Bella sedang memanggang kue saat dering ponsel yang ia letakkan diatas meja makan terdengar. Bella tertawa pelan saat melihat wajah terkejut Aji yang tengah mengerjakan tugasnya di meja makan sembari menemaninya memanggang kue.
"Siapa yang nelpon?"
Aji melirik kearah ponsel Bella lalu tersenyum lebar dan meraih ponsel Bella. Aji menatap Bella penuh harap, "Papa. Boleh Aji yang angkat?"
Bella tersenyum dan mengangguk. Aji segera menggeser ikon terima pada panggilan sang Papa lalu mengaktifkan mode speaker.
"Hallo?"
"Hallo Papa!! Ini Aji!!"
Bella tertawa kecil saat mendengar semangat Aji dan Bella juga bisa mendengar kekehan ringan Edgar dari ujung sambungan mereka.
"Kok Aji yang angkat? Papa gak pernah ngajarin pegang barang yang bukan milik Aji loh ya."
"Bibi Bella udah ngasih ijin kok? Iyakan Bi?"
Bella kembali tertawa saat Aji menatapnya dengan mata bulat meminta bantuan.
"Iya, tadi aku yang kasih ijin ke Aji kok Kak."
"Yaudah kalo gitu. Aji lagi apa nak?"
"Belajar sambil nemenin Bibi Bella buat kue. Papa kapan pulang?"
"Papa nyampe rumah sore nak, kayak biasa. Oh iya Bell?"
"Iya Kak?"
"Nanti temen-temen gue mau mampir sekalian makan malem. Nanti pesenin makanan ya? Gue gak sempet kalo harus mampir ke resto nanti pulang kerja."
Bella melirik jam dinding dan melihat jarum jam baru menunjukkan angka 12 tepat siang hari. Lalu menimbang keputusannya sebentar.
"Kalo aku yang masak gimana Kak?"
"Sanggup gak? Temen gue makannya kayak kuli semua."
Bella tertawa, "Sanggup kok Kak."
"Serah lo aja deh, atur aja lah pokoknya. Aji?"
"Iya Pa?"
"Makan yang banyak abis itu tidur siang. Nanti sore Om Lukman dateng, katanya mau ngajak main bola."
"Sama Papa juga?"
"Sama Om Lukman aja ya. Nanti Papa mau bahas kerjaan sama temen yang lain dirumah sambil nunggu waktu makan."
Bella dapat melihat wajah kecewa Aji setelah mendengar ucapan Edgar. Bella mengusak rambut Aji lembut lalu tersenyum kecil. Aji memeluk pinggang Bella dan menenggelamkan wajahnya pada perut Bella. Bella menghela nafas pelan lalu menatap ponselnya yang masih terhubung dengan Edgar.
"Halo? Aji? Nak?"
"Kak, telponnya aku tutup ya? Aji harus makan terus tidur."
"Oh gitu? Oke."
Lalu panggilan terputus. Bella meraih wajah Aji dan ditangkup dengan kedua tangannya. Bella menundukkan badannya hingga ia dan Aji sekarang bisa saling beradu tatapan mata. Bella tersenyum lembut saat melihat mata basah Aji.
"Jangan nangis dong. Katanya jagoan Papa, masa nangis?"
Aji mengusap matanya lalu melingkarkan tangannya pada leher Bella. Ia mengusak wajahnya pelan lalu bergumam lirih, "Mau main sama Papa."
Bella menepuk punggung Aji lembut, "Iyaa, nanti Bibi bilang Papa ya?"
"Jangan. Kata Bunda aku gak boleh ganggu Papa. Papa gak suka ada yang gangguin dia, kayak aku."
Hati Bella mencelos lalu ia segera menggendong tubuh Aji. Lumayan kesulitan karena usia Aji sudah memasuki 6 tahun lebih.
"Aji gak boleh mikir gitu. Mau coba sesuatu gak?"
"Apa?"
"Ayo telpon Papa lagi terus bilang kalo Aji mau main sama Papa bukan sama Om Lukman."
Aji terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan. Bella tersenyum lalu mendudukan Aji kembali pada kursinya. Ia meraih ponselnya dan menghubungi Edgar. Pada dering ketiga suara Edgar kembali terdengar.
"Halo? Ada apa?"
"Kak, Aji mau ngomong sesuatu."
"Hmmm? Aji mau ngomong apa nak?"
Aji menatap Bella ragu. Bella tersenyum lalu mengangguk pelan membuat Aji akhirnya mengeluarkan suaranya yang terdengar sangat ragu.
"Pa~"
"Iya nak?"
Aji menggigit bibir bawahnya pelan sebelum kembali berucap pelan.
"Bisa gak nanti Aji mainnya sama Papa aja?"
Bella dapat merasakan ketakutan Aji saat Edgar tak kunjung menjawab pertanyaan Aji. Bella menarik nafas pelan sebelum membuka mulutnya, "Kak maaf, tapi tadi Aji bilang dia kangen main sama Kakak. Aku sama Aji tau kok kalo Kakak sibuk--"
"Papa pulang sekarang. Kita makan siang bareng abis itu kita ke pantai."
Mata Aji berbinar antusias, "Beneran?!!"
Bella dapat mendengar suara tawa Edgar dan entah mengapa ia juga bisa merasakan rasa bahagia yang meluap dari pasangan Papa dan anak ini.
"Iya, ini Papa udah di mobil. 15 menit lagi sampe rumah."
"Oke! Papa hati-hati yaa!!"
"Iya sayang."
"Pa!!"
"Hmmmm?"
Bella melihat Aji yang menatapnya dengan senyuman lebar lalu kembali fokus pada sambungan dengan sang Papa.
"Bibi Bella ikutkan?"
"Eh?!"
Bella membulatkan matanya terkejut. Ia menggigit bibirnya dan bersiap untuk penolakan yang akan ia terima.
"Boleh, biar nanti Papa ada temennya kalo Aji tidur pas dijalan."
"YESSS!!"
Bella tak dapat menahan senyum di bibirnya. Ia menatap layar ponselnya yang kini menampilkan foto Aji yang tengah tersenyum lebar. Panggilan telpon dengan sang suami telah terputus namun Bella perlahan bisa merasakan perasaan itu.
Perasaan bahagia saat ia diterima untuk bergabung dalam liburan dadakan Edgar dan Aji.
********
Siap liburan ala-ala keluarga Chanekswara?Ada saran adegan biar Kak Edgarnya segera menjadi bucin berdedikasi buat Bella?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama [HyuckRen] ✔️
Short StoryMenjadi pengganti bukan keinginan Bella Tapi disinilah dia sekarang, menjadi pengganti kakaknya sendiri dan masuk ke dalam kehidupan kakak iparnya, Edgar. Donghyuck x Renjun GS! Lokal AU