7 - Sakit

37.2K 3.1K 171
                                    

SEBELUM BACA
KLIK VOTE DAN KOMEN YAW
TERIMA KASIH

Selamat baca^^

...

Syeira terbangun saat mendengar suara orang yang sedang bercekcok hebat. Ia mengusap matanya, lalu menarik nafas dalam dalam. Ia harus berakting seolah-olah ia baik baik saja.

Syeira mulai bangkit dari kasurnya, dan berjalan keluar dari kamar. Samar-samar ia mendengar suara aunty dan mamahnya.

"KAMU PIKIR KAMU SIAPA YANG BERHAK NGUSIR SAYA DARI SINI!?"

"KARENA INI RUMAH SAYA MAUREN!"

"INI BUKAN RUMAHMU, INI RUMAH MAS ANDARA DAN SYEIRA!"

"BERANI BERANINYA KA-"

"STOP!" teriak Syeira dari atas, memberhentikan pertengkaran kedua paruh baya itu.

"Sopan sekali kamu sama orang tua!" bentak Dartika.

"Kamu jadi orang tua halus sedikit, Dartika!" sahut Mauren kesal.

"Mah, Aunty, ini masih pagi. Gaenak sama tetangga sebelah," ujar Syeira.

"Diam kamu! sana siapkan sarapan!" titah Dartika.

"Syei, aunty ingin berpamitan sama kamu. Aunty harus ke Bandung karena ada urusan, setelah semua selesai Aunty akan kembali kerumah ini," ujar Mauren. Syeira sedikit terkejut mendengarnya, setau Syeira Mauren tidak pernah punya urusan di Bandung. Tapi yasudahlah.

"Aunty hati hati ya," ucap Syeira memeluk Mauren.

"Iya sayang."

"Syeira cepetan masak! dan kamu Mauren," Dartika menunjuk Mauren dengan penuh kebencian, "jangan harap kamu bisa masuk kerumah ini lagi!" Setelah mengucapkan itu, Dartika melenggang pergi kedalam kamar.

Syeira hanya menunduk pasrah, dan masuk kedalam kamar mengambil ponselnya lalu mengabari Agam. Bahwa dirinya tidak sekolah, karena ingin berpamitan pada auntynya yang akan pergi kebandung untuk urusan penting.

Sebenarnya Syeira setengah berbohong, ia bisa saja pamitan sekarang dan berangkat sekolah. Tapi, tubuhnya tidak mendukung saat ini, bekas pukulan semalam sangat terasa sakit. Lebih baik dirinya izin, dibandingkan Agam dan lainnya curiga.

Syeira meletakkan ponselnya dinakas, lalu menatap nanar fotonya semasa kecil. Difoto itu Syeira sangat bahagia, ada Papah dan Bundanya yang menggendong dirinya.

"Kapan ya Bunda, Syeira bahagia lagi?"

...

Suara derum motor yang dinanti nanti mulai terdengar digendang telinga kaum hawa. Siapa lagi yang mereka tunggu, kalau bukan Valderos?

Jeritan kagum pun mulai berdendang. Valderos tetaplah Valderos, mau senakal apapun mereka. Tetap saja, dimata kaum hawa palingthebest.

"Woi Iler!"

Lery sudah bersidekap dada dengan mata yang menatap menusuk kearah Jasir.

Kebiasaan Jasir selalu memancing emosi Babang Lery tiap hari. Kalau Lery mati muda dalam keadaan darah tinggi kan kasian fans fansnya, menangis darah.

SYEIRA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang