Part 4

14.8K 1.2K 29
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

JANGAN BACA CERITA INI PADA WAKTU SAHALAT DAN JADIKAN AL QUR'AN SEBAGAI BACAAN UTAMA!!

Jangan lupa tinggalkan jejak author sangat mengharapkan vote and coment dari para readers terhormat.

***

Fifi pun menatap wajah orang itu dari bawah sampai atas ternyata dia adalah...

" dia kan cowok yang tadi juga telat, tapi nggak dihukum" batin fifi.

Tersadar dari lamunannya fifi langsung refleks minta maaf

"Eh..maaf, saya tau saya yang salah, maaf, kamu nggak papa kan? Apa.. ada yang luka? Atau.. Lecet mungkin? Punggungnya nggak sakit kan?" tanya fifi khawatir, yang dibalas hanya dengan tatapan datar oleh orang itu

"Buset dah, gue udah capek2 ngomong panjang kali lebar kali tinggi kuadrat, lah dia cuma natap datar ajaaa gitu? "

"Maaf, kamu nggak papa kan? Punggungnya nggak sakit kan?" ucap fifi lagi yang kali ini ada sedikit kemajuan, di balas dengan gelengan.

"Ooo mungkin ni orang nggak punya suara kali ya??!! Kesel gue lama lama. Astaghfirullahaladzim fii... Innallaha masshobirin fi..." batin fifi

"Maaf tadi saya terlalu konsentrasi melihat kertas ini, jadi ketabrak deh sorry ya? Tapi saya mau kok kalau disuruh tanggung jawab. Beneran" balas fifi dengan wajah seriusnya.

Pria itu mengambil kertas yang ada di dekapan fifi

"Hey, itu kertas saya mau di apain? Saya mau tanggung jawab tapi nggak gitu juga caranya, jangan hancurkan kertas itu, tolong hargai perjuangan saya, saya sudah susah payah ngumpulin itu semua" bentah fifi

" ikut saya" balas pria itu

"Eh... Ternyata kamu punya suara? Bisa ngomong juga ternyata, Alhamdulillah.. Ternyata saya ketemunya sama manusia asli, saya pikir tadi..."

"Ikut!!" potong pria itu.

Ya udah lah ya, fifi nyerah, dia ikut aja.

Ternyata pria itu pergi ke Masjid, dan kebetulan disana ada seorang mahasiswa, sekaligus senior, Alex.

"Suruh semua senior kumpul disini" titah pria itu kepada alex, alex hanya membalasnya dengan anggukan dan senyum tipisnya

"Assalamu'alaikum wr. wb, Kepada semua senior diharapkan untuk berkumpul di dalam masjid" instruksi alex melalui microfon.

Sedangkan fifi hanya berdiri, diam, dan santai ditempatnya, disamping pria tadi yang juga sedang berdiri.

" atur barisan duduk kalian sesuai daftar nama masing masing" kali ini pria misterius itu yang buka suara, setelah semua senior berada di dalam masjid.

"Belagu banget sih ni orang, maba juga udah berani perintah perintah senior, mau kena hukum lo!?" batin fifi

Tak lama kemudian senior pun sudah duduk rapi di dalam masjid sesuai urutan namanya, dan pria itu memberikan kertas fifi tadi ke senior yang berada di depannya sambil berkata

" tanda tangani ini sesuai urutan nama!"

Fifi pun refleks dan berkata "hey!! Itu ker..."

"Diam!!" potong pria itu

"Ya udah sih, terserah lo aja kan gue dibantuin" batin fifi sambil memperhatikan si pria itu.

Tak berselang lama kemudian, alex pun memberikan kertas itu kepada pria tadi, yang berdiri di samping fifi

"Oke. Syukron. Sekarang, yang mau shalat dhuha silahkan, dan yang mau keluar silahkan, kerjakan tugas kalian dengan baik" titah pria itu sambil mengambil kertas yang diulurkan oleh alex.

Kemudian, semua senior keluar buat berwudhu, dan ada juga sebagian yang melanjutkan tugasnya.

Pria itu mengambil pena dari saku bajunya, dan menulis sesuatu di kertas fifi tadi

"Eh.. Jangan dicoret coret kertasnya!! Kamu tidak punya hak atas itu!!" bantah fifi

Orang itu tidak mengendahkan kalimat fifi ia melanjutkan kegiatannya dan menulis beberapa kata di kolom yang kosong paling atas di kertas itu.

Afnan Atma Purnama, itu yang dia tulis, kemudian ia mengisi kolom disampingnya yang bertuliskan jabatan, ia menuliskan pembimbing senior.

Seketika, fifi terkejut ternyata pria itu adalah pembimbing senior. Otomatis dia adalah dosen...

Jadi, fifi salah paham deh.
Kemudian pria itu memberikan kertasnya pada fifi.

"Berikan ke alex" katanya. Fifi hanya tercengang dan tak menyangka bahwa orang yang dia kira maba itu adalah seorang dosen.

"Ma- makasi pak, atas bantuanyya, maaf tadi saya menyangka kalau bapak itu maba disini, ternyata tidak, sekali lagi maaf pak" balas fifi dengan cengirannya.

Sedangkan si bapak hanya menatapnya datar.

" y -yaudah.. Saya permisi dulu ya pak" ucap fifi sambil berlalu meninggalkan dosennya itu.

" itu adalah bantuan pertama aku ke kamu, aku rasa itu belum seberapa, tadi aku liat kamu kecapek an di lapangan, aku nggak bisa liat orang yang aku suka kelelahan dan sakit" batin afnan yang menatap punggung fifi yang semakin menjauh.

To be continue

Jangan lupa tinggalkan jejak author sangat mengharapkan vote and coment dari para readers terhormat.


DEAR DOSEN BUCIN KULKAS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang