Anak yang malang - Rhoma irama
Selamat Baca:)
...
Semua mata tertuju pada Caca yang baru saja bergumam samar-samar. Syeira yang baru saja datang, menatap bingung Caca.
"Apa Ca?" tanya Adit.
Lamunan Caca buyar, kini dirinya jadi pusat perhatian Valderos, gugup menyelimutinya. "Caca gak ngomong apa-apa" jawabnya santai.
"Jadi, tadi lo ga ngomong sama sekali?" tanya Lery.
Caca menggeleng, mereka semua mengangguk percaya. Lalu menatap langi-langit yang sudah mulai reda.
"Langsung pulang, jangan ada yang keluyuran selagi make baju sekolah!" ucap Agam tegas di angguki semuanya. Ia melepaskan jaketnya, memasangkannya ke tubuh Syeira.
"Makasih," ucap Syeira tersenyum.
"Sama-sama!"
Mereka semua melenggang pergi dari TPU Umum. Agam, Lery, dan Dafa pergi mengantarkan Syeira pulang. Adit mengantarkan Dinda, sedangkan Jefra mengantarkan Caca. Dan sisanya pergi pulang ke rumah masing-masing.
Sosok wanita tadi tersenyum miring menatap kepergian mereka.
"Tidak sia-sia Mama menyuruhmu bergabung dengan mereka, Ca."
"Kenapa saya lupa, kalau setiap tanggal 5 dia akan kesini. Hampir saja saya ketahuan!"
"Ajalnya sudah semakin dekat, sebentar lagi ia akan menyusulmu kak!" kekeh wanita itu melenggang pergi.
...
Syeira dan Agam baru saja sampai di perkarangan rumah milik Syeira. Secara perlahan ia turun dari motor ninja milik Agam. Tangan Agam bergerak untuk merapihkan rambut gadisnya yang sedikit berantakan, ia tersenyum sekaligus mendadak perasaannya jadi tak enak tentang Syeira.
"Di rumah ada orang kan?" tanya Agam dengan nada khawatir.
Alis Syeira mengkerut. "Ada, kamu kenapa?" tanyanya pada Agam.
"Gapapa, kalo ada apa-apa langsung kabarin aku ya!" peringat Agam di balas anggukan oleh Syeira.
"Iya, kamu langsung pulang. Hati-hati!" ucap Syeira saat motor Agam mulai menjauh.
"Dadah!"
Dengan langkah gontai Syeira berjalan masuk ke rumahnya. Keadaannya sangat tidak enak di pandang, baju yang basah di campur dengan tanah membuatnya sangat terlihat jorok. Ia masuk ke dalam rumah tanpa memperhatikan ada Andara yang menatapnya tajam.
"Apa kamu tidak bisa menjaga kebersihan Syeira?" suara tegas nan dingin membuat Syeira mendongak menatap Andara.
"Syei habis dari mak-"
"Ingat pulang kamu?"
"Dengerin penj-"
"Sudah puas pergi dengan laki-laki?"
Tangannya Syeira mengepal saat Andara selalu memotong pembicaraannya. Ia hanya ingin menjelaskam dan bertanya apa Andara tidak ingat dengan ulang tahun Larissa--Bundanya.
"Seru bermain dengan laki-laki?"
"Syeira gamain!"
"Bagaimana ras-"
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...