Sebelum baca, aku ingin mengingatkan. Hargai setiap cerita orang ya:) ga susah kok, kalian bisa komen bagian mana yang kalian suka, dan bisa vote setiap kalian baca. Aku ga maksa kok, cuman ngingetin aja hehe:) karena kalo kalian seneng sama cerita ini, aku pun juga ikutan seneng hehe
Selamat Baca^^
...
Tubuh Dela dan Melan seketika menegang. Ada Reza yang sedang menatap mereka berdua dengan raut wajah datar.
"Maksud lo materi apa!?" tanya Reza kedua kalinya.
"Egh- nganu-" Dela jadi terbata-bata saat berhadapan dengan Reza.
"Materi lah bego! lo kira apa!?" tukas Melan kesal.
"Ya! gue nanya doang, kok lo ngegas!" balas Reza tak terima. Dan Dela hanya menggelengkan kepalanya, jika Melan dan Reza bertemu, akan ada pertempuran panas yang terjadi.
"Udah-udah!" ucap Dela menengahi dua kubu yang sedang beradu tatap tajam. Dela menunjuk Reza., "Lo! udah sana gabung sama teman lo semua!" usirnya mendorong Reza menjauh dari Melan yang sedang menatap lawannya sengit!
"Ck! nyari masalah aja itu, buaya!" dengus Melan melengos pergi ke dalam kelas.
Reza menatap sinis Melan yang baru saja mengatainya buaya. Lalu berjalan ke arah lapang yang sudah ada anggota Valderos yang sedang menyemangati degem XI Mipa 1.
"Eh! Ejaaaa kuu," sambut Jasir dengan mengedipkan matanya.
"Mata lo belom pernah gue tusuk ya?" tanya Reza menatap kesal Jasir.
"Kelas lo, jamkos?" tanya Adit diangguki Reza.
"HEH KALIAN! KENAPA KALIAN KUMPUL DISANA! JANGAN GANGGU ADIK KELAS KALIAN YANG SEDANG MENJALANI HUKUMAN!" teriak Pak Kumis lantang.
"BAPAK APASIH! NGOCEH-NGOCEH AJA," balas Lery teriak.
pletak!
"Udah tua, goblog pake g! lo mau kena ajab!?" dengus Jefra menatap Lery.
Lery menatap Pak Kumis dengan tampang polosnya. Lalu mengerjan-ngerjap kan matanya, seraya mengangguk. Karena, cuman dia yang faham dengan batinnya.
"BAPAK!?"
"APA!?"
"SAYA MAU NANYA!"
"NANYA APA!?"
"BAHASA INGGRIS NYA 'AKU CINTA KAMU' APA!?"
"I LOVE YOU!"
"BAPAK! SAYA MASIH WARAS IH!"
Pak Kumis menggeram kesal dengan tingkah laku siswa-nya yang satu ini. Selalu membuat emosinya tersulut setiap harinya.
"LERY! KAMU DAN TEMAN KAMU SEMUA SAYA HUKUM!" teriak Pak Kumis dengan lantang.
"Lery Biadab!"
"Lery dog!"
"Bangsul lo Iler!"
"Jingan! baru dateng udah kena gue!"
"Makasih Ler, gue bisa nemenin Syeira."
"Anjim lo Iler!"
"Otak lo udah pindah ke dengkul, Ler!?"
Umpatan-umpatan dari temannya di terima dengan sangat baik oleh Lery. Bukannya merasa bersalah, justru ia tersenyum senang.
Lery menghadap Pak Kumis, lalu mengangkat tangannya, memberikan hormat pada Pak Kumis. "SIYAP PAK!"
Mereka semua mendengus lalu mengambil posisi masing-masing. Dengan hati yang berat mereka berdiri dan hormat pada sang Bendera Merah Putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...