"Jangan pernah sentuh milik Kami, kalau lo semua gak ingin di ganggu!"
Selamat Baca^^
...
Dafa, Lery, Jefra, Ansel, Geral, Reza, Regan, Aksa, Dan Tarkan sedang berunding di depan gudang untuk membalaskan perlakuan Para medusa. Sedangkan Agam dan Adit pergi ke koperasi untuk membeli pakaian sekolah yang baru untuk Syeira. Safiyya dan Caca pergi menemani Syeira di kamar mandi, mereka berjaga-jaga takutnya Nara dan Fani kembali lagi mengerjai Syeira.
"Lo udah dapet tai cicak nya?" tanya Lery pada Regan.
"Udah! demi pembalasan, gue demi nemplok-nemplok ke dinding!" ucap Regan mengangkat plastik yang berisi beberapa tai cicak.
"Udah di siapin belum, Kan?" tanya Jefra pada Tarkan.
"Udah bang!"
"Kita langsung aja! sesuai tugas masing-masing!" ucap Lery. Mereka semua mengangguk lalu beranjak pergi dari gudang.
Seringaian licik! terbit di wajah mereka saat sasaran mereka sedang tertawa lepas di salah satu meja kantin. Untung saja guru sedang rapat, sepertinya ini akan menyenangkan.
"Sumpah ya! puas banget gue liat muka dia menderita!" ucap Nara tersenyum miring.
"Kurang Nar menurut gue!" celetuk Fani.
"Lo tenang aja Fan, karna kita punya tujuan yang sama, kita tetep kerja sama!" ujar Nara diangguki setuju Fani.
Lery memberikan aba-aba pada Regan dan Geral untuk memasukkan tai cicak itu ke dalam nasi goreng pesanan mereka berenam.
Mereka semua menatap Bude kantin yang sedang mengantarkan pesanan Para medusa tersebut. Reza sudah menyiapkan ponselnya untuk merekam kejadian itu dan memperlihatkannya pada Agam dan Adit.
"APAAN INI!" sentak Melan menggebrak meja kantin. Ia menatap nasi nya.
"IH! TAI CICAK!" pekik Fani jijik.
"SIAPA YANG MASUKIN TAI CICAK KE NASI GORENG GUE!" teriak Nara marah.
"Nar lo liat itu ada Lery yang lagi ketawa," ucap Dela menunjuk Lery yang berada di pojokan kantin.
"Sial! samperin!" titah Nara, mereka semua berjalan ke arah Lery dan Reza. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang datang ke arah mereka.
"Aksa! Tarkan! awas!" ucap Dafa pura-pura memperingati Aksa dan Tarkan yang sedang berakting berlari sembari membawa air kotoran cuci piring.
"AWAS KAK!" sentak Tarkan.
Nara, Fani, Dela, Melan, Meta, dan Cika yang belum siap menghindar terkena tumpahan yang di sengaja oleh Aksa dan Tarkan.
"LO BERDUA!" pekik mereka berenam serentak.
"Ga punya mata?" tanya Dafa pada mereka berenam.
"Seharusnya lo semua ngehindar, bukan mejeng jadi jablay di situ"
"Sorry.. sengaja," celetuk aksa.
"GANTI RUGI BAJU GUE YANG KOTOR!" bentak Nara tak terima.
"LO AKSA! TARKAN! GABISA LIAT ADA KITA DISINI!" Sentak Fani menahan emosinya.
"Kalian ga punya telinga? kita udah teriak padahal," ucap Tarkan tanpa merasa bersalah.
"Kapan lo teriak!" sentak Meta.
"Gara-gara lo!" Cika menunjuk Aksa dan Tarkan, "baju gue kotor tau ga sih!" geramnya menatap jijik bajunya yang kotor.
"Gantiin baju gue!" ucap Nara pada Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Roman pour Adolescents[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...