19 - Perasaan Lery dan Keadaan Syeira

26.7K 2.3K 413
                                    

"Gue ga sebodoh itu, membiarkan perasaan gue menjadi hancurnya persahabatan yang udah gue jalin selama ini."

Selamat Baca^^

...

Semua orang sedang berkumpul di ruang tengah markas. Mereka menatap sendu gadis yang sedang menangis di dalam dekapan sahabat perempuannya.

Isak tangisnya mulai mengecil, berarti dirinya sudah mulai tenang sekarang. Dengan lembut Safiyya mengelus punggung Syeira, menenangkan sahabatnya.

Syeira melepaskan pelukannya pada Safiyya, menghapus jejak air matanya yang masih melekat di pipinya. Ia tersenyum, menatap semua Anggota Valderos yang sedang menatapnya khawatir.

"Kenapa bisa?" tanya Dafa to the point.

"Syei, dapet pesan. Katanya Agam kecelakaan, karena Syei panik, jadinya Syei langsung lari keluar mau nemuin Agam di markas," ucap Syeira sendu.

Semua menghela nafas kasar. Menatap Syeira penuh arti. Sangat terasa begitu jelas, bahwa keluarganya sendiri, ingin membunuhnya secara perlahan.

"Lain kali, kamu liat dulu nomornya. Kalo merasa kamu ga kenal, jangan di respon," ucap Agam memperingati.

"I-iya."

"Udah di apain sama Adrian?" tanya Adit.

Syeira menunduk, ia takut jika mengatakan yang sebenarnya. Takut kalau mereka semua akan marah dengan perlakuan yang tidak senonoh dari Adrian.

"Kenapa diem?" tanya Jefra lembut.

"Syei, di pukul.."

Syeira berhenti ngomong saat melihat semua raut wajah mereka berubah. Ini yang ia khawatirkan, mereka akan marah dan mencari Adrian.

"Lanjutin!" titah Dafa.

"..Di tampar, di pe-peluk, dan di.."

"Di?" beo Agam.

"Di cium," cicit Syeira pelan.

Brak!

"Lery!" panggil Jasir.

"Biar gue aja yang kejer!" ucap Jefra mengambil kontak motornya.

"Kak Lery mau kemana?" tanya Syeira khawatir.

"Kita tunggu Jefra bawa Lery pulang," ucap Agam. Ia menggenggam lembut tangan Gadisnya. Menyalurkan kehangatan.

'Gue harap, lo ga sampai ngebunuh Adrian, Ler.'

Safiyya berjalan menghampiri Ansel, lalu menyandarkan kepalanya di pundak kekasihnya. Rasa takutnya masih ter ngiang-ngiang di benaknya, tangannya pun masih bergetar.

"Kamu tau, Kak Lery mau kemana?" tanya Safiyya berbisik.

"Mau bales Adrian atas perlakuannya pada Syeira," balas Ansel mengelus lembut surai hitam milik gadisnya.

Tubuh Safiyya berdiri tegap, ia terkejut atas jawaban kekasihnya. Lery yang humoris bisa marah seperti ini?

"Kamu serius?" tanya Safiyya tak percaya.

Ansel mengangguk tersenyum. "Jangan kamu fikir, Lery yang sering ngelawak ga bisa marah. Dia.. " Ansel merubah arah padangnya kedepan dengan fikiran kosong. "Bisa ngamuk jika ada yang nyakitin, Syeira," lanjutnya.

...

Sosok laki-laki dengan rahang mengeras membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia tidak perduli dengan bahaya yang akan menimpanya. Ia harus cepat sampai di tujuannya, sebelum iblis itu menghilang.

SYEIRA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang