007

20.3K 2.4K 373
                                    

Bella sedang membersihkan halaman depan rumah disore hari ketika Aji menghampirinya dengan muka menahan kantuk. Bella segera membilas tangannya lalu menghampiri Aji yang kini duduk diteras depan rumah.

"Baru bangun hmmm?"

Bella mengusap rambut Aji lembut yang dibalas Aji dengan dengungan samar dan kepala yang bersandar pada tubuh Bella. Bella tertawa pelan lalu mencubit hidung Aji membuat anak itu membuka matanya.

"Mandi sana, abis itu kita jalan-jalan ke taman. Mau makan batagor gak?"

Aji tersenyum lebar lalu segera melangkahkan kakinya memasuki rumah.

"Mauuu!! Tunggu Aji selesai mandi yaa Bi!!"

Bella menggeleng pelan lalu kembali meraih sapu yang ia letakkan tadi. Saat Bella menatap gerbang rumahnya ia melihat beberapa wanita yang tengah melihatnya. Bella tersenyum sopan yang dibalas para wanita itu dengan senyum canggung.

Bella menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. Bella tau wanita-wanita itu adalah para kumpulan ibu-ibu di sekitar rumahnya saat ini. Tapi Bella masih tak paham kenapa mereka berkumpul di depan rumahnya.

Bella mengendikkan bahunya acuh lalu segera menyelesaikan kegiatan sorenya. Ia harus segera bersiap untuk menemani Aji berjalan-jalan sore ini sesuai apa yang ia janjikan pada anak itu barusan.

.

.

.

Bella

Kak, aku dan Aji main ketaman kompleks sebentar.

Edgar menghela nafas saat ia melihat pesan yang dikirimkan Bella padanya barusan. Ia sedang berada di dalam mobilnya dengan Lukman yang memegang kendali.

Lukman menoleh pada Edgar lalu tertawa setelahnya, "Kenapa bos?"

"Aji sama Bella main ke taman kompleks."

Senyum Lukman terbit begitu saja, "Seneng dong anak lu akhirnya bisa keluar dari sarang?"

Edgar ikut tertawa, "Mungkin. Abis ini jadwal gue kosong kan ya? Lu bisa anter gue langsung kerumah gak?"

"Lah terus mobil lu gimana?"

"Ya biarin aja di kantor."

"Besok lu ke kantor pake apaan? Gue ogah ya jemput lu."

"Kagak anjir, pake taksi gue besok. Gampanglah."

Lukman mendengus, "Jangan telat lo besok!"

"Iye!"

.

.

.

"Seneng?"

"Eum!!"

Aji mengangguk antusias sembari menghabiskan es potongnya. Mereka berdua kini duduk di kursi yang ada ditaman pada area kompleks perumahan mereka. Aji dengan gembira mengayunkan kakinya hingga membuat senyum Bella enggan pergu dari bibirnya.

"Abis ini Aji mau nyobain apa lagi?"

"Enggg~"

Aji mengedarkan pandangannya pada seisi taman yang kini penuh dengan penjual makanan dan orang-orang yang tinggal di kompleks ini.

"Aji mau itu boleh?"

Aji menunjuk salah satu penjual jajanan di area kanan taman. Bella tersenyum lalu mengangguk saat mengetahui Aji menunjuk penjual pukis.

"Abisin dulu esnya. Tadi batagornya pedes banget yaa?"

"Pedes tapi enak!"

Bella tertawa pelan lalu mengacak rambut Aji yang masih fokus menikmati esnya. Bella tersentak kaget saat beberapa wanita yang tadi ia lihat ada di depan rumahnya datang menghampiri dirinya dan Aji.

Bella mau tak mau tersenyum dan menyapa mereka.

"Selamat sore."

"Sore, istri barunya Mas Hamizan ya?"

Bella mengerjapkan matanya saat salah satu wanita dengan baju merah bertanya padanya. Tak lama Bella kembali tersenyum lalu mengangguk.

"Kenal Mas Hamizan darimana?"

"Ya?"

"Ck! Kenal Mas Hamizan darimana? Kok bisa kamu di nikahin sama dia padahal istrinya belum lama meninggal?"

"Ahh itu, saya rasa hal itu sudah ada di berita."

"Oh jadi bener kamu adeknya Mbak Arumi?"

"Iyaa."

"Kamu nikung suami kakakmu ya sampe kakakmu meninggal gitu? Duh, saya tau sih Mas Hamizan itu ganteng terus kaya. Tapi gak gitu juga dong kalo mau dapetin dia."

Bella meremat celana yang ia gunakan erat. Ia menatap 4 wanita di depannya dengan tenang walaupun hasrat ingin menangisnya sangat kuat.

"Maaf, tapi kalian tidak tau apa yang terjadi sebenarnya jadi saya mohon untuk tidak sembarangan berbicara."

"Duh gini yaa, kita semua itu tau kalo kamu ngerebut suami kakakmu sendiri pake alasan turun ranjang. Iyakan Mbak?"

"Iyalah! Kalo gak gitu kenapa kamu mau cepet-cepet dinikahin? Oh atau jangan-jangan?! Ya ampun murahan banget jadi cewek! Itu suami kakakmu loh!"

Bella semakin mengeratkan rematan tangannya pada celana yang ia kenakan sementara Aji menatap keributan disampingnya dengan mata memicing.

"Tante semua ngapain disini?"

"Aduh anak ganteng diem dulu ya. Ini loh Mama barumu ini kurang ajar. Perlu dikasih pelajaran sedikit."

"Siapa anda berhak memberi pelajaran pada istri saya?"

4 wanita itu serempat menoleh dan mendapati Edgar berdiri dibelakang mereka.

"Papa!!"

Edgar tersenyum saat melihat Aji yang melambaikan tangan penuh semangat kearahnya. Ia juga melihat pada Bella yang hanya menundukkan kepalanya tanpa berani melihat kearahnya.

Edgar menatap 4 wanita yang kini hanya bisa terdiam. Ia membuka jas yang ia kenakan lalu berjalan menghampiri Bella dan Aji. Ia menyampirkan jasnya pada badan Bella membuat gadis itu tersentak lalu mendongak dan menatapnya.

"Ayo pulang."

Bella perlahan mengangguk lalu berdiri dari duduknya dan menggenggam erat tangan Aji yang kini berdiri di sampingnya. Secara naluriah Bella berdiri dibelakang Edgar dengan tangan yang meremat kemeja Edgar erat.

Edgar yang melihat itu menghela nafas pelan lalu menatap 4 wanita didepannya.

"Saya sangat menghormati dan menghargai kalian semua sebagai tetangga kami yang baik. Jadi biarkan saya yang akan memberikan pelajaran yang baik pada istri dan anak saya. Saya mohon untuk kedepannya pembicaraan dan kejadian seperti ini tidak akan terulang. Kami permisi, selamat sore."

Edgar meraih Aji untuk ia gendong lalu menggenggam tangan Bella dan membawa kedua orang itu meninggalkan taman.

Bella mengikuti langkah Edgar dalam diam. Ia hanya berjalan patuh disamping sang suami tanpa menghiraukan pandangan orang-orang terhadap mereka.

Pandangan Bella hanya tertuju pada satu hal. Tangannya yang kini di genggam erat oleh suaminya sendiri, Edgar.

******
Jangan ada pelakor diantara HyuckRen soalnya Renjun galak😂

Jadi, kapan kita buat Mas Hamizan ini bucin saudara-saudari onlineku?

Mama [HyuckRen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang