006

20.2K 2.3K 524
                                    

Bella terbangun dipagi hari dengan kepala pusing dan tenggorokan yang terasa seperti terbakar. Ia melirik jam yang ada di dinding kamarnya. Mendesah pelan saat menyadari waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi.

Bella mengusap wajahnya kasar lalu melangkahkan kakinya pada lemari dihadapannya. Membuka lemari itu lalu mengambil pakaian lengan panjang dan celana panjang juga tentunya.

Bella meraih handuknya lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan memasuki kamar mandi. Sepertinya ia perlu berendam di pagi buta untuk sejenak menghilangkan beban pikirannya.

Satu jam kemudian Bella keluar dari kamar mandi dan kembali kedalam kamarnya. Merenung sejenak dan menimbang apakah yang ia perlu lakukan ketika bertemu suaminya nanti.

Menghela nafas kasar, Bella lebih memilih beranjak menuju dapur untuk membuat sarapan.

"Ya Tuhan!!"

Bella memegang dadanya lalu menutup matanya, berusaha mengatur nafasnya saat melihat Edgar sudah berada di depan pintunya dengan pakaian lengkap.

Bella membuka matanya pelan dan menatap ragu pada Edgar yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Aku akan berangkat sekarang."

Bella mengerjapkan matanya lalu menatap jam dindingnya, masih pukul 6 kurang. Bella kembali menatap Edgar yang masih menatapnya tanpa ekspresi.

"Tapi belum jam 6 pa--"

"Aku akan keluar Kota hari ini, kemungkinan pulang malam. Nanti jemput Aji sesuai jadwal sekolahnya. Jangan membuat masalah, kau mengerti?!"

Bella mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya tak berani menatap Edgar yang masih menatapnya.

Edgar berdecak pelan, "Tunggu apa lagi? Buatkan aku kopi dan sarapan!"

Bella tersentak lalu mengangguk dan berlari menuju dapur. Meninggalkan Edgar yang kini mengusap wajahnya kasar.

"Mau minta maaf aja susah banget sial!"

.

.

.

"Anjing!! Lo bilang lo apa?!"

Edgar mengusap wajahnya kasar saat Lukman berteriak kearahnya. Pria dengan mata bulat itu menatap Edgar dengan pandangan tak percaya.

"Wah rusak otak lo!"

"Diem bangsat!"

"Lo yang bangsat setan!"

Lukman menaruh kedua tangannya pada pinggangnya lalu menatap Edgar dengan matanya yang melotot.

"Lo kalo gak suka boleh. Tapi omongan di jaga! Lo marah sama kakaknya boleh, dendam juga terserah lo. Tapi jangan lo lampiasin sama adeknya lah! Nih gue ingetin kalo lo lupa. Bella, istri lo yang sekarang ini tuh gatau apa-apa! Lo gak mikir kelakuan dia itu gara-gara dipaksa mertua lo?!"

"Ya mana kepikiran anjing! Pulang-pulang liat dia udah pake baju nerawang gitu! Pikiran gue ikut nerawang bangsat!"

"Lo aja yang nafsuan setan!"

"Yakan--"

"Halah bacot! Gini deh gini, gue tanya sama lo sekarang. Emang si Bella yang minta buat jadi istri lo? Enggak kan?!"

Edgar mendengus, "Tapi tetep aja gue males."

Lukman nyaris menjambak rambutnya frustasi, "Terus kenapa lo terima aja pas lo mau dinikahin sama dia anjing?!"

"Mama sama Papa yang minta."

Lukman menunjuk Edgar penuh emosi, "Nah! Lo apa gak curiga kenapa orangtua lo mau nikahin lo sama Bella?! Padahal kan orangtua lo tau masalah lo sama si Arumi!"

Mama [HyuckRen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang