Attention:
Tolong inget kalo Chenle udah kelas 2 SMA ya:)---
"Le, kamu gak ngerasa down apa abis dengerin omongan mami?" Yireon narik pelan ujung lengan baju chenle.
Mereka berdua lagi di bioskop, masih nungguin film yang mau mereka tonton mulai. Jarang jarang kan mereka beneran keluar berdua tanpa wony-Jisung.
Chenle ngeliatin Yireon bingung, "omongan yang mana?"
"Lah, yang tadi dia gak ngizinin kamu jemput."
"Ohh, itu," Chenle diam bentar terus senyum, "ya udah sih gapapa. Gak sakit hati juga kok."
"..bohong banget." Yireon ngeliatin Chenle gak percaya.
"Dih serius Ceceee," Chenle ngusak rambut Yireon pelan, "Kamu kan anak cewe satu satunya, ya wajarlah mami posesif. Dia mau yang terbaik lah buat anaknya. "
Yireon numpu dagunya terus ngeliatin Chenle lama, "kok kamu bisa sih hidup se-positif ini sih Le"
Chenle ngeliatin Yireon sekilas,"Ya karena aku gak mau aja hidup negatif mulu."
"Kenapa?"
"Karena kamu tau sendiri hidup aku banyak negatifnya," Chenle senyum lebar, "kasian kan malaikat atid harus lembur terus terusan?"
Yireon ngeliatin chenle sambil nutup mulutnya; pura-pura terharu. "i've met an angel."
"Ahahahaha! Kenapa sih?"
"Nggak pernah kepikir aja ternyata kamu jauh lebih baik dari yang aku pikirin selama ini."
Chenle ngangkat alisnya, "kamu juga baik tuh."
Yireon senyum tipis, "hitungan amal aku aja kayanya kalo dibandingin sama biji sawi masih beratan biji sawi."
----
Jeno narik tangan Sisi pelan; ngajak tunangannya itu buat duduk bareng dia di bus. Hari ini mereka akhirnya pulang, makrab nya udah selesai.
Yah, kasian mami sama daddynya harus ketemu mereka lagi.
Anyway! Sisi nurut aja sih diseret begitu sama Jeno. Ya sesekali senyum sombonglah ke cewe cewe yang dari tadi ngeliatin tunangannya itu. Dia dari hari pertama makrab udah sebel banget sama temen temen seangkatannya yang emang suka caper ke Jeno.
Tapi hari ini dia menang. Tangannya digenggam, tangan mereka enggak. Aih, senangnya jadi Siyeon.
"Kamu ngapain senyum terus?"
Siyeon menoleh kearah Jeno, "oh itu, lagi pamer."
"Hah?"
"Ahahaha! Kamu kalo sehari aja gak bilang 'hah?' Kayanya ada yang kurang ya?" Siyeon ketawa sendiri.
"Gimana? Pamer apanya?"
Siyeon ngasih kode ke Jeno buat rada nunduk ke arah dia, mau ngebisikin sesuatu. "Aku lagi pamer kalo cowo yang bikin mata mereka gak berkedip di sebelah aku ini punya aku."
"Hah?"
"Ah kamu mah!" Siyeon narik salah satu tangan Jeno dan melambaikannya ke jendela bis, "sini pamer dulu ke anak anak yang masih di bawah."
Jeno membiarkan Siyeon menggenggam tangannya, "harus banget di pamerin?"
"Harus!" Siyeon ngegembungin pipinya, "Setelah jadi Ketua Osis yang suka kamu makin banyak, aku sebel."
"Pfft..ahahahah kenapa sih!?" Jeno nyubit pipi Siyeon, "yaudah sih biarin aja, toh aku sukanya kamu."
"Oh jelas dong, kamu emang harus suka aku."