SEBELUM BACA
KLIK VOTE DAN KOMEN YAW
TERIMA KASIHSelamat baca^^
...
Plak!
Suara tamparan yang sangat keras terdengar begitu menggelegar di rumah besar nan mewah ini.
Seorang gadis yang telah ditampar oleh mama tirinya tersenyum getir, ini bukan pertama kalinya ia ditampar, tapi sudah beribu kali. Entah bagaimana nasib pipinya nanti.
"Saya sudah bilang jangan pelit sama anak saya, Syeira!" Suara bentakan itu sangat ngilu di hati Syeira.
Ia menatap mamanya. "Ma, Syeira udah kasih semua baju Syeira ke Kak Nara. Apa itu masih kurang?" tanyanya memberanikan diri.
"Berani beraninya kamu menjawab. Sudah saya bilang, apa yang anak saya mau itu dikasih! Dia bilang ada satu baju yang tidak kamu kasih ke dia! kenapa tidak kamu kasih!"
Syeira mengingat kembali, baju apa yang kakak tirinya ini mau. Ah, Sekarang Syeira mengingatnya.
"Ma itu baju pemberian almarhum Bunda Syeira, Syeira gabakal kasih baju itu ke Ka Nara. Itu milik Syeira!"
"Sudah Saya bilang, kenapa tidak kamu kasih!?"
"Tapi engga baju itu Ma! Syeira berangkat, Assalamualaikum," ucap Syeira meninggalkan mamanya yang belum selesai memarahinya.
"SYEIRA! SAYA BELUM SELESAI NGOMONG SAMA KAMU!"
Syeira berlari kedepan pagar, sebelum itu ia harus menutupi pipinya yang terkena tampar dengan rambut pendeknya. Agar tidak ada orang yang tahu, kenapa pipinya bisa merah.
Ia membuka pagarnya, senyumannya mengembang saat melihat sahabatnya.
"Selamat pagi tuan putri Valderos," ucap mereka serempak.
"Selamat pagi para pangeran Valderos," balas Syeira dengan senyum manisnya.
"Syei sini," panggil sosok Laki-laki berwajah tampan. Ketua Valderos.
Syeira sedikit terkejut saat pipinya disentuh oleh tangan yang begitu dingin yang membuat pipinya terasa sejuk.
"Sakit?"
Mata Syeira berkaca-kaca, kenapa mereka selalu peka dengan keadaannya.
"Sedikit, karena udah dibikin adem sama kamu," ucapnya terkekeh.
"Sampe kapan sih Syei kamu bertahan dirumah ini?" tanya sosok laki laki yang memiliki lesung di pipinya.
"Aku masih nyaman tinggal disini kak, udah ah yuk berangkat," ucapnya menaiki motor laki laki yang memegang pipinya.
"Kamu udah sarapan belum?" tanya sosok laki laki berwajah manis.
Gelengan dari Syeira membuat mereka berlima mendecak kesal. Kenapa mama tirinya begitu tega dengannya, seharusnya Syeira diberi makan layaknya manusia, bukan hewan. Setiap hari Syeria harus menerima makan di dapur dengan nasi yang sedikit dan tanpa lauk, apa itu pantas?
"Yaudah aku pesenin makanan kesukaan kamu ya, nanti dianter kesekolah," sahut sosok laki laki berwajah tampan kedua. Wakil Valderos.
Syeira mengangguk. Percuma ia membantah, mereka akan tetap memaksanya.
"Syei tangkap, kebiasaan gak pake jaket, itu paha mau dipamerin?" ucap sosok laki laki yang selalu teliti terhadap Syeira.
Syeira meringis, ia lupa membawa jaketnya. "Hehe maaf, Cus berangkat."
"Aba-abanya mana?" tanya Laki-laki yang notabenya ketua vagos.
"VALDEROS ARE YOU READY!?" teriak Syeira dengan lantang, itu sudah menjadi rutinitasnya.
"READY!"
"LET'S GO!"
Mereka tersenyum melihat Syeira. Padahal dulunya mereka tidak pernah memiliki teman dekat perempuan. Dan kini mereka mempunyai tuan putri Valderos, Kebahagiaan mereka sekarang berada di Syeira.
...
Selamat datang dicerita kedua ku
Jujur bikin cerita ini sedikit menguras pikiran dan tenaga, benar benar harus dapat feelnya.
Yah, semoga aja kalian menyukainya hehe
Follow ig Uni @hadistilailaSalam Disti^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...