Part 22

8.2K 562 6
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

JANGAN BACA CERITA INI PADA WAKTU SHALAT DAN JADIKAN AL QUR'AN SEBAGAI BACAN UTAMA!!!

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya readers... Author sangat mengharapkan vote and coment dari para readera terhormat...

***

"Assalamu'alaikum pak..." ucap fifi ketika sudah sampai di pintu ruangan yang fifi anggap sebagai neraka dunia. Bukan apa apa, tapi karena orangnya noh yang selalu ngeselin. Bikin dosa fifi jadi nambah kan

" Wa'alaikumussalam masuk!!"

" ternyata jadi dosen itu enak banget ya, kalau mau orang masuk suruh masuk, kalau mau apa apa tinggal suruh aja, kalau orangnya nggak mau tinggal ancam aja nilainya diturunin. Duh... Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

" ehmm... Gila?" tanya afnan yang sontak membuat fifi kaget bukan kepalang ketika dia mengetahui bahwa keberadaan afnan sekarang sudah di pintu ruangannya

" e... Enggak yang gila itu bukan saya tapi ba-" omelannya terhenti karena melihat tatapan tajam dari afnan

" siapa?" tanya afnan

" e- enggak siapa siapa"

Tak ada lagi percakapan setelah itu, dan kemudian mereka masuk ke ruangan itu

" Sekarang to the point aja deh, bapak maunya saya ngapain disi-" omongan fifi terpotong karena ada suara mungil yang memanggilnya

" kakak cantik..." ternyata suara itu adalah suara manja aya yang baru saja keluar dari kamar mandi

" eh... Naura, kok kamu ada disini?" tapi yang menjawab bukan aya tapi abang kulkasnya, sedangkan aya duduk di pangkuan fifi

" mama ada urusan ke Padang, katanya ada acara lamaran sepupu saya disana, dan mama sama papa harus pergi, nggak mungkin bawa aya karena perjalanannya cukup jauh"

" Tapi kan ada mbak inah"

" mbak inah pulang kampung, katanya nggak sanggup lagi kerja di rumah"

" yaiyalah nggak sanggup orang bosnya kulkas kek bapak, mau cari kemanapun juga nggak bakalan ada yang sanggup"

" kata siapa? Malah mbak inah sangat betah kok kerja di rumah saya"

" ya trus kenapa dia pulang kampung?"

" dia nggak sanggup pisah sama anaknya juga sama suaminya, tiap malam dia selalu nangis dan saya selalu nanya kenapa, tapi dia jawabnya nggak papa, selalu gitu sampai akhirnya saya bilangin ke mama dan mama nanya lalu mbak inah menjelaskan semuanya"

" tuh kan kalau sama bapak mbak inahnya nggak mau"

" yeee... Itu mah tergantung perasaan"

" yaudah terserah"

" yaudah juga"

" eh... Aya, kita mainnya di kosan kakak aja ya?"

" enggak..... Aya maunya cama abang"

" dikosan kakak bagus loh, ada kolam renangnya, truss ada boneka, bantal gulingnya juga lucu" ucap fifi meyakinkan aya

DEAR DOSEN BUCIN KULKAS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang