"Rasa sakit yang begitu besar menurut gue? Saat orang yang gue sayang, ga bisa gue jaga dengan baik."
-Agam Bratadikara Adhitama...
Kelas yang begitu tenang sepertinya tidak ada di kamus warga XI Mipa 1. Bagi mereka, tak tenang tak asik.
"SEPERTI MATI LAMPU YA!?"
"SAYANG!"
"SEPERTI MATI LAMPU! CINTAKU PADAMU, YA!?"
"SAYANG!"
"BAGAI MALAM TIADA BERLALU!"
Safiyya menggelangkan kepalanya, menatap Regan yang sedang asik mengadakan konser. Sepertinya ini kelas berasa miliknya sendiri, tidak memperdulikan teman-temannya yang kesal dengan keheboh-annya.
Arah pandang Safiyya kini beralih menatap Syeira. Gadis itu, tampak sedang memikirkan sesuatu.
"Hei!" Safiyya menepuk pundak Syeira, dibalas ringisan dari bibir mungilnya.
"Iya, Kena-"
"Lo kenapa?" potong Safiyya menatap Syeira khawatir.
"Semalam kepentok meja belajar," bohongnya terkekeh. Mana mungkin Syeira menceritakannya pada Safiyya, itu sama saja mencari perang. Pasti Safiyya akan melaporkannya pada Agam dan lainnya.
Safiyya menatap gemas Syeira, lalu tangannya terarah untuk mencubit pipi gembul sahabatnya.
"Swafwiyya iwh pwipwi akwu," Bibirnya yang berbentuk ikan, menyulitkannya untuk berbicara. Safiyya terkekeh kecil melihat wajah kesal Syeira.
"SAF GUE BUTUH GOYANGAN LO! BIAR MERIAH!" teriak Regan di depan sana.
"BAYARANNYA TRAKTIR GUE YA!" Safiyya melepaskan tangannya dari pipi Syeira, lalu membalas teriakan Regan.
"GAMPANG!"
Senyuman kebahagian terbit di wajahnya, ia menatap Syeira.
"Syei, ayok ikut gue goyang di depan," ajak Safiyya.
"Engga!" tolak Syeira. Membayangkannya saja sudah sangat geli, apalagi jika dirinya ikutan.
"Yaudah kalo gitu gue kedepan dulu, muah!" Safiyya beranjak pergi ke depan, tapi tak lupa ia memberikan Syeira kecupan manjahnya.
Syeira terkekeh kecil. Tak lama ingatannya kembali berputar pada kejadian semalam. Dimana dirinya di telfon seseorang dengan suara yang hampir mirip dengan Dartika--Mamah tirinya.
'Apa ini ada hubungannya sama kecelakaan, Bunda?' Batinnya selalu mempertanyakan ini, apa ini ada sangkut pautnya dengan kecelakaannya dulu.
"Hei."
Lamunan Syeira buyar, saat seseorang menghampirinya.
"Caca," ujar Syeira tersenyum.
"Ngelamun aja, ga ikutan goyang di depan!" ucapnya menunjuk Safiyya yang tengah asyik goyang bang jali.
"Geli!" ucap Syeira gemas. Membayangkannya membuat bulukuduk-nya berdiri.
Caca terkekeh, Ia pun sama seperti Syeira. Membayangkannya saja membuatnya merinding.
drrtt..
Ponsel Syeira bergetar, pertanda ada pesan masuk.
085234xxxxxx
Hallo baby girl! ini nomor baru aunty, nanti aunty ingin mengajak mu jalan jalan. Aunty jemput di sekolah, dan Aunty sudah meminta izin sama Andara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...