9 - Luka yang disembunyikan

35.4K 3.1K 503
                                    

SEBELUM BACA
VOTE DULU YAW
SETELAH BACA
BARU KOMEN DEH
TERIMAKASIH

Selamat Baca^^

...

Seorang gadis sedang tersenyum menatap pantulan cermin. Ia menyisir rambutnya yang mulai memanjang dengan senyum merekah.

Hari ini usianya 17 tahun, ia sudah bertahan di rumah ini semenjak Bundanya meninggalkannya selama-lamanya. Sepertinya, sudah hampir 11 tahun.

Ia beranjak, menuruni tangga dengan suasana hati yang bahagia. Semenjak dirinya menjadi kekasih Agam, senyum Syeira tak ada hentinya mengembang, sampai-sampai ia melupakan sejenak kado pemberian Andara.

Rumahnya tampak sepi, apa semuanya sudah berangkat dengan kesibukannya masing-masing?

Tinn.. tinn..

Mendengar klakson motor, dengan segera Syeira berlari kedepan gerbang. Ia menutup gerbangnya, lalu berbalik menatap Agam. Ah, Agam sangat tampan hari ini.

Syeira mengkerutkan keningnya., "Loh, Kakak-kakak ganteng aku mana?"

"Mereka berangkat duluan. Orang aku mau berangkat sama pacar aku, berdua tanpa gangguan," balasnya memajukan bibirnya.

Syeira terkekeh, lalu memajukan tubuhnya dan berjinjit. Ia merapihkan rambut Agam yang sedikit berantakan.

Agam memperhatikan wajah gadisnya, semakin hari semakin cantik. Itu lah yang bisa ia katakan, Syeira baginya sudah sangat sempurna, tidak ada kekurangan apapun.

"Cantik banget," ujar Agam mengelus pipi Syeira.

"Pacar kamu," balas Syeira menggoda.

"Ayok berangkat, nanti telat," lanjutnya.

Agam mengangguk, lalu memberikan helm dan jaketnya pada Syeira. Karena Syeira menggunakan rok, Agam harus menjaga Syeira dari mata para buaya.

...

Mereka berdua telah sampai diparkiran sekolah, sudah ramai aggota Valderos yang menunggu Pakbos dan Bukbos mereka.

"Mentang-mentang udah jadian, kita disuruh berangkat duluan," cibir Lery.

"Pulang pokoknya kita ikut anter," sahut Jefra.

"Setuju," timpal Dafa.

"Tadi Agam bilang, kalian berangkat duluan," ujar Syeira membenarkan rambutnya.

"Bisa banget boongnya!" desis Lery.

"Ayok ke kelas," ucap Agam menarik lembut tangan Syeira, mengabaikan uneg-uneg sahabatnya.

"Syalan! dikacangin!" dengus Lery dan Jefra.

Adit terkekeh., "Mangkanya tikung sana disepertiga malam," kompor Adit sedikit keras, dan masih dapat didengar oleh Agam.

"Gausah mancing lo tai!" kesal Agam.

"Heh mulutnya," tegur Syeira.

SYEIRA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang