Bella tidak mengira saat Edgar mengatakan untuk membawa beberapa baju itu artinya mereka akan menghabiskan akhir pekan di pinggir pantai.
Bella menelusuri rumah sederhana yang akan mereka tempati untuk beberapa hari kedepan dengan teliti. Tak lupa Bella mengecek keadaan dapur dan menghela nafas lega saat keadaan dapur sangat baik.
Bella menoleh saat mendengar langkah kaki yang berlari kearahnya. Bella tersenyum dan mengelus lembut helai rambut Aji yang sudah memeluk pinggangnya erat.
"Sudah melihat kamarnya?"
"Eum sudah! Kamarnya ada dua. Nanti Aji tidur dengan Bibi saja yaa. Biar Papa tidur sendirian, please~"
Bella tertawa lalu menganggukkan kepalanya, "Boleh, sekarang Aji mau apa? Kulkasnya kosong, kita kan belum belanja. Aji mau kue?"
"Yang tadi kita buat?"
"Iya, mau?"
"Mau!!"
Bella tersenyum lalu menarik pelan Aji untuk kembali keruang tamu dimana barang-barang mereka masih menumpuk. Bella duduk disalah satu sofa disusul dengan Aji yang turut duduk disampingnya. Edgar yang sedang merebahkan dirinya diatas sofa melirik kearah dua orang itu.
"Apa itu?"
Aji yang hendak menggigit kuenya menatap sang Papa lalu tersenyum, "Kue! Tadi Aji dan Bibi yang buat. Papa mau?"
Edgar membenarkan posisinya lalu mengangguk. Bella segera meraih satu botol air mineral dan menyerahkannya pada sang suami.
"Diminum dulu Kak. Tadi Kakak nyetir terus belum minum."
Edgar mengangkat alis kanannya tapi tangannya tetap meraih botol yang diserahkan Bella. Dalam diam Edgar melihat bagaimana gesitnya tangan Bella membuka kotak berisi kue kering yang ia bawa dan menyodorkan kotak itu tepat di hadapannya. Ia juga memperhatikan bagaimana sang anak menikmati kue itu dengan senang hati.
Aji dan Edgar bertatapan lalu Aji memberikan satu senyum manisnya pada sang Papa membuat Edgar mau tak mau tertular senyum sang anak.
"Emmm Kak?"
Edgar menatap Bella, "Ya?"
"Kita sampai hari Minggu kan disini?"
"Kenapa? Lo keberatan?"
Bella buru-buru gelengin kepalanya, "Bukan gitu Kak. Tapi tadi aku cek kulkas di dapur kosong. Kita gak mungkin delivery terus kan?"
Edgar nepuk keningnya kuat, "Lupa! Tadi kenapa gak ngingetin sih?!"
Bella mengerjapkan dua matanya lalu menundukkan kepalanya takut, "Aku gatau Kak, maaf."
Edgar mendengus, "Kalo gini gimana dong? Supermarket jauh, yang deket cuma pasar."
Bella mendongak lalu menatap wajah kebingungan Edgar, "Dipasar aja Kak."
Edgar menatap wanita di depannya ragu, "Yakin kamu bisa belanja di pasar?"
Bella mengangguk yakin dengan bibir yang tanpa sadar tersenyum lebar. Edgar mengerjapkan matanya perlahan lalu menyandar pada sandaran sofa. Terkejut dengan respon jantungnya saat melihat senyum Bella.
Lelaki itu menimbang keputusan sejenak sebelum akhirnya mengangguk ragu, "Oke, kita ke pasar."
"Pasar?"
Bella menengok ke arah Aji yang menatapnya penasaran. Aji dengan matanya yang sipit menatap Bella lalu bertanya penuh rasa ingin tau, "Pasar itu apa?"
Edgar terlonjak dari duduknya saat mendengar pekikan tertahan satu-satu wanita yang ada disana. Edgar mengulum senyum saat melihat dua orang di depannya sibuk berdiskusi tentang pasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama [HyuckRen] ✔️
Короткий рассказMenjadi pengganti bukan keinginan Bella Tapi disinilah dia sekarang, menjadi pengganti kakaknya sendiri dan masuk ke dalam kehidupan kakak iparnya, Edgar. Donghyuck x Renjun GS! Lokal AU