"Keluargaku adalah kematianku."
Selamat Baca^^
...
Syeira terkekeh. Ia memberanikan menatap Dartika yang sedang emosi.
"Anak Jalang?"
"Bukannya.. Mamah yang Jalang?" entah angin apa yang memasukinya, ia menjadi berani melawan Dartika.
"Apa maksud kamu!" bentak Dartika.
"Mamah fikir waktu Syei masih kecil, Syei gatau gimana usaha Mamah untuk merebut Papah dari Bunda?" Syeira terkekeh sinis saat melihat wajah terkejutan Dartika.
"Berani sekali kamu!" Dartika yang hendak melayangkan kembali rotannya, di cekal terlebih dahulu oleh Syeira.
"Syeira selama ini menghargai Mamah karena Mamah jadi pengganti Bunda di rumah ini. Syei selalu sabar dengan apa yang Mamah lakuin ke Syei, Mamah fikir.. Syei akan diam aja sekarang? setelah apa yang Mamah katakan tentang Bunda Syei!"
Dartika menggeram kesal saat melihat Syeira yang berani padanya. Tanpa fikir panjang, ia menjambak rambut Syeira dengan tangan satunya lagi.
"Aw!"
"Berani kamu sama saya!" geram Dartika. Tangan Syeira sudah terlepas dari tangannya, ia layangkan kembali rotan itu ke tubuh Syeira.
"LEPASIN SYEI!"
Syeira terlepas dari jambakan Dartika. Ia menatap Dartika penuh Amarah, ini.. seperti bukan Syeira.
Gugup menyelimuti Dartika, tatapan yang diberikan Syeira padanya, seperti tatapan seseorang yang ia kenal.
"L-laris-sa?"
"Apa maksud Mamah? ini Syei! gadis yang pertama kali Mamah siksa waktu kecil pakai air panas!" kekeh Syeira menatap Dartika.
"Mamah tau, apa yang udah mamah lakukan ke Syeira itu kelewatan?"
"Apa maksud kamu!"
"Mamah tau bagaimana sakitnya, sosok pahlawan yang kita banggakan, tidak perduli lagi pada kita karna seorang jalang?"
"APA MAKSUD KAMU SYEIRA!"
"Mamah tau? Jalang itu siapa?" Syeira tersenyum manis pada Dartika.
"Mamah Dartika. Mamah lah jalang sebenarnya, BUKAN BUNDA!" Nafas Syeira berburu akibat menahan emosinya yang terlalu dalam. Ia sudah tak tahan lagi bersikap sopan pada Dartika.
Dartika melayangkan Rotan itu kembali, memukul Syeira tanpa ampun. Dan Syeira menerimanya, ia memang sudah berani membentak Dartika, tapi untuk melawan, ia tidak bisa.
Syeira terkekeh saat rotan itu mengenai sudut bibirnya, membuatnya darah kecil mengalir dan sobek di sudut bibirnya.
"Kamu! tetaplah anak Jalang!" hina Dartika meninggalkan Syeira yang menatapnya.
"Dan Mamah, adalah pelakor di keluarga Syeira."
...
Syeira menatap pantulan cermin yang menampakkan wajahnya. Ia bingung, harus di apakan wajahnya agar tidak terlihat oleh Agam dan lainnya nanti.
"Apa besok aku berangkat sama Safiyya?"
Tangan mungilnya mengambil ponsel yang berada di atas kasur. Ia mengirimkan pesan pada Safiyya untuk berangkat bersama, dan mengabari Agam bahwa dirinya berangkat bersama Safiyya.
Ia menatap pesan di grup Valderos dan Ss, kekehan kecil keluar dari bibir mungilnya yang robet itu. Tapi, rasa sakit itu tak terasa akibat Valderos yang sedang heboh di grup.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...