011

21.3K 2.3K 199
                                    

Bella meremat selimutnya kuat. Matanya awas memandang setiap sudut kamar yang ditempatinya sekarang. Dan saat matanya memandang kearah jendela yang tertutup tirai berwarna biru muda, entah mengapa ia menjadi lebih takut. Seribu kali lebih takut lebih tepatnya.

Bella merengek dan menarik selimut yang ia gunakan hingga menutupi wajahnya. Di dalam selimut Bella kembali merengek dan bibirnya sibuk mengoceh tentang Aji yang tak jadi tidur bersamanya.

Anak berumur 6 tahun itu di bawa Papanya untuk tidur bersama dan membiarkan Bella tidur sendirian dikamar ini. Sebenarnya Bella tak apa tidur sendiri. Tapi masalahnya cerita Edgar tadi masih menghantui dirinya.

Bella menyalahkan dirinya sendiri yang begitu penakut. Padahal lampu kamar ia biarkan menyala terang dan jendela pun sudah ia kunci-- EH?!

Bella meremat selimutnya erat saat ia merasa ragu tentang jendela kamarnya. Bagaimana jika ternyata Bella belum mengunci jendela lalu sosok menyeramkan itu masuk melalui jendela itu dan menghampiri Bella.

Bella memejamkan matanya erat. Merapal doa dalam hati dan terus meyakinkan dirinya jika ia sudah mengunci jendela tadi. Tapi jika ternyata Bella belum menguncinya bisa jadi sekarang ada yang sudah berada di dalam kamarnya dan--

"Bell?"

"AAAAAAAAAA!! AMPUN!!!!"

"BELLA?! HEH!! BELL!!"

"Hiks ampun~ Aku gak ngapa-ngapain hiks!"

Bella menutup wajahnya saat selimut yang ia gunakan tersingkap. Ia meringkuk ketakutan dan menangis tak karuan.

Sementara itu Edgar hanya bisa berdiri disamping ranjang Bella dan kebingungan saat melihat Bella yang kini meringkuk ketakutan.

Edgar menyentuh pundak Bella yang di respon Bella dengan semakin menangis ketakutan. Edgar duduk di sisi ranjang Bella yang kosong lalu tanpa kata menarik kuat tubuh Bella hingga duduk dan melepas kedua telapak tangan Bella yang menutupi wajahnya.

Sedikit kaget karena wajah Bella yang sudah memerah dan banjir air mata, Edgar menepuk pelan pipi kanan Bella.

"Buka mata, ini gue."

Bella gelengin kepalanya heboh. Matanya masih ketutup rapet dan badannya masih gemetar ketakutan. Edgar menghela nafas, sedikit merasa bersalah karena ia tidak tau Bella akan setakut ini.

"Ini gue, Edgar. Buka dulu matanya."

Edgar menanti dengan sabar saat Bella dengan perlahan membuka matanya. Dan begitu mata Bella yang merah dan basah bertemu dengan mata Edgar yang menatapnya intens, Bella kembali menangis dan tanpa sadar memeluk Edgar erat.

Edgar tersentak kaget dengan tindakan Bella. Ingin mendorong tubuh Bella menjauh tapi Edgar tau jika wanita yang berstatus sebagai istrinya itu kini benar-benar ketakutan.

Sementara itu Bella meremat kemeja yang digunakan Edgar dengan kuat dan menangis di dada pria itu. Bella benar-benar ketakutan hingga rasanya dia bisa pingsan kapan saja.

Egar menepuk punggung Bella lembut, "Maaf. Udah jangan nangis, tadikan cuma cerita doang. Udah ya?"

Bella tersedak pelan dan mengeluarkan suara rengekan pelan tanpa ia sadari. Dan entah untuk alasan apa Edgar malah tersenyum tipis dan mengelus rambut Bella lembut.

Hal itu ia lakukan begitu saja. Begitu natural terjadi dan seolah-olah dirinya terbiasa untuk itu.

Dan Edgar kembali berfikir dalam hening kamar Bella.

Apakah ia secepat ini menaruh hati pada Bella setelah pengkhianatan yang ia dapatkan sebelumnya?

.

Mama [HyuckRen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang