PART 9

4.7K 819 39
                                    

Aroma teh jasmin itu bagai angin lalu bagi seorang pria yang kini menatapnya dengan lengan terlipat di perut. Iris berwarna madu nya itu menatap pergerakan melati yang berada di dalam teh nya, menyusuri sisi lingkaran, terbentur kaca dan kemudian terhenti, tetapi tak cukup untuk membangunkan lamunan Kaum Bangsawan yang menggunakan mahkota permata itu.

Pikirannya kini telah berselancar pada manusia yang berada di ruang bawah tanahnya—Iris hitam itu menandakan kebingungan setiap kali ia menggunakan bahasa Alathana dan menatap marah dan mohon ampunan setiap kali ia menggunakan bahasa bangsawannya. Gigi nya sedikit menggertak ketika tak kunjung menemukan titik temu dalam setiap pemikirannya.

Seorang dokter Maganis mengatakan jika makhlu lemah itu hampir mati karena luka dan kedinginan—Sangat aneh, tak ada satu pun makhluk di negerinya yang merasakan kedinginan walaupun langit tak pernah memberikan kehangatan yang menyorot pada dataran Alathana. Dan artinya, tak ada obatnya untuk manusia yang mampu merasakan dingin itu hingga akhirnya ia akan mati nanti.

Kakinya kini mengetuk dengan jemari yang menahan kepalanya dengan iris madu yang masih menatap kearah yang sama—Ia harus mendapatkan sesuatu, mengenai manusia itu, bahasa yang mereka gunakan serta bagaimana tubuh mereka yang begitu lemah dan mati perlahan seperti itu. Kim Taehyung tak pernah melihatnya, kematian perlahan dan itu sangat mengganggu.

"Kenapa dia menggunakan bahasa itu, Neil"

Taehyung menyandarkan tubuhnya pada sandaran dengan mata yang terpejam setelah mengucapkan nama Ibu nya—Seorang Lanarta yang telah menghadapi kematian karena racun yang diciptakan oleh makhluk yang diturunkan oleh gerhana. Hanya saja, Taehyung tidak melihatnya, makhluk seperti apa itu yang terjadi ratusan tahun lalu.

Hanya saja, Taehyung memejamkan matanya mencoba untuk berpikir mengenai hal yang tak masuk akal. Jika manusia adalah makhluk yang lemah, kenapa mereka mampu menjadi ancaman bagi Alathana yang begitu besar dan di pimpin oleh para Bangsawan abadi. Ia sama sekali tidak mengerti hingga kakinya pun kini melangkah ke arah ruang bawah tanah untuk mencari hal lain.

Ruang bawah tanah dimana Neil selalu membaca, dan menuliskan segala sesuatu mengenai kehidupannya yang cukup lama. Irisnya berselancar, menyusuri setiap rak dengan pikiran yang kini terbagi, mencoba mengingat apakah Neil pernah menceritakan suatu hal mengenai manusia yang ditemukannya hari ini.

Buku coklat pada rak teratas itu menarik perhatiannya, dengan akar yang melilit membuat Taehyung mengulurkan tongkat hitam dan menggerakkannya, membawanya hingga buku itu kini berada dalam genggaman—Sangat unik dan Taehyung sama sekali tidak pernah membacanya, bahkan seluruh buku didalam ruangan ini tak pernah ia berniat untuk membaca.

Karena isinya cukup tidak masuk akal dan sikap penyediri Lanarta itu membuatnya semakin tidak masuk akal untuk mempercayai cerita yang di buat—Namun, buku ini adalah kisah perjalanan hidupnya dan mungkin Taehyung harus mempercayai.

"Lanarta di kucilkan bahkan oleh kaum Maganis—" gumam Taehyung yang kemudian menghela nafas dan duduk pada sebuah kursi kayu dengan bantalan tebal disana, memangku buku itu diatas kaki yang ditumpang pada paha lainnya—membukanya satu persatu hingga menemukan gambaran yang cukup unik.

'Langit gelap karena gerhana—beserta pasir yang menggulung pada satu titik di hutan belantara, membawa satu makhluk layaknya Maganis yang telah mati

Taehyung terdiam—Itu adalah sebuah sejarah yang mampu membuat keningnya berkerut. Seorang Lanarta dapat di percaya dalam hal ini karena setiap kali dimensi saling melintas dan terbuka karena gerhana, Lanarta lah yang akan menangkap dan memberikan informasinya pada kerajaan—Hanya saja, Lanarta terdahulu telah pergi, karena kematian.

The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang