"Mba Mar itu sama seperti Bulan dan Bintang, selalu terang. Tapi ada bedanya juga, Kalau Bulan dan Bintang terang di Langit. Kalau Mba Mar terang di hati babang Geral." -Geral
"Lo kalo mau nikung bilang dong! Mba Mar calon tunangan gue!" -Jasir
"Dafa, temenin gue ke toko otak-otak, mau beliin buat mereka berdua. Kasian," -Lery
"Sama-sama bodoh, gausah sok deh!" -Dafa
Selamat Baca^^
...
Safiyya menatap bingung sahabatnya. Dari pagi tadi, ia tidak mendengar celotehan dari Syeira. Yang ia lihat kini adalah, patung. Sudah 20 menit berlalu Syeira melamun, entah sedang memikirkan apa, Safiyya tidak tau.
"Syei, lo lagi mikirin apa sih?" ucap Safiyya menepuk pelan pundaknya. Ia tak tahan lagi, ia khawatir pada Syeira.
Syeira menatap Safiyya, dengan mata berkaca-kaca. Semua teman kelasnya yang berada dibelakang Safiyya, menatap khawatir pada sosok Gadis manis ini. Mereka semua tau soal keluarga Syeira, karena Syeira sendiri yang bercerita.
Kalau kata Syeira sih, "Aku udah anggep kalian seperti keluargaku, tolong tetep selalu ada buat aku ya,"
Itu lah kata-kata yang membuat tekad kelas XI Mipa 1 untuk menjaga Syeira dan menghiburnya."Syei, lo kalo ada masalah cerita sama kita," ujar Regan teman sekelasnya yang recehnya 11 12 sama Lery dan Jasir.
"Jangan sungkan untuk cerita," timpal Aksa.
"Kita kan keluarga," sahut Dinda tersenyum.
Sedangkan yang lainnya menatap Syeira khawatir, berbeda dengan sosok gadis yang menatapnya dengan tatapan berbeda. Sangat sulit dijelaskan.
Mendengar kepedulian temannya, Syeira tidak sanggup lagi. Ia menangis didalam dekapan Safiyya, menumpahkan rasa takutnya. Safiyya mengelus lembut punggung Syeira, memberikannya kekuatan.
"A..a..aku ke..kemarin diki..kiri..rimin fo..to Bu..nda s..sama ak..ku pa..s ke..ce..la..lakaan, t..ta..pi ke..kepala B..bunda p..p..putus," histeris Syeira didalam dekapan Safiyya.
Mereka semua terkejut tak percaya, beda dengan sosok gadis yang masih menatap Syeira dengan tatapan berbeda. Ia hanya diam tak bergeming, tak lama sudut bibirnya terangkat, membentuk seringaian seram.
"Gila! siapa yang berani-beraninya ngelakuin itu ke tuan putri!" kesal Regan.
"Kemarin Kak Agam dan lainnya jagain lo kan, Syei?" tanya Putri diangguki Syeira.
"Kemarin semua Anggota Valderos udah rapat dan bagi jadwal. Dan hari pertama penjagaan, Syeira dijaga kelima inti Valderos. Mereka udah jelasin, kalo mereka ga lengah sama sekali, tapi gatau kenapa bisa lolos itu orang," jelas Safiyya diangguki semua teman kelasnya, kecuali gadis itu.
"Apa kita nginep di rumah Syeira? bangun tenda depan rumahnya," tanya Aksa.
"Gabisa," balas Safiyya, ia menatap semua temannya., "Bokapnya udah pantau dia, jadi kita gabisa nginep di rumahnya," lanjutnya menghela nafas kasar.
Semua menatap tak percaya, keluarganya sendiri tega menghancurkannya secara perlahan.
Ide bagus terlintas di fikiran Regan. Lebih baik menghibur Syeira untuk saat ini. Ia mulai membisikkan sesuatu keteman kelasnya, dan diangguki mereka semua.
Mereka bubar, mengambil posisi masing-masing, ada yang sudah memegang sapu, kemoceng, ember, galon, dan ada yang sudah memakai helm! siap lagi kalau bukan Regan, sibiang rusuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...