"Nyawaku dan Takdirku, aku serahkan pada Tuhan. Jika seperti ini kehendak Tuhan, akan ku ikuti alurnya."
Selamat Baca^^
...
Semua mata memandang Nara marah. Tangan Syeira melepuh akibat tumpahan air panas yang di sengaja oleh Nara.
"Saf, lo bawa Syeira ke uks, obatin tangannya," perintah Adit diangguki Safiyya. Dengan segera ia membawa sahabatnya ke uks, setelah itu ia akan mengabari Agam.
"Lo tau, lo udah nyari masalah sama siapa?" kekeh Jefra pada Nara.
"Emang gue peduli?" balasnya angkuh. Dela dan Melan hanya terkekeh melihat keangkuhan Nara.
"Muka lo burik amat!" celetuk Dafa.
"Apa maksud lo!" kesal Nara. Ia paling benci jika dikatai jelek oleh siapa pun. Ia sudah mengeluarkan uang berjuta-juta hanya untuk perawatan wajahnya, itu pun masih kurang.
"Conge?" tanya Dafa dingin.
"Daf! Lo liat deh mereka bertiga," Lery menunjuk Nara, Dela, dan Melan sekaligus. "Seperti gembel."
"Gausah ngehina gue!" pekik Nara.
"Lah? gue kan ngomong sesuai kenyataan," balas Lery terkekeh. Adit, Ansel, Dafa, Jefra, dan Geral tertawa mendengar hinaan Lery pada Nara dkk.
"Bajunya begitu lusuh!" Ansel memulai nyanyiannya
"Tak mungkin dia sama!" Sambung Jefra.
"Dengan si Gembelllll!" Sambung Geral mengakhiri nyanyian Ansel.
"DIEM LO SEMUA!" Nara pergi dengan kaki di hentakkan, dan diikuti Dela dan Melan.
"Nyari masalah sama kita-kita. LUCU LO BABU!" teriak Lery di akhir ucapannya.
"AWAS LO LERY!" teriak Melan mulai menjauh.
"Ayok susul Syeira di uks!" ajak Adit diangguki mereka semua.
...
Suasana uks begitu heboh, padahal hanya ada Agam, Jasir, Syeira, dan Safiyya di ruangan itu. Siapa lagi yang bikin heboh kalau bukan Jasir.
"Itu medusa emang nyari masalah aja sama gue!"
"Harus gue gigit tuh mukanya!"
"Liat aja lo ya Nara!"
"Pokoknya kalo lo muntah paku, itu dari gue!"
"LIAT AJA LO YA NA-"
"YAALLAH KAK JASIR! DIEM DULU DONG FLISS, GUE LAGI KONSEN NGOBATIN TANGAN SYEIRA!" heboh Safiyya memegang kepalanya yang nyut-nyuttan karena mendengarkan dumelan Jasir.
"Diem dulu jing!" Desis Agam menjitak kepala Jasir.
"Udah-udah gapapa kok," ucap Syeira terkekeh melihat wajah cemberut Jasir.
"Coba liat tangannya sini," pinta Agam.
Syeira mengangkat tangannya ke arah Agam. Pipinya bersemu saat Agam mengecup tangannya yang terkena Air panas.
"Itu pipi merah banget!" goda Safiyya pada Syeira.
"Engga ih!" belanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYEIRA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI HAPUS. JIKA MAU BACA SILAHKAN, KARENA CERITA INI BENAR-BENAR MEMBUAT KALIAN HALU DAN GREGETAN. VERSI NOVEL LEBIH BAGUS LAGI.] "Kapan Syeira bisa bahagia? Apa saat menyusul Bunda, Papah akan merasa kehilangan?" Syeira Laris...