026

16.5K 1.8K 146
                                    

Pagi ini Bella sudah siap dengan baju formalnya. Ia menggunakan stelan berwarna biru muda dengan riasan make up sederhana namun tetap tak bisa menyembunyikan kecantikan wanita itu.

Edgar memperhatikan leher sang istri yang terekspos bebas karena wanita itu hanya menguncir satu rambutnya dengan pita putih yang mengikat tegas rambutnya.

Perlahan Edgar mendekat dan memeluk istrinya dari belakang. Bella tersentak pelan sebelum tertawa kecil, "Kenapa lagi Kak?"

"Harusnya semalem lehermu kutandain aja Dek."

"Emangnya kenapa?"

Edgar tidak langsung menjawab pertanyaan sang istri. Pria tampan itu lebih memilih mengecup lembut leher sang istri lalu berbisik lirih, "Biar gak ada yang tau kamu bisa semenggoda apa cuma gara-gara leher doang."

Bella kembali tertawa, "Ini lagi muji atau ngerayu?"

Edgar terkekeh pelan, "Dua-duanya. Ntar malem ya Dek?"

Bella memukul lengan Edgar pelan, "Rajin banget, kejer setoran apa gimana?"

Edgar mengeratkan pelukannya, "Tapi enakkan?"

Wajah Bella memerah malu, "Udah ih jangan bahas aneh-aneh. Kita mau pergi loh ini."

Edgar mengerang pelan, "Kamu harus tau segimana keras usahaku buat gak banting kamu ke kasur sekarang juga."

Wajah Bella semakin memerah. Ia menarik diri dari pelukan suaminya itu lalu mengambil jarak aman. Bella dapat melihat telinga Edgar yang memerah dan wajah tegang suaminya itu.

"Kak?"

"Hmmmm?"

"Kita mau pergi loh. Udah siap ini, tinggal berangkat doang."

"Janjinya jam berapa?"

"Jam sembilan."

"Sekarang jam berapa?"

Bella melirik jam dinding, "Setengah delapan-- Akh! Kak!!"

Bella memekik pelan saat tubuhnya ditarik dan dihempaskan keranjang. Edgar mengukung tubuh sang istri lalu melonggarkan dasinya.

"Bagus, kita punya setengah jam."

Bella tergagap, ia menahan tangan Edgar yang hendak membuka kancing kemejanya, "Kak nanti kita telat."

Edgar mendengus, "Gak bakalan. Udah kamu diem aja biar cepet."

Bella mengela nafas pasrah dan berdoa semoga urusannya dan sang suami bisa selesai dengan cepat. Yah, semoga.

.

.

.

Edgar melangkah tegas disamping Bella yang kini mengenakkan stelan berwarna abu terang dengan tetap menguncir satu rambutnya dan dilengkapi dengan pita putih sebagai hiasannya.

Langkah wanita itu tegas dan wajahnya tetap terangkat menatap luruh kearah depan. Edgar dalam hati bangga dengan istrinya itu. Bella adalah wanita terlembut yang pernah ia temui namun akan menjadi wanita paling tegas saat ada yang mengusik keluarganya.

Edgar merapikan dasi hitam dan jas abu gelapnya saat mereka sampai di depan pintu ruang rapat MRTA Inc. Disana sudah ada Lukman dan seorang wanita yang cukup berumur tersenyum pada Bella.

Wajah Bella melembut lalu ia memeluk wanita itu erat. Bella nyaris menitikkan air matanya saat wanita itu mengusap pelan pipinya.

"Ehh, anak cantik gak boleh nangis. Senyum ya sayang."

Mama [HyuckRen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang