020

23.1K 2K 396
                                    

"Nenek!!"

Aji berlari menuju sang Nenek sesaat setelah ia turun dari mobil. Wanita yang masih cantik di usia yang melebihi 50 tahun itu tersenyum lebar menyambut keluarga putranya.

Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang cucu dan memeluk cucunya erat, "Aduh cucu nenek makin ganteng aja. Ih liat nih pipinya makin gembul. Banyak makan yaa?"

Aji tersenyum lebar hingga matanya menyipit, "Masakan Mama enak! Aji suka semuanya jadi makannya banyak!"

Mama Edgar membulatkan matanya terkejut lalu menatap Aji, "Mama?"

"Eung! Mama!!"

Wanita itu mendongak dan tersenyum lebar pada sepasang suami istri yang berjalan kearahnya. Matanya memandang tautan tangan pasangan itu dengan binar bahagia.

Ia segera berdiri saat sang putra berada di hadapannya. Edgar memeluk sang Mama lalu mengecup pipi wanita itu, "Hai Ma. Mama sama Papa sehatkan?"

"Sehat kok. Awas, kamu sanaan dulu. Mama mau peluk mantu dulu."

Edgar mendengus tak percaya saat tubuhnya di dorong sang Mama agar memberikan wanita itu jalan untuk memeluk istrinya.

"Bella~ Sehat nak?"

Bella tertawa lembut lalu memeluk Mama mertuanya, "Baik Ma--"

"Edgar juga baik kok Ma."

Wanita itu mendelik pada putranya yang memotong ucapan sang menantu, "Mama gak tanya kamu. Kamu gendut gitu ya pasti sehatlah!"

Edgar membulatkan matanya lalu memandang sang anak yang sedari tadi hanya diam, "Papa gendutan?"

Aji menganggukkan kepalanya, "Gendut kayak beruang."

Edgar menatap Bella, mencoba mencari bala bantuan, "Bell~"

Bella tertawa, "Enggak kok. Kakak masih oke."

"Masih oke?! Maksudnya apa? Aku--"

"Berisik banget sih sampe kedengaran di dalem."

Tyana keluar dari pintu utama dan menatap sang Mama yang sedang bersama keluarga adiknya di teras rumah.

"Kak aku gendutan? Enggak kan?"

"Lo mah dari dulu emang gendut Gar. Udah sih terima kenyataan aja."

"Pffft!"

Edgar mendengus kesal, "Dasar cewek!"

"Pa! Aji kan cowok!!"

Edgar menatap sang anak lalu melengos melewati sang Kakak yang menahan tawa. Ketiga wanita itu tak bisa menahan tawanya melihat tingkah Edgar yang luar biasa aneh siang ini.

"Suamimu kenapa sih?"

"Gatau Ma. Tadi masih baik-baik aja."

Mama Edgar kembali tertawa, "Udah deh biarin aja. Yuk masuk dulu, makan siang disini baru pulang ya."

"Iya Ma."

Bella mengikuti langkah Mama Edgar memasuki rumah utama keluarga Chanekswara. Aji dan Tyana telah duduk di sofa depan TV sementara Edgar baru datang dari arah dapur dengan sepiring puding di tangannya.

Mereka berlima duduk santai sembari menanti jam makan siang dan kepulangan sang kepala keluarga. Tyana melirik kearah keluarga sang adik, ia mengulum senyum kecilnya. Memandang gemas Aji yang bersandar pada gadis itu dan Edgar yang terus memainkan jemari lentik istrinya.

Tyana berdehem pelan, "Bella, bisa ikut aku sebentar?"

Bella memandang Tyana lalu tersenyum, "Bisa Kak--"

Mama [HyuckRen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang