10 - Phobia

33.6K 3K 143
                                    

SEBELUM BACA
VOTE DULU
SESUDAH BACA
BARU KOMEN
OKE KAN?

Ig @hadistilaila

Selamat Baca^^

...

Setelah kejadian semalam, Papanya mendiamkan dirinya. Ia menatap nanar sosok tiga orang yang sedang bersiap-siap untuk pergi. Koper dan tas-tas kecil sudah tersusun rapih, didekat mereka.

Syeira menuruni anak tangga, dan menghampiri keluarganya.

"Pah, Syeira pingin ikut," pintanya memohon.

"Papa sudah bilang sama kamu tidak, Syeira," ucap Andara tegas.

"Kak Nara kenapa diajak, sedangkan Syeira ngga pa?"

"Kamu harus sekolah."

"Kak Nara kan juga sekolah, Pa."

"Dia sebentar lagi ujian, dia butuh menenangkan fikirannya."

"Pah, mohon. Ajak Syeira," ia bersimpuh dikaki Andara, seraya menggoyangkan kakinya pelan.

Andara menepis tangan Syeira, lalu bangkit dari duduknya. Ia menatap sengit putrinya., "Papa sudah bilang tidak! ya tidak!" Suara Andara meninggi.

Syeiri menunduk sendu, lalu mendongakkan kepalanya, menatap Papanya yang sedang menatapnya sengit.

"Tapi Pa, Syeira punya p-

"Tidak ada tapi-tapian!"

-phobia gelap, pa" cicitnya dalam hati.

Andara berjalan membawa kopernya keluar rumah, diikuti oleh Dartika. Sedangkan Nara, menatap Adik tirinya dengan tatapan hina, ia berjalan menghampiri Syeira.

"Siapin mental lo, setelah gue pulang. Hidup lo gak akan tenang! Dan satu lagi, gue dapat info. Setiap malam, ada laki-laki yang selalu ngintai rumah ini! jaga diri lo baik-baik ya anak pembantu," setelah mengucapkan itu, Nara pergi meninggalkan Syeira yang mematung mendengar ucapannya.

Suara mobil menyadarkan lamunan Syeira, ia berlari mengejar mobil Andara.

"Pa! Pa! jangan tinggalin Syeira pa!"

"Pa! Syeira takut!"

"Pa jangan tinggalin Syeira!"

"PAPA!"

Ia terjatuh setelah kakinya menginjak pecahan kaca yang diserakan dijalan oleh Nara dengan sengaja. Kakinya bersimpah darah, banyak sekali serpihan kaca menyelip ditelapak kakinya.

Dengan bersusah payah ia berjalan kerumahnya, membersihkan dan mengobati kakinya yang terluka.

Syeira mengambil kotak P3k, lalu ia meneteskan betadine ke kakinya yang luka, dan membalutnya dengan kain kasa. Ia menyenderkan tubuhnya di sofa, menatap nanar langit-langit rumahnya.

Tak lama, ponselnya berdering.

Aunty is video calling...

Dengan semangat 45 Syeira mengangkat panggilan video dari auntynya.

"Happy birthday baby gurl!, maafkan aunty baru mengucapkannya padamu."

Syeira tersenyum hangat, lalu menggeleng.

"Gapapa Aunty, mungkin disana Aunty lagi sibuk."

"Aunty tidak bisa lama-lama berbincang dengamu, untuk mu sehat selalu, jaga dirimu baik baik ya."

SYEIRA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang