15 - Trauma

27.9K 2.5K 143
                                    

"Seseorang yang selalu menebarkan kebahagiaannya di depan banyak orang, ialah yang memiliki luka paling dalam. Sampai-sampai kita terkecoh akan senyum dan tawanya."
-Jasir.

Selamat Baca^^

...

Syeira hendak berlari, tetapi tangannya sudah dicekal terlebih dahulu. Ia berusaha memberontak, nafasnya sudah tidak beraturan. Ia benar-benar sangat takut malam ini.

Kenapa setiap malam selalu ada yang membuatnya takut?

Apa motif seseorang tersebut untuk melakukan ini semua?

Membuat dirinya takut? ia katakan untuk dalang di balik ini semua, BERHASIL.

Dirinya sudah tidak sanggup lagi, badannya bergetar hebat saat berhadapan dengan seseorang yang membuatnya hampir kehilangan mahkotanya.

"Le-lepas om," lirih Syeira ketakutan.

"Saya kangen sama ponakan saya," ujarnya tersenyum miring.

"LEPAS OM ADRIAN!" teriak Syeira memberontak. Adrian adalah adik kandung dari Dartika, Mama tirinya. Orang yang dulu ia sayangi dan berubah menjadi orang yang sangat ia hindari.

"Ikut saya!" Adrian menyeret paksa Syeira ke kamar gadis itu. Dengan susah payah ia menyeretnya saat Syeira memberontak.

"OM LEPAS! SYEIRA GAMAU OM!" raungnya. Ia takut, sangat takut.

Syeira merapalkan semua doa, agar Agam datang tepat waktu. Sebelum dirinya kehilangan mahkotanya.

Mereka sampai di kamar milik Syeira. Adrian menghempaskan tubuh Syeira ke kasur miliknya, lalu menyeringai menatap Syeira dengan penuh kehausan.

Adrian mulai melangkah maju menghampiri Syeira yang sudah menangis histeris. Mengelus pelan pipinya, lalu menatap kancing bajunya yang masih tersegel.

"Sayang banget dulu kita tidak jadi bermain," kekehnya mengelus lembut pipi Syeira, lalu mengecup singkat pipinya.

"Syeira mohon Om, lepasin Syeira," mohonnya dengan isak tangis yang mulai bertambah keras.

"Kamu diam saja!"

Tangan Adrian mulai melepaskan kancing baju Syeira yang paling atas.

"Jangan Om!"

"let's start the game!"

"AGAM!!

BUGH!

...

Mobil yang baru saja memasuki komplek tersebut diisi kegaduhan di dalamnya. Pasalnya, Jasir sedang menyetel lagu milik Nasar-mati lampu.

Dengan kehebohan yang ada, ia malah sibuk bernyanyi sekeras mungkin di dalam mobil itu, padahal hari sudah malam, dan tanpa rasa malu ia menyetel dengan volume besar.

Regan sudah mengeluarkan bacotannya, pada Kakak tingkatnya ini. Tapi tetap saja, di acuhkan.

"BANG JASIR! INI UDEH MALEM! JANGAN BIKIN ORANG KOMPLEK SINI NGAMUK!" teriak Regan kesal.

"Sir! 10 menit lagi nyampe, matiin syaiton!" geram Geral.

Agam dan Ansel hanya menggelengkan kepalanya. Untung Agam leader yang baik hati dan tidak sombong, jadi ia biarkan saja.

drtt.. drtt..

Ponsel Agam berbunyi, ia menatap layar ponselnya dengan senyum sumringah, lalu mengangkatnya dan men-loudspikearnya.

SYEIRA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang