanya tersenyum. Tasya menyalakan TV saat semua sudah cukup lama terdiam, di Tv itu menampilkan mantan suami Loila, kakak kandung dari Roy berada disana, sedang makanan dengan sangat nikmat, dimeja terdapat banyak makanan.
Nando memang membenci Loila, tetapi saat melihat mantan suaminya itu yang menjadi supir untuk mencari anaknya, ia menyembunyikannya dan memberikan pelayanan terbaik disana, membuat tubuh kurus itu semakin berisi, membuat lelaki itu semakin tersenyum, mantan suami Loila hampir menjadi gila karena kelakuakan wanita yang menjadi ibu tirinya itu.
"Kakakmu, hampir gila saat mengetahui kelakukan iparmu, dia marah saat mengetahui kelakuan yang sudah dilakukan wanita itu," Tasya bersuara membuat ayahnya kaget diatas sana. Roy terdiam.
"Sekarang dia sudah sehat, ia sedang kuliah untuk menjadi pegawai bukan pengawal Nando lagi, panggilkan tuan Dana," pengawal disana memanggil orang yang di maksud, melihat adiknya berada disana lelaki yang semakin gagah itu memeluk erat anak itu.
"Roy, apa yang kau lakukan, apa kakak iparmu merasukimu? apa yang dia bilang, jangan percaya," Dana mengucap kalimat itu berkali-kali, membuat Loila berteriak, "DIAM!?!?" Tasya tersenyum dibalik maskernya itu. Karena merasa gerah ia akhirnya melepaskan masker itu.
"duduk, nonton dulu ini, mungkin setelah ini kalian akan mati," Tasya bersuara membuat ayah, Nando, Putri, Amel, dan Leo turun meninggalkan anak-anak mereka. Tasya kaget dan mematikan TV.
"Kembali, jangan turun sampai ku perintahkan" tasya bersuara yang mendapatkan tamparan dari Amel.
"Perlihatkan kepada kami," karena heningnya rumah tadi, itu sangat mengingatkan Amel saat ia melahirkan, suara tahan rasa sakit. Tangan Tasya bergetar membuat Nando mengambil remot, sedangkan semua pegawal berada disana.
Dana dan Loila terdiam, airmata milik Dana menetes, membuat Roy binggung, sedangkan ayah Tasya menangis, menangis sama seperti Dana. Operasi yang tidak steril itu membuat siapapun kaget.
"Loila," suara parau dari mulut sang ibu membuat Tasya menutup kupingnya yang langsung membuat Loila ketakutan, anak yang ia besarkan bukan lagi anak yang dulu ia kenal. Loila telah berubah menjadi orang lain hanya ingin hidup penuh harta, hanya karena merasa iri dengan kakaknya itu.
Tasya berdiri dan menampar Loila, semua terkejut, dan semakin terkejut saat Loila berjalan mendekat dan melepaskan masker didalam video itu.
"Kak Lesty, aku tidak ingin menderita," semua terdiam, tetapi Nando yang dipenuhi emosi berlari memukul ibu tirinya itu.
"Nando, cukup!?!?" teriak Denny, ayah kandung dan suami wanita hamil di video itu. Dana pun tidak bergerak dari sofanya, ia menangis, ia menundukkan kepalanya.
"Tuan Nando," panggil Dana disaat Nando sudah berada dalam pelukan istrinya, Nando tidak merespons orang yang ia lindungi dengan baik-baik itu.
"Saya minta maaf, itulah sebabnya saya berada disekitar kalian, untuk melindungi Tasya dan den Nando, serta Tuan Denny," Dana berbicara yang spontan Nando ingin memukulnya.
brukk...
KAMU SEDANG MEMBACA
DOKTER GALAK
RomansaAnatasya (Tasya) berjalan dengan santai di bandara menarik sebuah koper. Ya, hari ini ia kembali ke negara Bundanya, untuk melaksanakan pernikahan sahabatnya itu. Kembali untuk sementara