"Jadi nanti gunungnya pake warna hijau terus air lautnya warna biru."
"Pi ail walnana bening."
"Iya, tapi kalo air laut warnanya biru."
"Bica minum?"
Aji menggaruk kepalanya kebingungan atas pertanyaan sang adik. Ia menatap Papanya yang asik duduk disamping mereka dengan sebuah album foto ditangannya.
"Pa, air laut bisa di minum?"
Edgar mengangguk, "Bisa tapi jorok."
Guanlin ikut menatap Edgar lalu mengerjapkan matanya, "Napa?"
Edgar menatap dua anak lelaki didepannya dengan serius, "Iya jorok. Soalnya bekas keringet ikan."
"Eh?! Kok gitu?!"
"Iya, ikan di laut kan banyak terus semuanya tetep gerak jadi keringetan. Pernah denger kan kalo air laut itu asin? Nah itu penyebab--ADUH!"
"Coba kalo ngajarin tuh yang bener Kak. Kayaknya kalo sehari aja gak ngerjain anak sendiri badanmu gatel-gatel ya?"
Edgar tertawa dengan tangan yang mengusap lengan atasnya perlahan. Cubitan Bella patut dipertimbangkan, sakitnya full gak setengah-setengah!
"Abisnya mereka lucu."
Bella mendelik, "Gak ada korelasinya. Udah ah, yuk makan dulu. Abis itu semuanya tidur siang. Papa sama Aji juga loh ya, tadi abis jalan jauh. Guan juga, nanti sore ajak Abang main bola di halaman belakang."
Ketiga pria itu serentak berdiri dengan Guanlin yang merentangkan tangan ke arah Edgar, meminta di gendong pria tinggi itu.
Edgar tersenyum lebar lalu menggendong Guanlin dan tangannya yang bebas menggandeng Aji untuk mengikuti langkahnya menuju meja makan rumah Bella yang berada di Jilin.
Bella tersenyum lebar melihat interaksi ketiganya. Untung saja mereka bertiga bisa dengan cepat mengakrabkan diri. Jika tidak, Bella tidak bisa membayangkan sekaku apa suasana dirumahnya.
Terimakasih untuk Edgar yang dengan senang hati mau berusaha mendekatkan diri dengan Guanlin dan tidak membuat keributan--
"Mama! Papa ngambil ayam Aji!!"
Bella berdecak, "Baru aja mau di puji. Batal ajalah batal!"
.
.
.
Setelah hampir satu minggu di Jilin, hari ini keluarga kecil Edgar akan kembali ke Indonesia. Guanlin terus saja menempel pada Aji dan Aji terlihat senang-senang aja dengan itu. Dia merasa hebat karena Guanlin banyak meminta tolong padanya.
Bella bahkan sudah hafal dengan laporan penuh semangat Aji saat Guanlin meminta tolong padanya. Bella terkekeh kecil lalu menatap koper-koper di depannya.
Mereka sudah di bandara dengan Aji dan Guanlin yang duduk di pangkuan Edgar. Tak sulit mengajak Guanlin untuk ikut bersamanya karena selama ada sang Mama, Guanlin akan pergi kemana saja.
"Mama Mama!"
Bella menoleh dan mendapati Edgar sudah berdiri dengan Guanlin di gendongannya dan Aji yang menatap kearahnya, "Kenapa?"
"Sudah waktunya, ayo!"
Bella terkekeh lalu berjalan mengikuti langkah ketiga pria itu. Bella mengernyit saat ia memasuki bagian lain dari bandara. Bella tak mau berpikir macam-macam tapi jika mengingat Edgar yang dengan mudah membeli Tesla, jangan bil--
"Pake pesawat Papa aja ya Bell? Pesawatku lagi perawatan bulanan."
Bentar. Gimana?!
Bella hanya bisa menganga shock saat melihat pesawat yang Edgar bilang milik sang Papa kini telah berada di depannya. Bella meremat kemeja suaminya pelan, "Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama [HyuckRen] ✔️
Short StoryMenjadi pengganti bukan keinginan Bella Tapi disinilah dia sekarang, menjadi pengganti kakaknya sendiri dan masuk ke dalam kehidupan kakak iparnya, Edgar. Donghyuck x Renjun GS! Lokal AU