015

22.6K 2.5K 522
                                    

Bella mengusak pelan wajahnya pada kasur dan melenguh pelan saat mencium aroma lembut parfum Jo Malone yang memasuki hidungnya. Bella rasanya akan semakin jatuh tertidur saat merasakan pelukan hangat pada tubuhnya dan belaian lembut pada rambutnya.

Tunggu!

Mata Bella terbuka paksa dan ia melihat kain berwarna abu tepat di depan matanya. Bella menelan air liurnya pelan lalu dengan ragu ia mendongak.

"Pagi~"

Bella kembali memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya. Lebih memilih menyembunyikan wajahnya dibanding membalas sapaan Edgar padanya.

Edgar terkekeh lalu menarik tubuh Bella agar semakin dekat dengannya. Bella tersentak pelan lalu tangannya meremat selimut yang menutupi tubuhnya dan Edgar dengan kuat.

"K-kak?"

"Hmmm?"

"Kita 'oke' kan?"

Edgar tertawa pelan mendengar pertanyaan Bella, "Ya menurut kamu gimana?"

"Kak!"

Edgar kembali tertawa, "Iya maaf. Dan ya, kita 'oke'. Kamu aman, tenang aja. Semalem kamu tidur duluan kok, terus aku juga langsung tidur."

Bella menarik nafas pelan lalu menghembuskannya, "Maaf ya Kak."

"Hmm? Jangan minta maaf. Aku tau kok buat kesana masih panjang perjalanan yang perlu kita lewatin."

"Tapi Kakak kan suami aku. Udah kewajiban aku--"

"Udah jangan di bahas, masih pagi. Nanti bisa jadi bahaya."

Bella tak dapat menahan tawanya, "Sekali lagi maaf ya Kak."

"Iyaa."

Bella terdiam, hanyut dengan hening dan hangat tubuh Edgar yang merengkuh tubuhnya. Ia melirik pada jendela kamar dan menyadari langit masih gelap, "Jam berapa Kak?"

"Baru jam 4 pagi lebih dikit. Kenapa?"

Bella menggeleng, "Gak ada, cuma nanya aja."

Edgar bergumam pelan lalu menarik tubuh Bella hingga berada diatas tubuhnya. Gadis itu memekik kaget lalu menatap Edgar yang tersenyum lebar.

"Kak beneran deh, jangan suka bikin kaget. Lagian Kakak kenapa sih tiba-tiba kayak gini? Kan kemarin masih galak sama aku terus hmmphh!"

Bella membulatkan matanya saat bibir Edgar kembali menyapa bibirnya. Bella meremat baju sang suami kuat lalu memejamkan matanya erat. Edgar secara perlahan menarik dirinya, "Cerewet banget sih."

Bella dengan wajah memerah memukul dada Edgar pelan, "Kakak sih berubahnya cepet banget."

Edgar mengelus pipi Bella lembut, "Maaf ya. Sebenernya satu bulan belakangan ini aku udah mulai sadar kalo kamu narik atensi aku."

Bella menutup telinganya, "Duh gombalan cowok!"

Edgar terkekeh lalu menarik tangan Bella yang gadis itu gunakan untuk menutup telinganya, "Dan aku sadar kalo aku harus nunjukin apa yang aku rasain supaya kamu tau."

Wajah Bella semakin memerah. Ia refleks menutup matanya saat Edgar memutar posisi mereka dan membanting lembut tubuh Bella agar berada di bawah tubuhnya.

"Bella, buka matanya."

"Gamau!"

"Bella?"

"Kak ih!"

Edgar tertawa pelan lalu menundukkan wajahnya dan mengecup bibir Bella membuat gadis itu membuka matanya terkejut. Edgar tersenyum puas, "Mungkin ini terlalu cepet buat kita berdua. Tapi gak ada salahnya nyoba kan? Kita udah punya komitmen sehidup semati walaupun caranya agak salah. Tapi dalam waktu hampir dua bulan ini ternyata kamu mampu buat aku bisa ngeliat ke arah kamu."

Mama [HyuckRen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang