Helaan nafas itu terdengar dengan irisnya yang kini mengedar mencari buku bacaan yang mungkin akan menarik perhatiannya—Hanya saja, tak ada yang menarik dan membuatnya bersandar pada meja dengan iris yang menatap kearah lain—Ruangan dengan aksen woody yang begitu kental serta buku yang bertumpuk walaupun tidak berdebu. Irisnya menangkap sebuah lukisan dengan sosok pria yang cukup tampan disana.
"Ayah? Kau kah itu?" gumam Jungkook yang kini terdiam tanpa mengalihkan pandangannya seolah menunggu jawaban. Ia menghela nafasnya dan memilih untuk menunduk ketika dirinya tak mampu mengingat kenangan tentang Ayahnya semasa kecil, mungkin memang Ayah nya tidak ada atau entah—Jungkook tidak terlalu mempedulikannya.
Jungkook terdiam ketika ia melihat sebuah gulungan yang tampak berjatuhan membuat Jungkook sedikit membungkuk dan meraih gulungan itu, sangat banyak membuat Jungkook memilih untuk mengangkat gulungan itu terlebih dahulu keatas meja membuatnya sedikit batuk karena gulungan menyisakan debu. Namun, Jungkook terdiam ketika ia menemukan tulisan latin membuat kening yang berkerut.
"Tulisan latin dengan bahasa yang aku gunakan—Sangat unik" guman Jungkook yang kini memilih melebarkan gulungan itu diatas meja dan menatap tangga yang tertera membuat keningnya berkerut, sangat berkerut dengan pandangannya yang ia buang ke arah lain tampak berpikir. Namun, iris hitamnya kembali menatap kearah kertas dihadapannya.
"1442—" gumam Jungkook yang kemudian tertawa dan mengangkat kertas itu, lalu melihat dibaliknya dengan tawa yang perlahan menghilang membuat Jungkook mengusap keningnya singkat dan mencoba membaca huruf latin itu dengan kening yang berkerut.
'Kami tiba di sebuah Negeri yang indah—Daun nya berwarna hijau, pijakannya berupa tanah, dan bangunannya dari kayu—Seperti Alathana ribuan tahun lalu'
Jungkook terdiam membuatnya memiringkan kepala dengan helaan nafas yang kini berpikir jika gulungan dihadapannya adalah sebuah dongeng—membuat Jungkook mengangkat gulungan liannya mencari lembar pertama, namun tampaknya tidak ada yang menjadi awal untuk dongeng lampau dihadapannya.
'Udaranya hangat dan tak ada yang bisa di ajak bicara di dunia ini—Aku Lanarta dan Bangsawan pun memutuskan untuk menebang kayu dan membangun bangunan menggunakan kekuatan Lanarta serta Lanaorda miliknya'
Jungkook menggaruk rambutnya yang terasa sedikit gatal dan menganggukkan kepalanya—dengan helaan nafas yang terdengar begitu berat karena dirinya kembali merasa sedikit kebingungan sekarang.
'Hingga, kami pun hidup dengan nyaman—Sangat nyaman hingga aku mengalami kehamilan ku di tempat ini bersama pendamping ku yang begitu menyayangi ku. Hanya saja—Udara di tempat ini menjadi panas seiring berjalannya waktu—Panas itu berada di puncak ketika aku melahirkan hingga aku jatuh sakit seperti sekarang'
Jungkook mengerutkan keningnya dan kembali mengangguk seolah ia mengerti membuat Jungkook memiringkan kepalanya dan membuka gulungan lain dengan bentuk tulisan yang tidak lagi latin membuat nya menatap tahun yang tertera 1443 disana.
'Istriku meninggal—Di musim yang begitu panas dan aku yang merasa sekarat sekarang. Ini terlalu panas untukku dan aku harus menemukan cara untuk kembali—Aku harus kembali ke Negeriku Alathana bagaimana pun caranya—Pasti di jelaskan dalam salinan Kitab Lagaos yang di buat oleh istriku itu'
Kisah itu terhenti membuat Jungkook membulatkan matanya dan menatap tidak percaya gulungan cerita yang bahkan tidak memiliki awalan dan akhirnya, membuat Jungkook menggelengkan kepalanya pelan dan memilih untuk kembali mengedarkan pandangannya—Ia harus menemukan sebuah buku yang mampu menyelesaikan cerita itu.
Namun, Jungkook terdiam menatap sebuah buku yang tampaknya ditulis satu tahun sebelum kelahirannya, membuat Jungkook meraih buku yang tergeletak dan mengangkatnya keatas meja—Lalu Jungkook membuka nya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ring Solar Eclipse [TAEKOOK]
Romance"He had the magic in his eyes, even the stars envied" Menyeramkan ketika aku yang datang ke tempat dimana hanya ada gelap dan dingin yang begitu menakutkan-begitu sepi sebelum mata kegelapan itu menyapa, menarik ku penuh penuh amarah. Namun, ketika...